32 : Tidak Jelas

1.6K 284 59
                                    

Sasaki itu pintar. Untuk anak kelas 2 SD, dia terlalu pintar. Diam-diam Sasaki sering belajar semua materi untuk anak kelas 6. Karena itu Sasaki tahu maksud dari kata 'meniduri' yang Mai gunakan.

Meski Sasaki tahu jawaban dari pertanyaannya, tapi dia masih membutuhkan jawaban Yuuji. Jika jawabannya memang Satoru, itu tidak menjadi pertanyaan terakhir Sasaki.

"Sasaki, kau keterlaluan! Bukannya sudah aku katakan? Jangan memaksa Yuuji! Kau membuat pikirannya jadi terbebani!" Ujar Nobara menahan diri untuk tidak memukul anak sahabatnya ini. Kedua tangan Nobara sudah terkepal sedari tadi. Ia siap memukul Sasaki jika saja bocah itu bukan anak Yuuji.

"Nobara-san tidak tahu!" Sasaki mengepalkan jemari tangannya. "Papa juga tidak tahu. Kalian semua tidak tahu alasan sebenarnya mengapa Sasaki sampai memaksa Papa!"

"Itadori, wanita yang tiap hari menjemputmu itu ibumu, ya?" Tanya salah seorang teman laki-laki yang sedang mengerubungi Sasaki.

"Bukan. Dia temannya Papa."

"Lalu, dimana ibumu?"

Mulut Sasaki terbuka lalu menutup. Begitu hingga beberapa kali. Teman sekelasnya menatap kebingungan. Gadis yang duduk didepan Sasaki menopang dagu sambil menatap malas.

"Aku tidak tahu." Jawab Sasaki.

"Bagaimana bisa kau tidak tahu?"

"Karena Papa tidak pernah memberitahu."

"Orang yang kau panggil Papa itu ayahmu?" Tanya teman laki-laki Sasaki yang lain.

"I-iya." Sasaki tersenyum canggung.

"Kenapa kau ragu-ragu menjawabnya?"

"Yah." Sasaki mengusap tengkuk.

"Apa kau cuma anak pungut?" Gadis didepan Sasaki ikut bertanya. Masih dengan tatapan malasnya.

Sasaki terdiam. Pemikirannya dipenuhi oleh pertanyaan si gadis.

"Keluargamu ternyata tidak jelas, ya. Kau pasti memang anak pungut." Lanjut gadis itu saat Sasaki tidak ada menjawab.

"Itadori punya keluarga yang tidak jelas." Kata teman yang lain pula. Semua teman Sasaki mengangguk setuju.

Sudut mata Sasaki berair. "Kalian tidak tahu bagaimana rasanya saat teman-teman berkata kalau keluarga Sasaki tidak jelas!"

Baju dibagian dada Sasaki remas. "Sasaki dibilang anak pungut! Pernahkah kalian dibilang begitu?!"

Sasaki menghapus sebulir air mata yang terjatuh tanpa izin. "Rasanya hati Sasaki sakit. Karena itu Sasaki meminta kejelasan dari Papa. Tapi baik Papa dan kalian semua."

Sasaki menunjuk satu persatu orang dewasa yang ada di sana. "Tidak ada satupun dari kalian yang mau memberitahu Sasaki. Kalian semua terus menyembunyikan ketidakjelasan itu dari Sasaki!"

"Yuuji sudah bilang padamu dia akan memberitahu kalau dia sudah siap. Kenapa kau tidak bisa menunggu?"

Sasaki menatap tajam Nobara. Satu-satunya wanita diantara mereka. "Tapi sampai kapan Sasaki harus menunggu Papa?! Sampai kapan Sasaki harus terus mendengar teman-teman yang mengatakan keluarga Sasaki tidak jelas?! Sampai kapan, Nobara-san? Sampai kapan?!"

Toge menahan Yuuta. Yuuta tidak tahan melihatnya. Pria itu hendak masuk dalam perdebatan Sasaki dan Nobara. Kepala Toge menggeleng. Pertanda, lebih baik jangan ikut campur. Ada batasan bagi orang luar seperti mereka untuk tidak terlalu mencampuri masalah pribadi Yuuji dan Sasaki. Ya, mereka hanya orang luar yang kebetulan mengetahui masalahnya.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now