28

4.2K 304 28
                                    

"Mungkin aku terlihat tersenyum di matamu, tapi sebenarnya hatiku sakit melihat kamu bersamanya."

♡♡

"Biar saya bereskan piringnya," ucap suster yang ada di rumah sakit itu setelah Ravael menyelesaikan makan malamnya.

Tubuhnya masih lemas dan sulit bergerak, terutama tentu bagian kakinya. Rasa nyeri itu sangat sakit dan membuat Ravael tidak bisa istirahat.

Sial. Seharusnya sekarang ia kini berada di basecamp geng musuhnya, bukan di ruangan rumah sakit. Tetapi Ravael tidak menyesal, ia bersyukur bisa menyelamatkan gadis malang itu. Zanetha tidak tahu apa - apa.

"Kira - kira siapa pelakunya ya?" tanya Austin sambil merapikan meja yang berada di sisi tempat tidur Ravael.

"Mana gue tau,"

"Kasian Zanetha, gak tau apa - apa eh tiba - tiba disamperin perampok gitu. Pasti dia ketakutan banget," ucap Hakim.

Ravael melirik ke arah jam dinding. "Kalian pulang aja. Gue pengen sendiri, besok kan sekolah,"

"Astaga, gue lupa besok sekolah! Rav, kita pulang dulu ya? Besok pulang sekolah gue ajak yang lain buat jenguk lo," sahut Hakim lagi.

"Terserah. Sana pulang aja,"

Austin menepuk bahu Ravael. "Cepet sembuh. Jangan kelamaan di rumah sakit, nanti lo naksir sama suster disini," bisiknya usil. Dengan cepat Ravael mendorong tubuh Austin.

"Selamat malam, ganteng! Duluan yaa," pamit Hakim.

Suasana di ruangan itu mendadak sepi dan hampa. Sebenarnya Ravael tidak ingin benar - benar sendiri, ia butuh sesuatu atau seseorang yang menemaninya dan membantu suasana hatinya membaik. Pikiran Ravael sangat kacau dan berantakan sekarang.

Driinggg.. Driinggg...

Ravael memutar bola matanya malas. Perasaannya tidak enak, pasti ini telepon dari kedua orang tuanya. Namun ketika ia membaca nama yang tertera, senyumnya sedikit terulas. ZANETHA.

Bahkan Zanetha tidak hanya menelepon, ia melakukan videocall dengan Ravael. Apa yang gadis ini lakukan?

"Apa lagi sih?" tanya Ravael ketus ketika ia baru saja mengangkatnya.

"Selamat malam, Pak Ravael. Tunggu sebentar ya, Non Zanetha lagi ambil sesuatu," sahut Citra yang ternyata menghubunginya.

Ravael langsung sedikit salah tingkah karena malu, ia kira tadi Zanetha yang menghubunginya langsung.

"Hai!!! Gue tau pasti lo kesepian kan? Nah sekarang gue bakal temenin lo sebelom lo tidur, oke?" teriak Zanetha tiba - tiba datang dan langsung heboh.

"Lo ngapain?" tanya Ravael lagi. Ia tidak sedang ingin bercanda atau membuang - buang waktu seperti ini, tubuhnya butuh istirahat.

Zanetha yang menggunakan celemek di tubuhnya yang mungil itu terlihat sangat bersemangat. "Kok lo nanya gue ngapain? Emangnya gak bisa liat? Gue lagi bikin indomie goreng yang supeerr enakk!!! Ada mbak Citra juga nemenin gue," 

"Lo sekarang jadi chef?" sahut Ravael menyindir.

"Apaan sih? Gue mah maunya belajar makeup biar makin cantik, ngapain jadi chef? Ah, lo malah salah fokus. Sekarang lo pokoknya temenin gue makan dulu,"

Ravael menggeleng - geleng melihat tingkah Zanetha. "Kurang kerjaan," pikirnya.

"Terus lo ngapain nelfon gue? Gue mau istirahat,"

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Where stories live. Discover now