43 : Desember

1.6K 291 150
                                    

London, 5 Desember.

Shoko kelabakan karena Satoru menghilang dari ruangannya. Suguru bilang mungkin Satoru pergi ke taman lagi, namun dia tidak ada saat dicari ke taman. Masih pagi dan keadaan taman sepi.

Pandangan Suguru mengedar ke seluruh penjuru ruangan Satoru. Dia tidak menemukan CCTV. "Coba cek CCTV rumah sakit saja." Ucap Suguru.

"Tunggu, di sini ada surat." Kata Utahime menunjukkan amplop yang tergeletak di atas meja. Mereka tidak jadi mengecek CCTV dan mendekati Utahime.

"Dari Fushiguro untukmu." Utahime memberikan suratnya pada Shoko.

Shoko membuka amplopnya perlahan. Menarik selembar kertas keluar. Membuka lipatan kertas itu. Satu kata terbaca olehnya. Shoko menatap lekat surat di tangannya.

"Apa isinya?" Suguru mencuri baca. Dia pun ikut mematung bersama Shoko.

Alis Utahime mengerut heran melihat kedua temannya terdiam setelah membaca isi surat dari Megumi. "Kenapa kalian diam?" Kemudian Utahime membacanya dengan suara.

Aku membawa Gojou-san pergi. Sebenarnya dia yang memaksa meminta pergi.

Mungkin kau tahu aku membawanya pergi kemana.

Maafkan aku Ieiri-san. Aku harap kau mengerti.

Utahime mendengus kasar. Kalau sudah begini mereka bisa apa?

"Menurutmu kemana?" Suguru bertanya.

"Kemana lagi kalau bukan ke Tokyo." Jawab Utahime. Mereka berdua pun menghela napas dalam. Sama-sama menepuk pelan pundak Shoko untuk memberi semangat.

"Mau bagaimana lagi. Kau sudah sekuat tenaga berjuang untuk menyembuhkannya tapi saat dia sudah sembuh dia dibawa pergi." Ujar Suguru.

"Cari saja orang lain, Shoko." Sambung Utahime.

Begitulah sistem dunia. Tidak semua yang kau inginkan akan menjadi milikmu.

Dua orang yang saling mencintai itu sulit untuk dipisahkan. Apalagi bila cinta mereka tulus dan murni. Sekuat apapun kau memisahkannya, mereka akan dipersatukan lagi oleh Tuhan.

Ingat ini! Kau tidak bisa memaksakan kehendakmu jika Tuhan tidak mengkehendakinya.

==========

Tokyo, 7 Desember.

7 AM.

Sasaki menatap sebal. "Papa, sudah Sasaki bilang yang memasak biar Sasaki saja."

Bocah itu mendorong punggung Yuuji untuk menjauhi kompor. Mendudukkannya di kursi meja makan.

Yuuji menggeleng melihat Sasaki mulai berkutat dengan bahan-bahan yang akan dia olah menjadi masakan. Sasaki belajar memasak sendiri tanpa Yuuji ajari. Kerjaannya juga rapi jadi Yuuji tidak perlu khawatir dapurnya akan berantakan.

Selesai memasak, Sasaki menghidangkan makanan di atas meja makan. Mereka memakannya bersama. Setelah itu, Sasaki melarang Yuuji untuk mencuci piringnya.

Kata Sasaki, "Biar Sasaki saja. Kaki Papa yang terkilir baru sembuh. Nanti kalau terkilir lagi bagaimana? Papa yang sakit, Sasaki yang sedih."

Uhh, benar-benar anak yang baik. Semua anak pasti akan khawatir dan sedih jika orang tuanya sakit. Benar, bukan?

Tidak lama Nobara datang ke apartemen Yuuji. Mengajak anak dan orang tua tersebut untuk jalan-jalan seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya.

Maka dari itu Yuuji meminta cuti kerja. Dengan paksaan dan rengekan dari Sasaki tentunya. Jika tidak, Yuuji tidak mau pergi ke Sendai hanya untuk jalan-jalan.

Yuuji bukan remaja lagi. Tidak ada waktu untuk bersenang-senang. Dia harus bekerja untuk membiayai kehidupannya dengan Sasaki.

Tapi karena Yuuuji sayang Sasaki, dia pun menuruti kemauan anaknya. Tidak ada salahnya juga sesekali membawa Sasaki untuk ke luar Tokyo. Bisa untuk menyegarkan otaknya juga dari berbagai masalah yang pernah menimpanya belakangan ini.

==========

Sendai, 7 Desember.

2 PM.

Yuuji menemani Sasaki bermain setiap wahana yang ada di taman bermain. Bocah tersebut tampak senang dengan apa yang dia lakukan. Disaat menaiki roller coaster, tawa Sasaki yang paling keras diantara suara orang lain.

Puas bermain, mereka bertiga beristirahat. Nobara pergi ke toilet, katanya. Yuuji membelikan es krim untuk anaknya. "Sasaki?" Namun Sasaki malah pergi ke tempat penjual permen kapas.

Karena terlalu bersemangat, Sasaki sampai tidak sengaja menabrak seseorang. Sasaki mendongak dan ingin mengucapkan maaf, tetapi kata-katanya tertelan kembali.

Saat melihat rupa dari orang yang ditabraknya. Sasaki spontan mengatakan, "Tou-san."

Orang itu mengedipkan mata bingung. Bingung karena rupa bocah di depannya ini seperti dirinya ketika dulu masih bocah. Nampak kayak salinan.

Yuuji datang. "Maafkan anak sa--"

Ketika mata mereka saling menatap. Orang tersebut tiba-tiba merasa pusing di kepala. Dia memegang kepalanya. Memori yang hilang berputar layaknya rekaman kaset.

==========

Satoru mendapatkan murid baru di kelas yang dia bina. Murid tersebut menunggunya di depan ruang guru.

Mereka sama-sama tersenyum ketika pertama bertemu. "Apa kau murid barunya?" Tanya Satoru. Murid itu mengangguk.

"Yosh. Namaku Gojou Satoru. Mulai sekarang aku adalah guru wali kelasmu." Ucap Satoru memperkenalkan diri.

Pria tersebut menepuk singkat pucuk kepala muridnya. "Siapa namamu?"

"Itadori Yuuji. Dari Sendai." Jawabnya dengan semangat masa muda.

***

Ini yang kalian tunggu kan :v

Selamat Hari Pancasila.

MirayukiNana

Selasa, 1 Juni 2021.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now