31

3.8K 311 79
                                    

 "Langit tidak selamanya cerah, kadang hujan pun bisa membawa bencana dan perasaan juga sering kali bisa terluka."

♡♡

Akhirnya Zanetha dan Ravael pun kembali ke rumah diantar Mang Awan.

"ROGEERR! Kejutann," sambut Hakim dari depan pintu. Ternyata anak VOLK sedang berkumpul di rumah Ravael, bahkan tanpa sepengetahuannya.

Zanetha yang matanya bengkak dan merah, langsung berjalan cepat menuju ke kamarnya. Ia tidak ingin VOLK melihatnya dalam kondisi seperti ini.

"Kalian ngapain?" tanya Ravael kebingungan.

"Pengen main aja. Lo apain itu Zanetha? Kok kayak abis nangis gitu?" tanya Edgar.

Ravael menggeleng singkat. "Enggak, dia abis ada masalah."

"Udah kayak suami istri lo," ledek Austin santai.

"Ogah banget!"

"Gak boleh gitu lo, Rav. Zanetha lagian cantik, badan bagus, rajin, manis, polos, duh udah idaman banget! Terima aja sih perjodohannya," tambah Hakim.

"Kalo gue gak suka, ya gue gak mau!" 

Ezra tersenyum tipis. "Tunggu aja lo jilat ludah lo sendiri."

Membayangkan Zanetha menjadi pacar Ravael langsung membuat sekujur tubuh Ravael merinding. Lebih baik ia tidak pernah membayangkannya. "Idih. Gak akan,"

"Terus buktinya sekarang lo baik sama dia, karena apa? Pasti tanpa lo sadari, udah ada tuh perasaan cinta! Kalo lo emang nolak mentah - mentah perjodohan ini, pasti lo udah cabut ke rumah gue atau siapa gitu," lanjut Edgar.

Tidak salah sih. Tetapi Ravael juga tidak tahu jawabannya, pokoknya ia tidak mungkin menyukai Zanetha.

"Gue baik sama dia juga karena kasihan. Lo liat aja, karena gue kan dia sekarang jadi korban bully sama anak - anak cewek," jawab Ravael tanpa merasa dosa.

"Ah alesan! Emangnya kita bakal percaya?"

"Serius. Masa gue pacaran sama cewek kayak gitu? Bahkan rumah gue lebih mahal dari harga dirinya,"

Gelak tawa langsung pecah memenuhi ruangan itu setelah mendengar ucapan Ravael.

"Gila gila.. Sadis banget tuh mulut!" respon Hakim sambil tertawa puas.

"Lagian kalo gue pergi dari rumah, emangnya orang tua gue bakal biarin? Kita tunggu aja Zanetha yang pergi dari sini,"

Sedangkan Zanetha yang ternyata belum masuk ke dalam kamarnya. Hatinya teriris jauh lebih sakit sekarang setelah mendengar semua percakapan itu. Bahkan ucapan Ravael lebih menyakitinya daripada Tiara.

Zanetha tersenyum kecut. "Bego. Emang gue bego, segampang itu gue jatuh hati sama lo, Rav."

Lalu Zanetha masuk ke dalam kamarnya dan mengambil koper di atas lemarinya.

Ravael masih asik bercanda bersama sahabat - sahabatnya. "Gak gak gak mungkin..! Kalo dia yang suka sama gue sih mungkin, tapi gue gak mungkin suka dia,"

"Jangan terlalu percaya diri lo! Selera Zanetha juga tinggi kali," lanjut Edgar bercanda.

"Gue jamin lo nyesel sih sia - siain Zanetha sekarang. Tunggu aja lo nangis - nangis nanti," ucap Ezra dengan cuek.

-x-x-x-

Sekitar jam satu pagi, dengan perlahan Zanetha membawa koper besarnya keluar dari kamar. Ia berjalan mengendap-ngendap menuruni tangga. Semoga saja semuanya sudah tidur, jadi Zanetha dapat pergi dengan mudah.

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang