33 : Bangga

1.6K 299 106
                                    

"Saat aku memeriksa Itadori, ada janin didalam perutnya. Umurnya baru jalan 3 bulan." Semua pasang mata menoleh kearah Shoko. Mereka semua menampilkan raut kebingungan.

"Maksudnya?" Mengumi bertanya ragu.

"Apa kau bodoh? Maksudku Itadori mengandung." Shoko menatap dua sahabat Yuuji yang berdiri di pojok ruangan. "Kalian tahu itu?"

Nobara sedikit terkejut. Dia menggeleng dengan tatapan tidak percayanya. "Yuuji laki-laki, bagaimana mungkin-"

Megumi memotong perkataan Nobara."Yuuji tidak pernah memberitahu kami." Megumi akan percaya apapun itu kalau menyangkut soal Yuuji.

Shoko menghela nafas. Bagaimana bisa orang yang paling dekat dengan Yuuji tidak tahu fakta itu? Dan mengapa pula pemuda tersebut tidak memberitahunya pada mereka?

Wanita berambut coklat sebatas punggung itu mengusap wajahnya kasar. Satoru rela bertaruh nyawa demi menyelamatkan Yuuji. Ternyata bukan hanya Yuuji saja yang dia selamatkan. Kehidupan baru, calon anak Yuuji juga diselamatkannya.

Shoko tidak bisa menampik perkataan Megumi jika Satoru sangat mencintai Yuuji. Itu memang betul adanya.

"Dia tidak mau memberitahu kalian karena itu anak dari penjahat." Megumi menoleh pada Suguru. Kata 'penjahat' yang dimaksud pasti untuk Sukuna.

"Bukan! Anak yang Yuuji kandung bukan anaknya penjahat itu!" Elak Nobara.

"Jadi itu anaknya siapa? Anak orang lain yang tidur dengannya sebelum penjahat itu?"

Nobara ingin mengelakkan kata-kata Suguru namun pria tersebut memasang senyum miring. Seolah sedang mengejek. Tidak, dia memang mengejek. "Kalau memang begitu. Berarti sahabat kalian itu ternyata seorang jalang, ya." Ucapnya menekan setiap kata.

Cukup sudah Nobara habis kesabaran. "BERANI SEKALI KAU MENGATAKAN YUUJI JALANG!" Teriak Nobara. Ingin Nobara memukul Suguru kalau saja Megumi tidak menahannya.

"Tahu apa kau tentang Yuuji? Kau bahkan tidak mengenalnya!" Nobara tidak terima sahabatnya dituduh habis itu dikatai. Mereka yang paling mengenal dan mengetahui sahabat mereka. "Yuuji bukan orang yang sehina itu asal kau tahu!"

"Tidak mungkin Yuuji mau melakukan hal yang kau katakan." Megumi berucap masih dengan menahan Nobara.

Suguru masih tersenyum miring. "Tidak mungkin katamu? Tapi dia melakukan itu didepan Satoru. Kalian juga ada di sana kan?"

"Yuuji disetubuhi penjahat itu pun pasti karena dia dibodohi olehnya!"

Agak ragu Megumi mengatakan ini, "Yuuji tidak akan mau disetubuhi oleh Sukuna." Dada Megumi sesak saat mengatakan nama Sukuna. Entah karena apa dia pun tidak tahu.

"Kalian sahabatnya, sudah pasti kalian akan terus membelanya."

"Yuuji--"

"DIAM! KENAPA KALIAN MALAH BERDEBAT?! INI RUMAH SAKIT!" Perkataan Nobara terhenti karena teriakan Nanami yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka berdebat.

==========

Teriakan Junpei barusan serasa de javu untuk Nobara. Dia pernah berdebat dulu dengan Suguru. Saat itu kondisinya sama seperti saat ini, Nobara sebagai pembela Yuuji.

"Bantu aku membawa Itadori-kun ke rumah sakit." Suara Junpei yang sedang memangku tubuh Yuuji menarik Nobara dari lamunannya. "Pakai mobilku." Kata Nobara.

"Sasaki-kun ikut aku." Ucap Junpei pada Sasaki yang tadi terdiam.

"Aku tidak--"

"Ikut!"

