39

3.7K 270 103
                                    

"Untuk pertama kalinya, aku tak perlu berusaha keras untuk bahagia. Karena saat bersamamu, hal itu terjadi begitu saja."

♡♡

Tokk..! Tokk..!

Ravael terpaksa bangkit dari posisinya yang nyaman untuk membukakan pintu. Citra saat ini sedang pergi ke supermarket dan Mang Awan mengantarnya, maka mau tidak mau Ravael lah yang harus menyambut tamu itu.

"Siapa sih pagi - pagi gini?" pikir Ravael.

Ketika Ravael membuka pintunya, ternyata Audy dan Jihan. Pasti mereka sudah mendengar kabar tentang Rendra.

"Maaf kita ganggu pagi - pagi. Zanethanya ada? Kita mau ketemu dia sekarang," ucap Jihan.

"Lagi tidur. Nanti kesini aja lagi," jawab Ravael cuek.

"Emang kita gak boleh nunggu disini aja? Kan gue penasaran sama kondisi Zanetha, dia pasti butuh kita sekarang, Rav," pinta Audy sedikit memelas.

Ravael menghela nafas panjang. "Gue gak mau ada tetangga salah paham. Kalian pulang aja,"

"Kok gitu sih? Zanetha pasti nangis - nangis ya? Dia sakit gak? Gue khawatir dia demam kalo terlalu nguras energinya," tanya Jihan khawatir.

"Biarin kita liat Zanetha sebentar aja. Gue cuma mau liat kondisinya, satu menit gakpapa deh,"

"Nanti lo ganggu Zanetha. Dia lagi istirahat," sahut Ravael masih tetap keras kepala juga.

"Ah, ya udah. Tapi kalo dia udah bangun, suruh Zanetha kabarin kita ya? Kabarin secepet mungkin," ucap Audy akhirnya mengalah.

Dan Ravael hanya menjawab dengan anggukan. "Sana pulang,"

Kemudian bersamaan dengan perginya Audy dan Jihan, ternyata Citra baru saja tiba bersama Mang Awan. 

"Loh kok temen - temennya disuruh pulang? Kenapa gak masuk dulu?" tanya Citra kebingungan.

"Temennya Zanetha," jawab Ravael sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

Citra langsung sibuk membereskan bahan - bahan masakan yang tadi ia beli, sedangkan Ravael juga sibuk. Sangat sibuk dengan pikirannya yang dipenuhi Zanetha.

Ravael berusaha mencari cara agar Zanetha tidak lagi terus menerus bersedih terpuruk seperti itu, ia harus membuatnya bangkit. Rendra juga tak akan bahagia melihat Zanetha yang menjadi seperti sekarang.

Ayo cari cara. Kira - kira ide apa yang tepat? Apa yang harus Ravael lakukan untuk Zanetha?

Perlahan Citra mendekati Ravael yang terduduk di ruang tengah. "Pak Ravael butuh sesuatu? Kelihatannya lagi bingung," tanya Citra tiba - tiba di hadapan Ravael.

Ravael mengangkat kepalanya. "Enggak."

"Apa gue minta bantuan Citra? Mungkin sesama perempuan bakal ngerti dan dia bisa bantu gue," batin Ravael.

Aduh. Mengapa Ravael menjadi gugup seperti ini ya? Rasanya ia salah tingkah dan hatinya berdebar terus. Sudahlah, Ravael harus sedikit perlahan menghilangkan gengsinya.

"Cit, ada ide gak?" tanya Ravael tiba - tiba yang spontan membuat Citra kembali menoleh.

"Ide apa, Pak? Mungkin saya bisa bantu."

"Buat Zanetha. Biar dia gak stress lama - lama," ujar Ravael gengsi sambil membuang mukanya.

"Oalahh buat nona Zanetha.. Ajakin date aja," jawab Citra santai.

Ravael langsung membulatkan matanya. "Date? Gue sama dia aja gak pacaran,"

"Ya gak perlu pacaran. Ajakin aja non Zanetha lakuin hal - hal seru gitu, biar dia sedikit lupa sama lukanya. Pasti dia seneng banget, Pak," 

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Where stories live. Discover now