16 : Lelah

1.7K 283 37
                                    

Setelah Sasaki masuk ke area dapur. Junpei menegur pria yang lebih tua satu tahun darinya itu, yang kini sedang berdiri di balik meja kasir. "Inumaki-san, tadi itu hampir saja. Kau berniat ingin memberitahunya?"

"Dia berhak tahu." Toge membuang pandangan.

"Tapi Itadori-kun sudah melarang kita." Ya Toge tahu itu.

"Kalau Sasaki bertanya tentang Satoru, tolong jangan beritahu apapun padanya." Begitulah larangan dari Yuuji.

Berdasarkan pemikiran Toge, seorang bocah seperti Sasaki berhak tahu tentang orang tuanya. Tapi kenapa harus disembunyikan segala? Kasihan dia. Jadi harus berusaha mencari tahu sendiri.

Toge tahu cerita masa lalu Yuuji dari Yuuta. Saat SMA dulu Toge sendiri tidak terlalu dekat dengan Yuuji. Bahkan ketika Yuuji menjadi kekasihnya Satoru yang merupakan guru mereka, Toge tidak tahu jika bukan Yuuta yang mengatakan padanya.

Karena mereka sudah lama menjadi partner kerja. Terkadang jika ada masalah, Yuuji akan bercerita pada Yuuta untuk menenangkan diri.

Yuuta sendiri adalah sosok yang dewasa. Suka memberi nasehat dan masukan pada Yuuji. Maka dari itu Yuuji merasa nyaman menjadikan Yuuta sebagai tempat berbagi cerita.

Lain hal dengan Toge yang pendiam dan tidak banyak bicara begitu pula dengan Junpei yang versi lebih pendiam lagi. Agak sulit berinteraksi dengan orang-orang seperti mereka. Toge yang kurang pedulian pada masalah orang lain. Dan Junpei yang memang dari sananya tidak suka ikut campur dalam masalah orang lain.

==========

Mulut Nobara sudah gatal ingin menanyakan ini, "Kau ada masalah Yuuji? Kau bisa bercerita padaku."

Dari saat makan malam tadi, suasana di apartemen Yuuji sangat canggung. Atmosfernya terasa berat bagi Nobara. Yuuji dan Sasaki memang berbicara, tapi sekedarnya saja. Dan lagi, Sasaki terlihat kurang senang ketika berbicara dengan Yuuji. Terkesan dipaksakan untuk menyahut karena ada Nobara di sini. Bocah itu juga langsung pergi ke kamarnya setelah makan.

"Kemarin." Yuuji mulai bersuara. "Sasaki menemukan poto Satoru di kamarku. Dia terus mendesakku untuk memberitahunya hubunganku dengan Satoru." Raut wajah Yuuji menampilkan kefrustasian. Menggambarkan betapa tertekannya dia.

'Pantasan Sasaki bertanya padaku.' Batin Nobara.

"Apa yang harus kulakukan Nobara?" Yuuji memejamkan mata. Masalah di masa lalu seolah tidak ada habisnya. Yuuji lelah.

"Jika kau masih belum siap, sebaiknya jangan kau katakan dulu pada Sasaki."

"Aku sudah bilang itu berkali-kali. Akan aku katakan ketika aku sudah siap. Tapi Sasaki tidak bisa mengerti."

"Mungkin karena Sasaki masih anak-anak. Kau harus lebih bersabar lagi dalam menghadapinya, Yuuji."

Nobara memeluk Yuuji. Mengusap pelan punggungnya yang bergetar menahan tangis. Pasti berat rasanya menghadapi masalah yang seperti ini. Apalagi disaat Sasaki sudah mengetahui rupa Satoru. Jika dia tahu dimana pria itu berada, mungkin saja Sasaki akan mendatanginya secara diam-diam.

"Akan aku bantu menasehatinya nanti."

==========

Megumi benaran pusing. Bukan karena pekerjaan tapi karena kata-kata Shoko. Membuat Satoru mencintainya? Yang benar saja?! Mana mau Megumi! Megumi masih punya hati untuk tidak mengambil apa yang sudah menjadi milik seseorang. Terlebih Satoru adalah milik sahabatnya.

Tanpa memberi jawaban, Megumi meninggalkan ruang pribadi Shoko. 'Wanita itu gila.' Batin Megumi ketika keluar dari ruangan tersebut. Permintaan gila yang mungkin akan membuat Megumi ikutan gila.

Masalah ini tidak ada habisnya. Megumi lelah. Megumi ingin juga hidup tenang tanpa adanya hal yang ditutup-tutupi seperti ini. Megumi ingin kembali bersama dua sahabatnya.