Sasaki kembali diam. Junpei tidak pernah memasang wajah dingin seperti itu kepadanya. Pria itu pasti marah karena Sasaki sudah keterlaluan, seperti apa yang Nobara katakan. Gara-gara dia Yuuji sampai pingsan. Sasaki merasa bersalah atas itu.

Kunci restoran Junpei lemparkan pada Yuuta. "Okkotsu-san, tolong jaga tempat ini sampai aku kembali."

Yuuta mengangguk dan membantu Junpei membawa Yuuji masuk ke dalam mobil Nobara. Setelahnya mobil itu pergi menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Nobara memanggil perawat. Dia mengatakan kondisi Yuuji. Lalu Yuuji dimasukkan ke ruang rawat. Momo yang menangani Yuuji menatap Sasaki sekilas sebelum memasuki ruangan. Bocah itu hanya tertunduk dan tidak mau menatap siapapun.

'Astaga, kondisinya langsung kacau begini.' Batin Momo menutup pintu.

Di luar Nobara sudah mondar-mandir. Nobara khawatir. "Jika sampai terjadi sesuatu yang serius pada Yuuji." Nobara menunjuk Sasaki yang mendongak untuk menatapnya. "Maaf saja. Tapi aku akan menyalahkanmu!" Ujar Nobara sedikit membentak Sasaki. Mata Sasaki berkaca mendengar kata-kata Nobara.

"Sasaki-kun, kemarilah." Junpei menepuk pelan kursi yang kosong di sebelahnya. Pria itu sudah tidak marah lagi. Tadi Junpei kepanikan maka dari itu dia harus berteriak agar Sasaki dan Nobara berhenti berdebat.

Sasaki menurut. Kaki jenjangnya dia bawa duduk di sebelah Junpei. Pandangan Sasaki masih fokus menatap kebawah. Tangannya saling bertautan. Jujur, Sasaki juga khawatir pada Yuuji.

"Jangan menangis. Itadori-kun pasti baik-baik saja. Dia orang yang kuat." Junpei mengusap rambut putih Sasaki. Menenangkannya yang terlihat menahan tangis.

"Karena Sasaki, Papa masuk rumah sakit." Suara Sasaki bergetar.

"Jadi, kau sadar kalau kau salah?" Sasaki mengangguk. "Bagus kalau kau menyadari kesalahanmu. Saat Itadori-kun siuman, minta maaflah padanya."

"Papa pasti tidak akan memaafkan Sasaki. Sasaki sudah jahat sama Papa."

"Itadori-kun itu orangnya pemaaf jika kau tidak tahu. Seseorang pernah berbuat salah tapi dia memaafkannya dengan mudah. Dia orang yang baik."

Sasaki tidak menyangkal perkataan Junpei. Karena itulah yang sebenarnya Sasaki banggakan dari Yuuji.

Yuuji itu kuat.

Yuuji itu hebat.

Yuuji itu pemaaf.

Yuuji itu baik.

Yuuji bisa menghadapi masalahnya dengan tegar.

Yuuji orang yang bahkan tidak pernah mengeluh.

Sasaki bangga memiliki orang tua seperti Yuuji. Dalam lubuk hati terdalamnya, Sasaki bersyukur Yuuji adalah orang tua kandungnya. Sebab itu yang selalu Sasaki harapkan.

Dari dulu Sasaki selalu menekatkan dalam dirinya. Bila dia sudah dewasa, Sasaki ingin menjadi orang yang seperti Yuuji.

"Saking baiknya, ketika dulu ibuku meninggal, Itadori-kun yang membantu mengembalikan semangatku. Itadori-kun juga yang membantuku mengoperasikan restoran milik ibu. Dia yang menyuruhku untuk tidak putus sekolah." Ujar Junpei mengingat masa lalunya.

"Kau jangan putus sekolah, Junpei! Nanti ibumu di sana marah. Sekolah itu penting tahu! Kau harus melanjutkan sekolahmu sampai tamat." Yuuji yang mengatakan itu pada Junpei.

"Tapi malah Itadori-kun yang putus sekolah."

***

Mulut Suguru minta ditabok.

Uhh, teruntuk jaringan. Baku hantam yok :v

MirayukiNana

Senin, 3 Mei 2021.

SORRY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang