17

4.2K 305 8
                                    

"Setelah badai selesai, kamu tidak akan ingat bagaimana kamu berhasil melewatinya, bagaimana kamu dapat bertahan. Tapi saat kamu keluar dari badai, kamu tidak akan menjadi orang yang sama saat sebelum masuk."

♡♡

Pagi harinya, Zanetha sudah siap ke sekolah terlebih dahulu. Ia sedang asik menyantap sarapannya dan ditemani oleh Bibi Nala.

"Kemarin gimana pestanya?" tanya Bi Nala sambil tersenyum ramah.

"Aku nyesel dateng kesana. Emang aku gak pantes jadi cewek cantik, dateng ke pesta, hidup mewah,"

"Kok ngomongnya gitu, Non? Kan seru bisa makan banyak, ketemu temen - temen juga di pesta,"

Ravael tiba - tiba datang dan mengambil sepotong roti yang telah disiapkan Bi Nala sejak tadi. "Ayo berangkat," ucap Ravael cuek. Ia tidak peduli jika Zanetha masih marah padanya, yang penting ia sudah meminta maaf.

Zanetha menatap Ravael sinis. "Dasar cowok gak tahu malu!" umpatnya sambil bersiap - siap memakai tas sekolahnya.

-x-x-x-

Sesampainya mereka berdua di sekolah, langsung ada banyak pasang mata yang menatap mereka berdua. Zanetha merasa risih dan tidak nyaman dengan tatapan itu, ia hanya menunduk berjalan di belakang Ravael.

Berbeda dengannya, Raval malah membalas menatap tajam seluruh siswa dan siswi itu. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi juga tidak ingin mencari tahu.

"Ini ada apa sih? Kenapa kita jadi kayak buronan gini?" tanya Zanetha dengan suara pelan.

"Mana gue tau," jawab Ravael apa adanya.

Ravael mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah dan berusaha mengacuhkan pandangan mereka. Tatapan para murid itu bukan kagum atau iri atau semacamnya, tetapi sinis dan merendahkan.

"Duh, mending kita pulang aja yuk! Gue bolos aja deh hari ini," ujar Zanetha sambil menarik lengan seragam Ravael.

Kemudian tiba - tiba Tiara dan Audy berlari menghampiri mereka berdua. "Za, gawat gawat!" teriak Tiara panik. 

"Gawat apaan? Lo jangan ngomong setengah - setengah dong,"

"Satu sekolah udah tahu kalo kalian berdua tinggal bareng," bisik Tiara dengan berhati - hati. Ravael dan Zanetha saling berpandangan terkejut. "Kok bisa?!" tanya Zanetha.

"Bahkan kesebar juga gosip katanya kalian tidur bareng," lanjut Audy dengan wajahnya yang panik.

Zanetha mengacak - acak rambutnya frustasi. "Terus gue harus apa?" tanya Zanetha lagi. Ia tidak pernah menjadi pusat perhatian atau bahan gosip seperti ini sebelumnya.

Ravael mengangkat sebelah alisnya dan tetap tenang. "Kenapa harus panik? Yang penting kan itu bukan faktanya," lalu ia beranjak pergi.

"Bisa - bisanya dia tenang kayak gitu? Terus nasib gue gimana dong?!" ucap Zanetha lagi.

Audy memeluk Zanetha dengan lembut. "Tenang aja, kita bakal tetep sama lo. Jangan takut ya Zanetha,"

Baru saja mereka melangkahkan kakinya, tiba - tiba datang sekitar empat gadis seangkatannya yang bisa dibilang 'fans garis keras VOLK'. Pasti mereka akan melabrak Zanetha kan?

Zanetha menelan salivanya. "Jangan ganggu jalan gue," ucap Zanetha tegas. Ia berusaha menutupi rasa takutnya walaupun terlihat jelas di sorot matanya.

"Lo pasti udah ngerasa hebat banget ya sekarang? Wah, gue gak tau harus iri atau malu ngeliat lo," sindir salah satu dari mereka, Valen.

"Maksud lo apa ya?" sahut Tiara ingin membela Zanetha.

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang