2 : Ingin Tahu

2.4K 402 100
                                    

"Siapa ibu kandungku? Dimana dia? Papa tidak pernah memberitahu keberadaannya padaku."

Hening. Yuuji tidak menjawab. Dia masih mengunyah rotinya dengan perlahan.

Sasaki sudah pernah menanyakan ini saat berusia 2 tahun. Yuuji hanya mengalihkan pembicaraan mereka waktu itu. Dan sampai beberapa tahun kemudian Sasaki tidak lagi mengungkitnya. Tapi tidak Yuuji sangka, Sasaki akan kembali bertanya. Disaat pikiran Yuuji melayang-layang pada masa lalu.

==========

"Yuuji, kemarilah."

Yuuji yang mulai menginjak masa remaja menghampiri sang kakek yang memanggilnya. Kakek Yuuji menepuk-nepuk pahanya untuk menyuruh Yuuji duduk dipangkuan.

Yuuji mendengus. "Aku sudah besar. Aku tidak mau duduk dipangkuan kakek seperti anak kecil." Ucapnya seperti sedang menyombongkan diri.

"Apanya yang sudah besar? Kau baru saja naik kelas 6 SD. Jangan sok-sokan bertingkah kayak orang dewasa. Dasar bocah." Seperti biasa, kakek Yuuji suka sewot. Kata-katanya itu yang kadang membuat Yuuji kesal. Karena itu juga kadang mereka jadi berdebat dan berakhir dengan Yuuji yang mengalah.

"Tulang kakek mulai rapuh. Aku takut tulang kakek patah ketika aku duduk dipangkuanmu."

"Kurang ajar." Kakek Yuuji bersedekap dada. Membuang pandangannya kearah lain.

"Sudahlah. Jangan malah merajuk seperti anak gadis." Yuuji memilih duduk di samping sang kakek. "Apa yang ingin kakek katakan?"

Menurunkan ego untuk tidak merajuk pada cucunya. Kakek Yuuji menjawab pertanyaan Yuuji.

"Yuuji, kau ini sebenarnya memiliki keistimewaan."

Alis Yuuji bertaut. "Apa itu?"

"Kau bisa hamil dan melahirkan anak layaknya seorang wanita." Ada guratan kekhawatiran di wajah kakek Yuuji ketika mengatakannya.

Bagi Yuuji yang kala itu hanyalah seorang bocah berumur 12 tahun, dia tidak terlalu menanggapi dengan serius perkataan sang kakek. Pikir Yuuji, mana mungkin itu benar. Ada-ada saja.

Maka dari itu, ketika pertama kali berhubungan badan dengan Satoru yang merupakan kekasih Yuuji. Pria tersebut tidak memakai pengaman dan mengeluarkan didalam. Yuuji tidak mempermasalahkan. Jujur, Yuuji sangat menikmatinya.

Setelah dua bulan berselang Yuuji merasakan gejalanya. Perut mual, muntah-muntah, dan gejala lainnya. Persis seperti gejala wanita yang sedang hamil. Yuuji langsung teringat dengan perkataan kakeknya. Tentang keistimewaan yang Yuuji miliki.

Apakah itu benar?

Untuk membuktikannya, Yuuji membeli alat tes sendiri. Mengetesnya di rumah dan yang muncul adalah, dua garis biru melintang secara vertikal. Awalnya Yuuji tidak percaya. Dia mengetes lagi dan hasil yang keluar juga sama. Begitu pula dengan hasil tes yang ketiga.

Ketika itu Yuuji tidak berani memberitahu Satoru. Karena mereka, bisa dibilang bertengkar hebat sehari sebelum gejalanya muncul. Juga, Yuuji merasa malu untuk bertatap muka dengan Satoru. Apalagi setelah dirinya tertangkap basah oleh Satoru sedang berhubungan badan dengan orang lain. Dalam pengaruh minuman beralkohol pula.

Kesalahan yang sangat fatal.

Yuuji benar-benar malu karena telah membuat Satoru kecewa.

Padahal saat itu adalah hari ulang tahun Satoru. Tapi Yuuji memberikan hadiah yang paling buruk yang pernah Satoru terima.

Yaitu, pengkhianatan.

==========

Dari tadi Sasaki lihat Yuuji cuma diam. Jadi dia memutuskan untuk memanggilnya.

"Papa. Kenapa diam saja?"

"Sasaki ayo segera siap-siap. Nobara mungkin sebentar lagi akan datang."

Yuuji memakan rotinya sampai habis. Dan membereskan piring mereka. Membawa ke tempat piring kotor. Mencuci dua piring itu dan mengeringkannya. Meletakkan kembali pada tempat deretan piring bersih.

Ketika mengelap meja makan untuk membersihkan remah-remah roti yang mereka makan tadi, Sasaki menarik lengan baju Yuuji. Bocah itu masih duduk diam di kursinya.

"Sasaki, kau belum bersiap? Ayo, nanti-"

"Papa jawab dulu pertanyaanku. Siapa ibuku? Dulu ketika aku bertanya, Papa tidak menjawabnya. Kupikir Papa memang tidak ingin memberitahuku." Sesak di dada Yuuji mulai terasa.

"Aku selama ini menahan diri untuk tidak menanyakan pertanyaan itu lagi pada Papa. Tapi sekarang aku sangat ingin tahu tentang ibu kandungku. Aku ingin tahu dia walau sedikit saja."

Ingin Yuuji mengatakan, "Akulah ibu kandungmu," pada Sasaki. Namun dia tidak bisa. Lidahnya terasa kelu. Yuuji belum siap. Banyak yang Yuuji takutkan jika dia mengatakan yang sebenarnya pada Sasaki. Yuuji takut Sasaki tidak akan percaya padanya atau menganggap Yuuji pria yang aneh.

"Kita bicarakan ini lain kali saja Sasaki. Kalau Papa sudah siap untuk mengatakannya."

Selesai mengelap meja, Yuuji berjalan menuju pintu depan apartemennya. Sebelum memegang handle pintu, Sasaki menghalangi.

"Aku hanya ingin tahu. Apa salah jika aku tahu tentang ibu kandungku? Setidaknya Papa bisa beritahu aku, apakah ibu kandungku masih hidup atau sudah meninggal?"

Tangan kanan Yuuji yang sempat terhenti di udara jatuh ke sisi tubuhnya. Mendengar kata meninggal membuat kepala Yuuji jadi sakit. Dia teringat akan Satoru. Tapi pertanyaan Sasaki yang sangat jelas jawabannya tidak bisa Yuuji jawab.

Yuujilah ibu kandung Sasaki.

"Papa mohon padamu Sasaki. Jangan paksa Papa untuk menjawabnya. Papa sudah bilang, kan? Papa akan memberitahu kalau Papa sudah siap. Jadi Papa mohon, jangan mendesak Papa begini."

Sasaki tercenung. Baru pertama kali ini Yuuji memohon padanya dengan wajah frustasi seperti itu. Biasanya, tidak pernah. Wajah Yuuji selalu terlihat cerah dan ceria. Sasaki tidak tega. Dia merasa bersalah.

Sasaki pun memeluk erat Yuuji. "Maafkan Sasaki. Sasaki tidak bermaksud untuk memaksa Papa. Papa jangan memohon begitu pada Sasaki."

Wajah Yuuji kembali cerah. Dia tersenyum lembut pada anaknya. Terlihat raut khawatir di wajah bak salinan Satoru itu.

Di luar apartemen tempat Yuuji dan Sasaki tinggal, Nobara yang hendak mengetuk pintu mengurungkan niatnya. Setelah mendengar pembicaraan dua orang yang berada di dalam, Nobara memilih untuk kembali turun keluar gedung apartemen dan menunggu di dalam mobilnya seperti biasa.

Ada hal yang tidak Yuuji ketahui. Selama ini Nobara, sahabat baik Yuuji, dia berpura-pura tidak tahu apa-apa setelah kejadian itu. Nobara memberikan informasi yang lain pada Yuuji. Nobara menutupi apa yang Megumi lakukan di luar negeri sana.

Padahal Nobara tahu semuanya.

Lalu sekarang Sasaki. Nobara dan Yuuji menyembunyikan fakta yang sebenarnya dari bocah itu. Kasihan. Nobara juga ingin memberitahunya namun Nobara tidak diizinkan.

'Sampai kapan aku harus terus berbohong pada mereka?'

***

Keasikan ngedit video jadi lupa mau update. Wkwk.

MirayukiNana

Rabu, 20 Januari 2021.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now