23

3.7K 281 18
                                    

"Mengucapkan kata maaf dengan segenap konsekuensinya, mudah dilakukan oleh siapapun yang belum berkeras hati."

♡♡

Zanetha asik nonton Youtube karena memang hanya itu kegiatan yang mengisi kekosongannya di malam hari. Sejujurnya kini hatinya gundah karena memikirkan Ravael. Laki - laki itu masih belum pulang setelah pergi tadi sore.

Kini sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. "Dia kemana sih?" pikir Zanetha sambil mengetuk - ngetuk meja dengan jemarinya.

"Bodo ah! Gue juga gak peduli,"

"Astaga Pak Ravael! Bapak habis dari mana?" ucap Citra tiba - tiba dari bawah. Dengan secepat kilat, Zanetha langsung berlari ke luar kamarnya dan menghampiri Ravael.

Zanetha terkejut, langsung menutup hidungnya ketika menyadari tubuh Ravael kini bau alkohol. "Dia minum - minum ya?" tanya Zanetha.

"Sepertinya begitu. Sebelumnya dia gak pernah minum alkohol selain di acara keluarga,"

"Rav? Ravael! Sadar Ravael," ucap Zanetha sambil menepuk pipi Ravael pelan.

"Dieemm!" bentak Ravael sambil memejamkan matanya.

Perlahan Zanetha dan Citra membawa Ravael ke kamarnya. Tubuh laki - laki ini cukup berat, untungnya mereka berhasil membopongnya bersama. Apa yang sebenarnya Ravael lakukan? Apa yang terjadi?

Ravael berbaring di tempat tidurnya yang luas itu dan tersenyum sendiri. 

"Non, saya mau kembali ke kamar dulu. Biarkan saja Pak Ravael beristirahat," ujar Citra. Zanetha mengangguk sambil tersenyum.

Setelah Citra pergi dari kamar Ravael, Zanetha pun menatap Ravael dengan dingin. "Ngapain juga gue khawatir sama lo? Lo kan bukan siapa - siapanya gue,"

"Ravael, lo ada masalah apa sih? Kenapa minum alkohol sampe kayak gini? Astaga, bahkan sekarang seisi kamar lo jadi bau!"

"Bisa gak sih lo sekali aja-"

Ravael menutup mulut Zanetha dengan telapak tangannya. "Diem bisa? Gue ngantuk dan gue gak perlu denger ceramahan hari ini. Pergi pergi!"

"Sekarang lo ngusir gue?! Eh, setelah tadi lo tiba - tiba bawa perempuan ke rumah entah-"

"Udah malem, lo balik aja ke kamar. Jangan bikin kepala gue makin pusing!" potong Ravael sambil menarik selimutnya.

"Oke. Kalo lo mau gue pergi sekarang, gue bakal pergi. Tapi inget, mulai detik ini, kita.. MUSUHAN. Gak usah lo ngomong sama gue lagi!" teriak Zanetha.

"Terserah lo. Cepet pergi, gue mau istirahat!" 

Zanetha pun berjalan pergi dan membanting pintu kamar Ravael dengan sengaja. Ia mendengus kesal dan menendang pintu itu sebelum akhirnya benar - benar pergi. "Gue doain lo gak sadar sampe besok biar gak usah sekolah!!"

-x-x-x-

"Nanti saya gak akan datang telat lagi jemput kalian. Saya janji," ucap Mang Awan sebelum Zanetha dan Ravael turun dari mobil.

"Kalo terlambat lagi, saya lebih baik cari pengganti," sahut Ravael ketus. Lalu ia langsung keluar dari mobil.

Kepalanya masih sedikit terasa pusing, tetapi kini ia sudah benar - benar sadar. Seharusnya ia tidak minum alkohol semalam.

Zanetha berjalan cepat mendahului Ravael dan memberikannya tatapan sinis agar laki - laki itu mengerti jika Zanetha sedang marah. "Gak perlu minta maaf, gue gak akan maafin," ucap Zanetha sambil mengibaskan rambutnya.

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Where stories live. Discover now