45 : Apa Adanya

1.7K 261 105
                                    

Satoru sedang berkunjung ke rumah Megumi. Keadaan sepi dan sunyi karena hanya ada mereka berdua. Mereka pun sibuk pada apa yang mereka kerjakan. Biasanya akan ada Tsumiki yang meramaikan suasana. Namun kini Tsumiki terbaring lemah di rumah sakit sebab kecelakaan yang dialaminya.

"Yuuji menerimanya. Ya kan?"

Satoru berhenti mengerjakan aktivitasnya. Mata biru itu teralih untuk menatap Megumi yang tengah duduk santai di sofa sambil mengerjakan tugas sekolah yang dia berikan.

Dagu disangga. Senyum jenaka mengukir di wajah dan Satoru pun berucap, "Megumi menguping ya?" Tanya Satoru karena dia tahu kemana arah pertanyaan Megumi.

"Aku ada disana sebelum kau ada." Jawab Megumi tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku tulis.

Kemarin siang Satoru memanggil Yuuji ke perpustakaan sekolah. Menyatakan perasaannya dan diterima dengan malu-malu oleh Yuuji. Megumi melihat kejadian itu dari awal. Perpustakaan memang tempat yang sering Megumi kunjungi.

"Jaga Yuuji baik-baik. Jangan sakiti dia. Kalau Gojou-sensei menyakitinya, aku akan membunuhmu." Kata Megumi masih tetap fokus pada tugasnya.

Tawa kecil Satoru lontarkan. "Aku tidak akan menyakiti apa yang sudah menjadi milikku." Begitu kata Satoru yang Megumi ingat.

Tiap hari dari jauh Megumi memperhatikan Satoru saat sedang bersama Yuuji di sekolah. Memastikan apakah Satoru bisa memegang kata-katanya.

==========

Yuuji selalu tersenyum ketika Satoru bersamanya. Senyuman lebar lebih dari yang dia tunjukkan pada orang lain selain Satoru. Senyum yang hanya ditujukan untuk kekasihnya.

Yuuji tampak bahagia ketika Satoru memegang tangannya. Walau dirinya tampak malu dengan perlakuan manis itu. Tetapi Yuuji suka. Genggaman tangan Satoru hangat juga menenangkan disaat yang bersamaan.

Beban yang ada pada Yuuji terangkat hanya dengan Satoru yang tertawa. Lelahnya Yuuji karena bekerja paruh waktu hilang disaat mendengar suara Satoru di ujung telepon bertanya khawatir.

"Ada sisa makanan di sekitar bibir Yuuji." Ujar Satoru menunjuk objek yang dia sebutkan.

"Ehh?"

Satoru menahan tangan Yuuji yang hendak mengelap bibirnya. Dia mengambil alih tisu. Dengan sangat lembut dan hati-hati menyingkirkan remah-remah makanan.

Usapan pada sekitar bibir Yuuji merambat naik ke bibirnya langsung. Satoru mengusap pelan sambil menelan air liur. Bibir merah muda itu menggoda. Dia jadi ingin mencicipinya.

"Ada apa Go--"

"Shh." Satoru memberi isyarat agar Yuuji diam. "Saat di luar sekolah, panggil aku Satoru. Mengerti?" Yuuji mengangguk.

Satoru menangkup wajah Yuuji yang terlihat kebingungan. Menariknya lalu mengecup singkat bibir Yuuji.

Cup.

Kecupan dilepas. Wajah Yuuji memerah sempurna. Satoru mencuri ciuman pertamanya.

Cup.

Sekali lagi Satoru melakukannya. Bibir Yuuji terasa lembut dan manis. Kali ini bukan lagi kecupan. Satoru ingin lebih. Terdapatlah lumatan kecil yang berubah menjadi hisapan. Kasar, rakus, dan tergesa-gesa.

Yuuji mulai terbuai. Dia mempertahankan dirinya yang lemas akibat ciuman Satoru. Mengalungkan lengan diseputar leher kekasihnya. Kemudian dirasa sulit untuk bernafas, terpaksa Yuuji menjambak kuat rambut putih Satoru.

"Itte te." Satoru meringis. Jambakan Yuuji terlalu kuat, seperti ingin melepaskan seluruh mahkota indah Satoru.

"Yuuji, kalau kau menjambak rambutku sekuat itu aku bisa botak. Kalau aku botak nanti kau tidak mau lagi denganku." Rengek Satoru seperti bayi besar.

Yuuji terkekeh melihat kelakuan Satoru. Dia menyatukan dahi mereka. Menatap lembut dua iris biru langit yang sangat cantik dipandangan.

"Aku mencintaimu apa adanya. Meski kau tidak memiliki apapun lagi aku akan tetap mencintaimu. Sampai kau mati pun perasaanku tidak akan hilang." Ucap Yuuji menunjukkan senyuman manisnya.

"Aku juga begitu."

Saat awal bertemu, penilaian Satoru adalah Yuuji anak yang rajin. Meski akademisnya tidak sebaik Megumi namun kerajinan Yuuji patut dia acungi jempol. Belum lagi Yuuji anak yang ramah dan baik hati. Tidak segan menolong orang lain walaupun tidak dia kenal.

Tapi bukan semua itu alasan Satoru memiliki perasaan khusus pada anak muridnya tersebut. Dia bahkan tidak punya alasan ketika perasaanya datang.

Bukan juga karena Yuuji manis seperti yang apa Satoru suka. Hanya saja manisnya Yuuji menjadi nilai tambah dalam perasaan Satoru.

Satu yang Satoru sadari, dia tidak ingin kehilangan Yuuji. Dia tidak ingin Yuuji menjadi milik orang lain. Satoru hanya ingin Yuuji untuknya saja.

Satoru menjatuhkan tubuh Yuuji. Menahan pergerakannya dengan kedua tangan. "Yuuji, aku ini guru Matematika. Benar?"

"Ya."

"Aku tidak hanya bisa mengajarkanmu Matematika saja loh."

Yuuji memiringkan kepala dengan tatapan lucu. Satoru gemas. Dia ingin menyantapnya sekarang.

"Aku juga bisa mengajarkan Biologi padamu." Kata Satoru berbisik di telinga Yuuji.

"Apa itu?" Yuuji bertanya. Nadanya terdengar polos.

"Cara manusia berkembang biak. Aku akan mengajarkan itu."

Satoru menyeringai. Seketika Yuuji merinding. Dia tidak bisa kabur setelah ini karena Satoru tidak akan membiarkannya kabur.

***

Curhat sedikit, bagian masa lalu Satoru sama Yuuji itu Nana udah pikirkan dari awal cerita. Tapi Nana buat pas mendekati akhir cerita :)

MirayukiNana

Senin, 7 Juni 2021.

SORRY [✓]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant