16

4.2K 327 11
                                    

"Lewat kesalahan kita akhirnya mengenal kata maaf. Lewat kata maaf, kita memperbaiki kesalahan."

♡♡

Zanetha memainkan jemarinya karena merasa gugup, ia jarang datang ke pesta mewah seperti ini. Tetapi ia berusaha menutupinya dari Ravael.

Ravael melirik pada Zanetha. "Kenapa?" tanyanya.

"G-gakpapa, gue cuma-"

"Gak perlu gugup, kan ada Pak Ravael disamping nona Zanetha. Disana juga gak akan terjadi hal aneh - aneh kok," potong Mang Awan sambil tersenyum. Ia sedaritadi memperhatikan Zanetha yang gelisah dan terus menerus menghela nafas panjang.

"Berlebihan," umpat Ravael dengan suaranya yang kecil tetapi masih dapat terdengar. Zanetha mendengus kesal sambil membuang muka.

Setelah beberapa jam, akhirnya mereka tiba di rumah Austin yang dua kali lebih besar dari rumah Ravael. Wah, benar - benar sangat mewah seperti istana di film Disney! Zanetha turun dari mobil dan matanya berbinar - binar.

"Jangan bikin gue malu malam ini," bisik Ravael, kemudian ia masuk terlebih dahulu ke dalam.

Mereka langsung disambut oleh Hakim, Edgar, dan Ezra yang sepertinya sudah tiba sejak tadi. Tempat itu sangat ramai, kira - kira dipenuhi sekitar 70 orang yang tidak Zanetha kenal.

Ravael dan ketiga sahabatnya saling bertos ria. "Kenapa telat lo?" tanya Edgar dengan suara agak kencang karena suara musik yang menggelegar di seluruh ruangan.

"Macet," jawab Ravael berbohong. Padahal mereka terlambat karena Zanetha yang lama bersiap - siap.

"Zanetha hai! Gue baru sadar lo dateng juga ternyata," ucap Hakim sambil spontan memeluk Zanetha sesaat. Zanetha hanya tersenyum, sejujurnya tidak terlalu nyaman dengan suasana disana. 

Edgar merangkul bahu Zanetha. "Mau gue temenin makan? Disana ada banyaakk banget makanan,"

"Gak usah gakpapa, gue belom terlalu laper," sahut Zanetha berusaha tetap sopan.

Ezra menjauhkan tangan Edgar dari Zanetha. "Cari cewek lain aja buat digodain, jangan yang ini."

Zanetha menoleh pada Ezra dengan bingung. "Kenapa dia jadi ngelindungin gue?" pikirnya.

Lalu Ravael pun mengambil dua gelas jus untuk dirinya dan Zanetha. "Nih buat lo," ucap Ravael masih dengan cueknya. Zanetha menerima minuman itu sambil tersenyum ramah.

"Rav, disitu ada Carina inget gak? Anak temen bokapnya Austin yang cakep banget!" bisik Hakim.

"Gak tertarik," jawab Ravael.

Karena merasa tidak nyaman, Ravael pun mulai asik berbincang dengan sahabat - sahabatnya, maka Zanetha memilih untuk pergi dari sana. Tanpa izin, ia pun berjalan pergi mencari tempat yang lebih sepi.

Hakim mengacak - acak rambut Ravael. "Hebat lo! Kok lo bisa bawa Zanetha kesini?" teriaknya sambil mengacungkan jempolnya.

Ravael tertawa. "Itu mah gampang banget,"

"Wah lo sih bener - bener jagoan gue banget!" sahut Edgar antusias. Ezra hanya tersenyum miring melihat tingkah sahabat - sahabatnya.

-x-x-x-

Zanetha duduk di pinggiran kolam renang yang letaknya di bagian belakang rumah Austin.

"Gue kira pesta kayak ginian bakal seru, ternyata enggak sama sekali. Tapi seenggaknya gue pernah ngerasain jadi cewek cantik, dateng ke pesta orang kaya," ucap Zanetha pada dirinya sendiri.

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora