31 : Sama Persis

1.7K 294 134
                                    

Mata Nobara menatap setiap murid yang keluar dari pekarangan sekolah. Dia tidak menemukan Sasaki diantara murid-murid itu.

Sudah setengah jam dan tidak ada lagi murid yang keluar. Nobara mengecek jam tangannya. Nobara tidak telat menjemput Sasaki. Tapi kenapa Sasaki tidak kelihatan? Kemana bocah itu?

"Apa aku melewatkan Sasaki?" Gumam Nobara. Kemudian wanita tersebut menggeleng.

Tidak mungkin Nobara melewatkan Sasaki. Karena biasanya Sasaki yang langsung datang ke mobil Nobara saat dia melihatnya.

Nobara pun keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke sekolah. Keadaan di dalam sangat sepi. Nobara yakin sudah tidak ada murid lagi di sini. Nobara mulai cemas. Bagaimana kalau Sasaki diculik?

Nobara memejamkan matanya. "Apa yang aku pikirkan?"

Memeriksa seluruh kelas 2, isinya sudah kosong melompong. Kaki Nobara membawanya ke ruang guru. Bertanya pada seorang guru perempuan berambut sebahu yang berada di ruangan.

"Semua siswa sudah pulang dari tadi." Katanya.

Nobara jadi semakin khawatir. Dia takut pemikirannya benar. Dan kalau benar, habislah dia. "Kau kemana Sasaki?"

==========

Mobil Nobara terparkir di depan tempat kerja Yuuji. Suara gemerincing bel di atas pintu masuk berbunyi saat Nobara membuka pintunya.

"Kami sudah--" Yuuji yang sedang mengelap permukaan meja menghentikan kalimatnya. Mata Yuuji menatap Nobara yang tidak ada Sasaki bersamanya. "Loh? Dimana Sasaki?"

Yuuji mengecek ke luar, dan Sasaki juga tidak ada. "Kau tidak menjemputnya?" Tanya Yuuji.

Nobara mengatur nafasnya. Dia sangat khawatir. Nobara kira Sasaki sudah pulang duluan ke tempat Yuuji. Karena Sasaki tidak akan pulang ke apartemen. Kunci apartemen ada pada Yuuji. Tetapi tidak rupanya.

'Bagaimana ini?' Batin Nobara bingung. Kalau tidak diberitahu, salah. Kalau diberitahu, juga salah. Yuuji juga tetap akan khawatir jika Nobara memilih keduanya. Nobara tidak ingin Yuuji khawatir.

"Nobara?" Yuuji menyentuh pelan pundak wanita dihadapannya.

Nobara menelan saliva. "Aku sudah menjemput Sasaki seperti biasa bahkan menunggunya. Tapi Sasaki tidak ada keluar."

"Kau sudah mengecek di dalam?"

"Sudah. Dan aku tidak menemukan Sasaki. Aku juga sudah bertanya pada guru yang tersisa di sekolah. Katanya semua sudah pulang dari sejam lalu."

Yuuji sedikit kehilangan keseimbangan. Tangannya bertumpu pada ujung meja. Kuku jari digigit. Keringat dingin mengalir dari dahi.

Ini yang Nobara takutkan. Kalau ada sesuatu terjadi pada Sasaki, bukan hanya khawatir, Yuuji malah akan panik berlebihan. Yang parah, Yuuji sampai demam karena panik takut Sasaki kenapa-kenapa.

Junpei mendekati dua sahabat itu. "Mungkin Sasaki-kun pulang lebih cepat dan sedang belajar kelompok di rumah temannya(?)" Perkataan Junpei malah terdengar seperti pertanyaan.

"Ada apa?" Tanya Yuuta yang baru keluar dari dapur.

"Sasaki hilang." Jawab Toge.

Manik Yuuta melebar. "Ha? Yang benar saja kau, Inumaki-kun?!"

Suara gemerincing mengalihkan pandangan semua orang. Itu dia Sasaki tanpa kacamata hitamnya. Yuuji berlari memeluk erat anaknya tersebut. "Sasaki, kau habis darimana? Papa khawatir."

Toge memperhatikan keanehan dari raut wajah Sasaki. Tatapannya terlalu dingin menatap Yuuji. Dia juga tidak balas memeluk Yuuji. 'Apa terjadi sesuatu selama dia hilang?' Batin Toge.

"Papa, ibu kandung Sasaki. Benar?" Bisik Sasaki.

Yuuji melepaskan pelukannya. Memegang bahu Sasaki. "Apa maksud--"

"Papa jangan mengelak lagi!" Yuuji tersentak saat Sasaki menyingkirkan kedua tangannya. Begitu juga dengan Nobara dan Junpei yang berada paling dekat dengan mereka.

Sasaki baru saja membentak Yuuji. Pertama kalinya dia membentak Yuuji. Sampai Yuuji terdiam dibuatnya.

"Sasaki tahu semua! Sasaki juga tahu apa hubungan Papa dan Gojou Satoru!"

Semua orang terkejut. Dalam pikiran mereka bertanya, 'Darimana Sasaki mengetahuinya?' Yuuta dan Toge saling pandang. Memikirkan hal yang sama.

Sasaki melihat manik Yuuji bergetar. "Papa kekasihnya Gojou Satoru. Papa pernah tidur dengan orang lain dan membuat Gojou Satoru marah sama Papa."

"Sasaki. Sudahi itu."

Sasaki menatap dingin Nobara yang hendak melangkah mendekatinya dan Yuuji. Tubuh Nobara seketika kaku. Tatapan itu sama dengan tatapan Satoru dulu. Tatapan yang seolah mengatakan, "Diam. Jangan ikut campur. Aku tidak menyuruhmu berbicara."

Sama persis. Namun dengan aura yang berbeda. Saat itu aura Satoru penuh dengan kemarahan. Sedangkan saat ini aura Sasaki penuh akan penuntutan.

Sasaki menuntut jawaban dari Yuuji.

"Ne Papa." Sasaki menatap manik Yuuji. Menusuknya dalam-dalam lewat tatapan itu. "Ini pertanyaan terakhir Sasaki karena Sasaki tidak mencari tahunya. Jadi, siapa ayah Sasaki? Gojou Satoru atau pria yang pernah meniduri Papa?"

"Yuuji!"

"Itadori-kun!"

Nobara dan Junpei berteriak bersamaan saat melihat Yuuji pingsan. Sedangkan Yuuta dan Toge tidak bergerak. Mereka menahan nafas melihat kejadian didepan mereka. Sama-sama terlintas dalam pikiran, 'Bocah itu sama persis seperti Gojou-sensei kalau dia sedang dalam mode serius.'

Selama ini Sasaki tidak pernah menunjukkan pada mereka kalau dirinya sedang serius. Bukan berarti Sasaki sering bermain-main.

Sasaki selalu menutupi sesuatu dengan senyuman seakan tidak terjadi apa-apa. Seolah semua baik-baik saja.

Sama persis seperti Yuuji.

***

Yo. Pagi!

Gimana? Mentalnya baik-baik aja, kan?

MirayukiNana

Senin, 26 April 2021.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now