26 : Rahasia

1.5K 281 88
                                    

Seseorang yang mencintai rela melakukan apapun demi orang yang dicintai.

Yuuji yang menahan sakit setiap harinya demi menepati janjinya pada Satoru. Satoru yang rela mengorbankan ingatan dan tubuhnya untuk menyelamatkan Yuuji. Megumi yang kerja bertahun-tahun untuk membebaskan Sukuna. Sukuna yang melepas statusnya sebagai guru dan terbang ke London untuk bertemu dengan Megumi.

Setiap cinta seseorang pasti pernah diuji. Jika mampu menghadapi ujian yang diberikan dan dapat mempertahankan cintanya, itu menandakan betapa tulusnya orang itu dalam mencintai. Karena cinta bukanlah hal yang untuk dipermainkan. Seperti memeras orang yang mencintai demi kepentingan pribadi.

Cinta yang sebenarnya menerima apa adanya. Segala kekurangan serta kesalahan tidak dipermasalahkan. Semua orang pernah berbuat salah. Yang terpenting adalah saling melengkapi satu sama lain.

"Kenapa juga kau ingin bertemu denganku?" Tanya Megumi.

Sukuna rasa belum saatnya dia mengatakannya. "Hanya ingin." Pria itu menampilkan senyum menawannya. "Aku juga mau meminta maaf pada gurumu. Tapi Itadori bilang kalau dia sudah meninggal. Aku turut berduka--"

"Gojou-san masih hidup."

Sukuna memiringkan kepalanya. "Kau ingat aku pernah bilang dia koma? Sekarang Gojou-san sudah sadar dan dia ada di rumah sakit ini. Dia amnesia." Lanjut Megumi menyandarkan kepala pada sandaran kursi. Matanya menatap hamparan awan putih yang menutupi langit.

Sukuna bukan orang yang bodoh. Dia mengerti maksud Megumi. "Kau membohongi Itadori?"

"Aku terpaksa." Telapak tangan Megumi menutup seluruh wajahnya. "Teman-teman Gojou-san memindahkannya kesini agar Yuuji tidak lagi bertemu dengannya. Mereka membenci Yuuji karena perbuatan kalian."

'Harusnya aku yang dibenci.' Lanjut Megumi dalam hati.

Sukuna melihat sebulir air mengalir dari sudut mata Megumi. Perasaan sedih juga dapat Sukuna rasakan. Karena perbuatannya, dia membuat Megumi menangis.

"Jika kau ingin meminta maaf langsung pada Gojou-san. Temui aku besok di sini jam 7 pagi." Kata Megumi mengakhiri percakapan mereka hari itu.

==========

Megumi tidak tahu apakah yang dilakukannya ini sudah tepat. Dia pasti dimarahi oleh Shoko. Tapi apa pedulinya? Jika saja dengan melihat Sukuna mungkin dapat mengembalikan ingatan Satoru. Itulah kenapa Megumi ingin mempertemukan mereka.

"Saat bertemu dengan Gojou-san nanti, katakan apa yang ingin kau katakan." Ujar Megumi yang berjalan beriringan dengan Sukuna.

Sukuna sekali-kali mencuri pandang pada Megumi. Pria itu tidak banyak berubah. Wajah cueknya yang diam-diam sebenarnya merasa peduli masih sama.

"Kau tidak lagi mencoba untuk bunuh diri, kan?" Tanya Sukuna mengingatkan Megumi pada kejadian itu.

"Kau sendiri yang bilang untuk terus hidup seberat apapun masalahnya." Sukuna tersenyum senang. Megumi masih mengingat kata-katanya.

Megumi membuka pelan pintu ruangan Satoru. Dia masuk disusul oleh Sukuna. Bau obat-obatan menyapa indra penciuman Sukuna.  Mereka melihat Satoru sedang duduk di ranjang rumah sakit tersebut. Ada dua orang wanita dan satu orang pria mengelilingi ranjang Satoru. Ketiganya menatap terkejut kearah mereka, kecuali Satoru.

Shoko dan Suguru berjalan tergesa menghampiri Megumi. "Kenapa dia ada di sini?!" Tanya Suguru marah.

"Fushiguro apa maksudmu membawanya kemari?!" Shoko pun juga ikut bertanya. Sementara Utahime tetap diam di tempatnya.

Megumi menodongkan dua pistol di kepala Shoko dan Suguru. Isyarat untuk menyuruh mereka tidak mendekat. Kali ini semuanya terkejut. Begitu pula dengan Sukuna.

"Berani menghakiminya. Aku akan memenjarakan kalian." Ucap Megumi penuh penekanan.

Satoru melihat ada sesuatu yang berbeda di mata Megumi. Seperti ingin melindungi, itulah yang Satoru lihat. 'Begitu ya.' Satoru tidak perlu terkejut lagi. Megumi terlalu mudah untuk Satoru baca.

"Itu penyalahgunaan kekuasaan." Kata Shoko. "Seharusnya dia yang di penjara." Sahut Suguru.

"Hey kalian." Mereka melihat Satoru yang membuka kulit pisang. "Jangan ribut-ribut di sini. Kalian tidak tahu aku sedang dalam masa pemulihan?" Lalu Satoru memakan pisang itu.

"Fushiguro, turunkan pistolmu." Ucap Utahime dengan lembut.

Megumi menatap Utahime yang berdiri disamping ranjang Satoru. Lalu menatap dua orang didepannya. Manik Megumi melirik sebentar pada Sukuna. Dia tidak bereaksi apapun sejak tadi. Perlahan dua pistol itu diturunkan dan disimpan.

"Sukuna hanya ingin minta maaf pada Gojou-san." Megumi bersuara setelah keheningan melanda mereka. Suguru berdecih tidak suka.

Sukuna menarik napas dalam. "Aku minta maaf. Aku--" Sukuna terhenti melirik Megumi. "Aku pernah mencoba membunuhmu. Maafkan aku." Sukuna membungkuk badan didepan Satoru. Itu bukanlah kata-kata yang ingin Sukuna sampaikan. Namun jika Sukuna menyampaikan maksud sebenarnya, dia hanya akan membuat masalah di sini.

Semua orang menatap Sukuna termasuk Megumi. Mereka tahu itu tidak benar. Satoru tidak pernah bilang begitu pada mereka dulunya. Jadi, Sukuna juga berbohong.

Tidak tahu mengapa, mata Megumi berkaca-kaca. Megumi tidak menjelaskan situasi yang dihadapinya tetapi Sukuna langsung mengerti. Megumi segera menetralkan kembali ekspresinya yang tadi seperti ingin menangis.

Satoru telah menghabiskan pisang yang dia makan. Meletakkan kulit pisang itu di piring. "Pantas saat melihat wajahmu, aku rasanya ingin memukulmu. Aku punya salah apa padamu sampai kau mau membunuhku?"

Teman-teman Satoru sedikit bersyukur. Mereka kira Megumi memberitahu semuanya pada Sukuna, dan menggunakan Sukuna untuk membuka apa yang mereka lakukan ini pada Satoru. Ternyata tidak.

"Aku sungguh minta maaf." Sekali lagi Sukuna membungkuk.

"Aku akan memaafkanmu dengan satu syarat."

"Apa?"

"Kemari." Satoru membuat gestur tangan untuk menyuruh Sukuna mendekat. Sukuna berdiri disisi kiri ranjang Satoru. "Turunkan sedikit kepalamu." Sukuna mengikuti perintah Satoru. Dia duduk dilantai dengan kedua lutut sebagai tumpuan. Kini kepala Sukuna sejajar dengan telinga Satoru.

Satoru membisikkan sesuatu di telinga Sukuna. Manik birunya terus menatap yang lain. "Mereka semua menyembunyikan sesuatu dariku. Kau kenal Yuuji? Ceritakan semua yang kau ketahui tentangnya. Datanglah jam 5 sore nanti. Itu jam sibuk mereka. Mereka tidak pernah menjengukku dijam segitu."

Selama Satoru berbisik. Sukuna mengangguk-angguk untuk menyamarkan reaksi terkejutnya. 'Mereka memang menyembunyikan Itadori dari orang ini.' Pikir Sukuna.

Sayang sekali Utahime tidak dapat mendengar dengan jelas suara bisikan Satoru. Yang terdengar malah seperti suara nyamuk. Beruntung pendengaran Sukuna itu tajam.

"Apa yang kalian bisikkan?" Tanya Suguru seusai Satoru berbisik-bisik pada Sukuna.

"Rahasia."

"Apa maksudnya kalian menyimpan rahasia begini?" Timpal Shoko.

"Memang tidak boleh aku punya rahasia? Kalian juga pasti punya rahasia yang tidak aku ketahui." Balas Satoru. Bibirnya menarik senyum miring. Jika mereka menyimpan rahasia maka Satoru juga harus seperti mereka.

***

Ara ara Megumi👀

Bentar lagi kan udah mau masuk bulan puasa. Jadi cerita ini Nana Hiatusin dulu ya.

MirayukiNana

Minggu, 11 April 2021.

SORRY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang