21 : Ini Dengan

1.6K 278 65
                                    

Megumi meminta izin pada atasannya untuk menjenguk Satoru ketika sore menjelang. Karena nanti malam pria bersurai hitam legam itu akan lembur di kantornya. Ada banyak laporan yang mesti diselesaikan oleh Megumi. Beberapa hari terakhir dia disibukkan dengan kasus pembunuhan yang motifnya adalah balas dendam.

Megumi meringis pelan ketika mengingat bagaimana kondisi mayat yang timnya temukan di sebuah rumah saat itu. Bagian tubuhnya tidak utuh lagi. Dalam pikiran bertanya, seberapa dendamnya si pelaku sampai tega memutilasi orang tuanya sendiri? Hanya gara-gara tidak diperbolehkan mengendarai mobil sampai sedendam itu?

Tidak masuk di akal.

Mengerikan memang jika seseorang sudah menaruh dendam. Mereka akan melakukan apapun untuk membalaskan dendam mereka. Meski harus membunuh keluarga sendiri.

Megumi mengernyit saat merasakan getaran pada saku celananya. Mengeluarkan benda elektronik persegi panjang yang menjadi sumber getaran. Mata Megumi menemukan nomor tertera di layar ponselnya. Hanya barisan angka tanpa nama. Megumi pun memencet tombol merah untuk menolak panggilan yang entah dari siapa.

"Kok tidak diangkat?" Tanya Satoru.

"Nomor asing."

Belum lagi memasukkan ponsel ke tempat semula, nomor yang sama menelepon lagi. Megumi memilih mengabaikan panggilan tersebut. Namun nomor itu terus menelepon Megumi.

"Angkat saja. Siapa tau penting." Ucap Satoru setelah meminum segelas air.

Megumi pun menghela nafas. Siapa orang yang masih terus menelepon Megumi meski panggilannya sudah dia tolak berkali-kali? Yang pasti orang ini adalah orang yang keras kepala.

Megumi keluar dari ruangan Satoru. Manik biru Satoru menatap Megumi yang menempelkan ponsel ke telinga.

"Moshi moshi." Suara diseberang telepon menyapa. Sapaan dalam bahasa Jepang.

"Ya?"

"Ini benar dengan Fushiguro Megumi-san?" Tanya suara tersebut. Dua kali Megumi berkedip. Orang yang meneleponnya tahu nama lengkap Megumi.

'Siapa orang ini? Dari suaranya seperti suara anak kecil. Dia juga menggunakan bahasa Jepang.' Batin Megumi.

"Benar." Helaan nafas lega terdengar di indra Megumi. "Syukurlah Megumi-san masih menggunakan nomor yang sama."

"Maaf?" Kepala Megumi sedikit meneleng. "Ini dengan siapa? Dan darimana kau mendapatkan nomorku?"

"Ini dengan Itadori Sasaki."

Meski hanya bagian samping tubuh Megumi saja yang terlihat oleh Satoru, pria itu bisa menangkap ekspresi terkejut pada wajah Megumi. Kedua netra biru navy membuka lebar bersama kedua belah bibir yang tidak lebih dari 1 cm terbuka.

"Aku mendapatkan nomor Megumi-san dari ponselnya Nobara-san. Megumi-san kenal dengan Papa? Papaku namanya Itadori Yuuji. Papa temannya Megumi-san. Iya kan?"

"Iya."

Sungguh mengejutkan. Nobara tidak ada bilang kalau Sasaki memiliki nomornya. Ataupun bilang kalau Nobara memberikan nomornya pada si kecil Sasaki. 'Apa jangan-jangan Nobara tidak tahu?' Tiba-tiba Megumi jadi pening.

"Aku hanya ingin bertanya satu hal. Megumi-san jawab dengan jujur, ya?" Nada suara Sasaki berubah serius. "Megumi-san kenal dengan pria bernama Satoru?"

"Fushiguro? Kau tidak masuk ke dalam?"

Krakk.

Satoru dan Shoko tersentak ketika ponsel Megumi meluncur dengan mulusnya dari tangan pria tersebut. Megumi menatap ponselnya yang jatuh ke lantai. Layar ponsel dengan casing biru itu retak.

Selain terkejut karena pertanyaan Sasaki, Megumi juga terkejut dengan suara Shoko yang memanggilnya tiba-tiba. Mana seolah Shoko terlihat tidak mempedulikan pertanyaannya pada Megumi kemarin. Yah, baguslah kalau begitu.

Megumi baru bisa bernafas dengan lancar. Dia jadi tidak harus menjawab pertanyaan dari Sasaki.

"Maaf. Aku mengejutkanmu." Ujar Shoko merasa bersalah.

"Tidak apa. Ieiri-san sudah menyelamatkanku." Shoko mengernyit bingung.

Megumi bersyukur dikejutkan oleh Shoko walau ponselnya menjadi korban.

Megumi kembali masuk ke ruangan Satoru bersama Shoko. "Siapa yang menelepon? Kenapa Megumi terkejut begitu?" Tanya Satoru begitu bokong Megumi menyentuh kursi.

"Atasannya Megumi, ya?" Tangan Megumi menyingkap anak rambutnya. Gerakan halus untuk mengusap keringat dingin yang tadi melanda.

"Ya. Atasanku ternyata mengganti nomornya." Kebohongan Megumi yang lain.

"Pasti Megumi kena omel kan karena tidak mengangkat teleponnya? Untung aku suruh tadi." Megumi tersenyum.

Yang tidak Megumi sadari adalah, 'Aku tahu itu bukan atasannya Megumi. Karena seharusnya Megumi tidak akan seterkejut itu sampai menjatuhkan ponselnya.' Satoru mengetahui bahwa Megumi sedang berbohong.

========

Tuuut.

Tiba-tiba saja panggilan terputus. Sasaki kembali memencet tombol hijau, tapi yang terdengar adalah suara operator.

"Nomor yang ada tuju sedang tidak aktif. Silahkan coba beberapa saat lagi."

Sasaki mencobanya berkali-kali namun tetap saja nomor Megumi tidak aktif. Tanda kalau ponsel Megumi sedang mati. "Apa ponselnya Megumi-san habis baterai?"

Sasaki menjadi kesal. Padahal sedikit lagi dia mendapatkan jawabannya dari Megumi. "Tidak apa. Aku akan coba lagi besok." Ucap Sasaki sebagai upaya menenangkan diri.

Sasaki ingin mengembalikan ponsel guru yang dia pinjam. Tapi kebetulan Sasaki bertemu gurunya si pemilik ponsel itu saat melewati gudang tempat barang-barang olahraga tersimpan.

Guru Sasaki yang terlihat mirip seperti Papanya itu mengernyit. Dulu Sasaki kira gurunya tersebut merupakan saudara Yuuji. Sama seperti reaksi Yuuji saat pertama kali mereka bertemu.

"Kenapa kau ada di sini?"

"Sensei sendiri?"

Satu bola basket di tangan diletakkan diatas kepala Sasaki. "Setelah istirahat, anak kelas 5 ada pelajaran olahraga. Jadi sensei menyiapkan alat untuk ambil nilai olahraga mereka."

"Ohh." Sasaki manggut-manggut. "Kebetulan sekali. Aku mau kembalikan ponsel sensei."

"Kau sudah selesai meminjamnya?" Guru Sasaki tersebut menaruh ponselnya kedalam saku celana.

"Sudah." Bola basket disingkirkan dari atas kepala Sasaki.

"Terimakasih, Sukuna-sensei."

***

Hum, Nana minta maaf. Disini ada kekeliruan dibagian waktunya tempat Megumi.

Kan waktu di tempat Yuuji sama Sasaki tinggal itu 9 jam lebih cepat dari waktu di tempat Megumi. Jadi kalau siang di tempat Yuuji, di tempat Megumi harusnya dini hari. Ya kan? Tapi malah kebuat sore sama Nana. Mau diulang tapi udah pas pula. Maafin Nana ya.

MirayukiNana

Sabtu, 27 Maret 2021.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now