14

4.1K 302 3
                                    

"Karena pada waktu yang tepat, tanpa kau rencanakan pun, jodoh tidak akan pernah tertukar."

♡♡

Setelah membersihkan diri, kini Ravael dan Zanetha berada di ruang makan untuk makan malam bersama. Di sana juga ada Citra yang selalu siap melayani mereka.

Citra menyiapkan alat makan untuk mereka berdua. "Non Zanetha sudah baikan? Kalo ada luka atau perlu bantuan, langsung panggil saya saja."

Zanetha mengangguk. "Siap mbak! Makasih atas perhatiannya,"

Setelah Citra selesai melakukan tugasnya, ia pun pergi ke kamar belakang untuk beberes. Sekarang hanya ada Ravael dan Zanetha di ruangan itu, meskipun Ravael hanya sibuk dengan ponselnya.

"Makasih," ucap Zanetha sambil menyuap sesendok nasi.

"Hm?"

"Ya gue mau bilang makasih karena kejadian tadi. Gue tau seharusnya gue gak diem aja disana, tapi gue terlalu takut buat ngelawan Sergio," jelas Zanetha.

Ravael hanya manggut - manggut mengerti. "Lo itu manusia, bukan robot! Kenapa sih susah banget ngomong? Apa lo harus diatur pake remote?"

Tetapi Ravael hanya diam saja dan tidak pedulikan Zanetha. Lalu Zanetha beranjak dari tempat duduknya dan langsung membuka lengan baju Ravael tanpa memberi aba - aba.

"Kok masih memar gini? Lo gak kasih perban ya?" tanya Zanetha.

"Lupa."

"Lupa?! Ih, lo tuh susah banget sih dibilangin, Rav. Liat aja nanti cewek - cewek pada geli liat lengan lo merah gitu,"

"Bodo amat,"

Zanetha mendengus kesal. "Beneran deh lo itu susah-"

Duar! Duar! Duar!

"ARRGHH!"  jerit Zanetha sambil menutup kedua telinganya rapat - rapat. Ravael menatapnya dengan wajah bingung.

"Lo takut sama kembang api?" tanya Ravael sedikit menyinggung.

"Gue dari kecil takut sama kembang api, tapi sekarang udah gak se-parah dulu sih."

Mendengar ucapan Zanetha, tiba - tiba Ravael teringat sosok seseorang di masa kecilnya. Ia pernah memiliki teman yang juga takut dengan kembang api, tetapi sayangnya ia lupa dengan namanya.

Duar!

Spontan Zanetha yang ketakutan itu menggenggam erat kemeja yang dikenakan Ravael. Jantungnya berdegup kencang dan rasa paniknya mulai bermunculan. "Gue takut. Gue gak mau ada kembang api!" ucap Zanetha sambil memejamkan matanya.

Ravael memperhatikan tangan Zanetha yang tidak mau melepaskan kemejanya dan wajah gadis itu yang sangat ketakutan, ia benar - benar takut ternyata. 

"Lo beneran takut?" tanya Ravael memastikan, siapa tahu Zanetha hanya berakting.

"Iya! Kenapa lo banyak tanya sih?" jawab Zanetha dengan sedikit berteriak. Ia pun melepaskan tangannya lalu berusaha menenangkan dirinya. Ia menarik nafas pelan - pelan dan menghembuskannya.

Zanetha mulai memijat telapak tangannya sambil mengucapkan "Tenang, tenang.." beberapa kali.

Ravael tidak bisa melepaskan pandangannya dari Zanetha. Tingkah laku Zanetha kini persis dengan sosok di masa kecilnya yang tadi ia pikirkan. Apakah Zanetha benar - benar orang itu? Tapi tidak mungkin!

"Lo pernah kenal gue pas kecil gak?" tanya Ravael. Zanetha menoleh dan menatapnya dalam - dalam, ia berusaha mengingat masa kecilnya.

"Maksudnya? Kayaknya enggak,"

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Where stories live. Discover now