"Sepertinya ada yang sedang menganggu pikiranmu, Megumi."

"Oh?" Manik biru navy itu mengerjap. Lalu menatap Satoru. "Tidak ada."

"Megumi boleh kok sesekali tidak datang menjengukku. Megumi pasti lelah sehabis kerja langsung ke rumah sakit. Makanya sampai melamun kayak tadi."

Begitulah. Saat Satoru melihat wajah lelah Megumi, dia jadi khawatir. Bolak balik dari kantor polisi ke rumah sakit setiap harinya pasti melelahkan. Bahkan Megumi hanya menghabiskan waktu 6 jam di apartemennya. Lebih banyak berada di luar daripada di tempat tinggal sendiri.

"Tidak masalah. Dulu kau sudah mengurusku. Sekarang giliran aku yang mengurusmu."

"Lebih tepatnya Shoko sih yang mengurusku." Gumam Satoru.

Dengan itu Megumi tersenyum ringan. Dia teringat dengan perjumpaan pertama mereka.

==========

Pertama kali melihat Megumi yang terlintas di benak Satoru adalah, dia sangat mirip dengan ayahnya. 'Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.' Begitu kata pepatah.

"Hai. Kau Zen'in Megumi, bukan? Dimana kakakmu?"

Megumi kecil melirik tajam pemuda tinggi dihadapannya. "Ada di dalam. Siapa kau?" Tanya Megumi. Nada bicaranya kurang bersahabat. Satoru maklumi itu.

"Perkenalkan, namaku Gojou Satoru. Kau anaknya Zen'in Toji, kan?"

"Benar." Kedua mata menyipit. "Darimana kau tahu nama Tou-san?"

"Tentu saja aku tahu. Aku anak dari temannya Toji-san. Bisa dibilang kedua orang tuaku dan ayahmu adalah teman baik."

"Apa tujuanmu datang kemari?" Tanya Megumi lagi dengan dagu yang terangkat. Tubuh bersender pada engsel pintu.

"Setelah kedua orang tuaku meninggal setahun lalu, Toji-san yang mengurusku. Sekarang aku ingin membalas kebaikannya. Aku ingin menjadi wali kalian. Dan mengurusmu beserta kakakmu. Itulah tujuanku datang ke sini." Jelas Satoru.

'Apa orang ini bisa dipercaya?' Isi hati Megumi. Namun jika diingat-ingat, tidak sembarang orang yang dapat berteman dengan Kepala Kepolisian seperti ayahnya. Megumi rasa dia bisa mempercayai Satoru meski sedikit. Karena bisa saja Satoru sedang menipu Megumi. Akan Megumi pantau kedepannya nanti.

"Kau bekerja?"

"Ya. Aku bekerja di sebuah minimarket. Tapi kau tenang saja. Uang bulananku cukup untuk biaya sekolah kalian dan juga biaya kuliahku. Tabungan milik orang tuaku juga masih ada tersisa. Walau tidak banyak. Setidaknya masih bisa untuk mencukupi biaya hidup kita bertiga."

"Baiklah." Megumi tidak lagi menyender. "Tapi aku ingin mengganti nama keluargaku. Tidak masalah, kan?"

Satoru hendak bertanya apa alasan Megumi ingin mengganti nama keluarganya. Namun tidak jadi. Mereka baru saja bertemu dan Satoru tidak mau melanggar privasi. Biar Megumi saja yang mengatakan sendiri alasannya. Itu pun kalau dia mau mengatakannya pada Satoru.

"Tidak, kok. Kau sudah membicarakan ini dengan kakakmu?"

"Sudah. Dan Tsumiki menyetujuinya."

Jika kalian ingin tahu, ini merupakan salah satu rahasia Megumi. Tidak ada yang tahu kalau Megumi mengganti marganya, selain Satoru dan Tsumiki. Dan juga teman-teman Megumi tidak ada yang tahu, kalau ayah Megumi adalah orang penting di Kepolisian dulunya.

***

Banyak yang bilang Megumi anak emasnya Akutami-sensei, mangaka Jujutsu Kaisen.

Nah dicerita ini, Megumi juga anak emasnya Nana. Kenapa? Alasannya, karena Nana tuh iri sama Megumi gaes. Dari kecil dirawat sama Satoru terus bikin Sukuna tertarik. Uhh, Nana kan juga pengen.

Ya, Nana tau alasannya gak nyambung :v

MirayukiNana

Jum'at, 12 Maret 2021.

SORRY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang