47 : Beruntung

1.7K 262 105
                                    

Mereka melakukannya. Hanya sekali penyatuan tanpa pengaman. Mereka saling memeluk. Menyalurkan kehangatan dan cinta kasih.

Satoru mengusap lembut surai Yuuji. "Maaf ya, aku kelepasan." Ucapnya. Dalam nada terdapat rasa bersalah.

Yuuji menggeleng pelan. Dia semakin membenamkan wajah ke dada bidang milik sang kekasih. "Tidak apa. Hanya denganmu aku mau melakukan itu."

"Seharusnya aku mencontohkan hal yang baik padamu. Aku sudah gagal sebagai guru."

Kepala Yuuji mendongak. "Kau tidak gagal. Kau sudah mencontohkan satu pelajaran untukku." Yuuji tersenyum jenaka. Berteman semu merah tipis menghias muka.

"Tapi itu bukan hal yang baik sayangku." Satoru yang gemas mencubit kedua pipi Yuuji. Sedangkan Yuuji tertawa hangat ketika Satoru memanggilnya dengan sebutan 'sayang'.

Yang mereka lakukan memang masuk dalam materi mata pelajaran di sekolah. Namun prakteknya bukan hal yang baik bila dilakukan dengan pemuda dibawah umur semacam Yuuji.

Satoru sadar dan merasa bersalah telah menodai pemuda tersebut. Tetapi Yuuji tetaplah Yuuji. Dia tidak pernah untuk menyalahkan orang lain. Sebesar apapun kesalahan orang lain kepadanya, Yuuji akan tetap memaafkan orang itu.

Karena itulah Yuuji yang sesungguhnya. Berhati baik dan pemaaf.

==========

Yuuji tidak pernah mengurangi perhatiannya pada Satoru. Namun semenjak adanya Sukuna yang dekat dengan Yuuji, Satoru merasa risih. Dia tidak suka. Yuuji bisa saja terpengaruh dengan tingkah laku Sukuna di masa lalu. Walau itu tidak mungkin.

"Sukuna ayo makan. Satoru yang bayarkan."

"Haa?!"

Yuuji menarik lengan Sukuna. Membawanya ke salah satu kedai di pinggir jalanan. Satoru melongo di tempat.

Selama makan fokus Yuuji terus jatuh pada Sukuna. Itu membuat mood Satoru turun drastis. Aura tidak senangnya menguar. Ditambah juga aura kecemburuan. Dan Sukuna menyadarinya.

Saat di perjalanan pulang pun Satoru hanya terdiam tanpa menanggapi ocehan Yuuji. Si pemuda jadi kesal karena diabaikan.

"Satoru, kau tidak mendengarkanku?" Tidak ada sahutan.

Yuuji menoleh dan dilihatnya Satoru menatap kosong ke depan. Nyawa Satoru seperti entah berapa dimana. Hanya tubuhnya saja yang bergerak lambat menyamai gerak kaki Yuuji.

Tangan Satoru ditahan untuk berhenti. Satoru tidak mengalihkan pandangannya. Yuuji menjinjit untuk menangkup wajah Satoru. Mengecup bibirnya hingga Satoru tersadar.

Cup.

Kecupan itu dilepas. "Ada apa Satoru?" Tanya Yuuji tepat menatap kedalam iris biru langit Satoru.

Satoru mengalihkan wajah. "Aku tidak suka kau terlalu memperhatikannya. Dia kan bukan siapa-siapamu."

"Sukuna maksudmu?" Satoru berdehem dengan enggannya.

Yuuji hanya tertawa ringan. "Hanya karena dia bukan siapa-siapaku, bukan berarti aku tidak boleh memperhatikannya. Dia hidup sebatang kara."

Tatapan Yuuji menyendu. Dia teringat dengan dirinya sendiri. "Aku juga hidup sebatang kara. Namun aku beruntung. Aku punya sahabat dan Satoru. Sedangkan Sukuna benar-benar sendirian."

Fakta itu tidak akan hilang. Keberuntungan sudah seperti mengiringi tiap langkah kita.

Jika kau beruntung, maka kau akan terlahir dari keluarga yang berada.

Jika kau beruntung, maka di masa depan kau akan jadi orang yang sukses.

Jika kau beruntung, kau terlahir sebagai orang yang cerdas.

Jika kau beruntung, kau punya keluarga yang begitu perhatian padamu.

Jika kau beruntung, kau punya sahabat yang selalu ada disaat apapun kondisimu.

Jika kau beruntung, kau punya teman yang banyak.

Jika kau beruntung, kau akan dipertemukan dengan jodoh yang baik nantinya.

Jika kau beruntung, semua usaha terbaikmu akan membuahkan hasil di kemudian hari.

Dan jika kau tidak beruntung, kau tidak akan pernah mendapatkan semua itu.

"Sebelum meninggal kakekku menitipkan pesan. Katanya, 'Bantulah orang-orang. Agat saat mati kau dikelilingi banyak orang. Agar saat mati kau tidak sendirian.' Karena itu aku ingin membantu Sukuna."

"Meski dia seorang penjahat sekalipun?"

"Iya. Mau dulunya dia jahat atau baik. Aku akan tetap membantunya. Karena Sukuna juga ingin merubah hidupnya ke arah yang lebih baik."

Satoru tercenung. Segitu baiknya Yuuji sehingga membantu orang lain tanpa pandang bulu. Sementara Satoru, dia tidak yakin bisa seperti Yuuji.

==========

Setelah kejadian tidak senonoh itu, Satoru tidak ingin menatap wajah Yuuji. Kekasih macam apa yang membiarkan dirinya digagahi oleh orang lain? Apalagi orang itu adalah Sukuna. Satoru tidak Sudi miliknya disentuh-sentuh oleh orang yang tidak dia suka.

"Katanya Yuuji mau membantu bajingan itu karena dia sama sepertinya." Ujar Satoru pada Megumi.

"Tapi Yuuji tidak perlu memberikan tubuhnya seperti itu." Kemudian permukaan meja dipukul.

Braak.

Megumi memandang sedih. "Aku sudah bilang, kau harus mendengar penjelasannya Yuuji."

"Yuuji itu orang yang baik Megumi!" Ya, Megumi tahu itu.

"Dia akan membantu siapa pun." Megumi juga tahu.

"Meski Sukuna melakukannya dengan kesengajaan. Yuuji pasti akan membelanya."

Semua itu benar. Yuuji memang pasti akan membela Sukuna sebesar apapun kesalahannya pada Yuuji.

***

Sudahi momen manisnya dan kita kembali ke masalah utama :)

MirayukiNana

Kamis, 10 Juni 2021.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now