49

9K 446 149
                                    

"Aku mohon jangan pergi, karena aku lelah dan tidak ingin jika harus mengenal orang baru lagi."

♡♡

Pagi harinya, Ravael langsung mandi dan bersiap - siap untuk kembali datang ke rumah sakit. Ia sangat khawatir dan merasa tidak tenang jika meninggalkan Zanetha disana, ia bahkan semalam kesulitan tidur. Ravael pun membawa sesuatu ke dalam saku celananya yang akan ia berikan pada Zanetha.

Citra menyodorkan Ravael sebuah susu hangat. "Pak, ini diminum dulu untuk sarapan. Sejak kemarin malam kan belum makan,"

"Buang aja atau kamu minum, gue gak butuh sarapan."

Dengan cepat Ravael memanggil Mang Awan dan menyuruhnya untuk cepat menyiapkan mobil. Walaupun ini sebenarnya masih jam tujuh pagi, tetapi Ravael ingin segera datang.

Mang Awan membukakan pintu untuk Ravael.

"Ke rumah sakit ya?" tanya Mang Awan dengan sopan.

"Iya. Ngebut aja,"

"Kalo ngebut mah bahaya, emang Ravael mau nyusul di rumah sakit?"

"Ayo jalan, gue gak ada waktu bercanda."

Ravael belum pernah terlihat seperti ini sebelumnya. Ia jarang mencemaskan seseorang hingga tidak memerhatikan dirinya sendiri bahkan tidak makan juga.

"Kalau memang sayang sama Non Zanetha mah ditunjukin atuh, jangan diem - diem disimpen sendiri. Mayat aja nih kalau ditutupin disimpen lama - lama kan bau ya,"

"Perasaan gue bukan mayat," sahut Ravael ketus.

"Seharusnya Ravael bisa jujur sedikit lebih awal lagi, sebelum nona Zanetha sakit. Saya yakin dia akan bahagia sekali,"

Mang Awan tersenyum melirik ke arah Ravael lewat spion. "Sudah saya bilang, jangan sampai nyesel sendiri. Kalau udah kehilangan, gak akan bisa dapetin yang sama untuk kedua kalinya."

-x-x-x-

Akhirnya setelah perjalanan cukup lama karena terjebak macet, Ravael pun tiba di rumah sakit. Ia langsung berlari kencang menuju ruangan Zanetha dirawat.

Ternyata disana masih ada Ester dan Livia yang sedang terduduk disana, wajah mereka masih lemas dan pucat seperti kemarin. Pasti juga merasa lelah.

Livia langsung menoleh ketika menyadari kedatangan Ravael. "Kok kamu disini, sayang? Gak sekolah?"

"Aku bolos hari ini. Aku gak bisa pergi ke sekolah,"

"Mama ngerti kalau kamu juga terpukul karena Zanetha, tapi gak seharusnya kamu kayak gini. Kan ada mama dan Bunda Ester yang jaga disini, kamu gak perlu bolos sekolah."

"Papa mana?" tanya Ravael, sengaja tidak mau melanjutkan perdebatan itu.

Livia mengelus rambut Ravael lembut. "Papa udah berangkat kerja, kamu duduk disana temenin Bunda Ester. Mama mau ganti baju dan ke kamar mandi,"

"Oke."

Kemudian Livia meninggalkan mereka berdua disana. Ravael pun memutuskan untuk duduk di samping Ester.

"Bun, apa kabar? Kalau capek, istirahat aja. Ravael disini bakal jaga Zanetha tanpa lengah sedikitpun," ucap Ravael.

"Gakpapa kok, bunda gak capek. Bunda setia nungguin Zanetha sembuh dan siuman,"

"Mungkin bunda bosen denger ini, tapi aku bener - bener tulus minta maaf. Mungkin akhirnya gak akan kayak gini kalo aku dateng tepat waktu kemaren," 

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang