13 : Tidak Bisa

1.7K 312 105
                                    

"Sasaki, dari mana kau mendapatkan poto itu?"

"Kamar Papa."

Sudah Yuuji duga. Dia lupa menutup pintu kamar rapat-rapat dan lupa pula menyimpan poto tersebut. Tapi Yuuji tidak menduga kalau Sasaki akan memasuki kamarnya. Dan bukannya mengerjakan tugas sekolah.

"Kembalikan poto itu pada Papa." Pinta Yuuji. Namun Sasaki urung untuk mengembalikan barang kepunyaannya itu.

"Aku tidak akan mengembalikannya sebelum Papa menjawab pertanyaanku." Bocah tersebut menyembunyikan potonya dibalik punggung. Seperti sebelum dia menunjukkan poto itu pada Yuuji.

"Siapa orang ini? Apa hubungan Papa dengannya? Kenapa Papa menyimpan potonya? Kenapa wajah kami mirip? Apa Sasaki ada hubungan darah dengan orang ini?"

Serentetan pertanyaan yang dilontarkan Sasaki membuat kepala Yuuji terasa pusing. Dia belum siap untuk menjawabnya. Jika Yuuji siap maka dia akan memberitahu Sasaki.

Mengapa Sasaki tidak bisa mengerti? Apa karena dia masih anak-anak?

"Untuk sekarang Papa tidak bisa menjawab semua pertanyaanmu."

"Kalau begitu." Sasaki berjalan ke ruang tengah. "Sasaki buang saja poto ini."

"Papa bilang kembalikan!" Sebelum sempat membuka jendela, poto itu diambil oleh Yuuji. Yuuji terpaksa harus sedikit bersikap kasar pada anaknya.

Sasaki yang melihat raut amarah pada wajah Yuuji terdiam beberapa saat. Tidak sadar jika Yuuji sudah naik ke lantai atas. "Papa, tunggu dulu."

Kliik.

Yuuji mengunci kamarnya.

"Papa buka pintunya." Sasaki memutar-mutar handle pintu tersebut. Namun tentu saja tidak akan terbuka. "Papa jangan egois! Jawab pertanyaan Sasaki. Papa!"

Buuk.

Sasaki memukul pintu kamar Yuuji. "Sialan." Ini pertama kali Sasaki mengumpati Yuuji. Ini juga pertama kalinya dia harus sedikit keras kepala.

Jika Yuuji masih keras kepala untuk tidak mau memberitahu Sasaki apapun. Maka Sasaki bisa jadi lebih keras kepala lagi untuk mendesak Yuuji sampai pria itu memberitahu semuanya. Sasaki tidak memikirkan kalau tingkahnya ini membebani pikiran Yuuji.

Sementara itu disebalik daun pintu, Yuuji terduduk lemas. Memeluk erat poto orang tersayangnya sambil menangis kecil.

"Bagaimana ini, Satoru?"

"Apa kau memanggilku, Yuuji?" Kali ini Satoru berbaring diatas ranjang Yuuji dengan posisi tengkurap menghadap ke tempat Yuuji berada. Kedua tangan digunakan sebagai penyangga kepala.

Lagi, Yuuji membiarkan halusinasinya menciptakan bayangan Satoru. Sudah yang keberapa kali? Yang pasti sudah banyak dan hampir setiap hari. Yuuji melakukannya ketika dia merasa tertekan dan secara spontan akan langsung teringat dengan Satoru.

Ketika Satoru tidak kunjung mendengar suara Yuuji, dia turun dari ranjang. Menghampirinya dan berjongkok didepan Yuuji.

"Ada apa?"

Yuuji masih tidak bersuara. Tidak juga mau menatap bayangan didepannya. Hanya suara isak tangis yang terdengar.

"Hei, jangan menunduk terus." Bayangan Satoru mengelus pucuk kepala Yuuji. "Coba ceritakan padaku apa yang terjadi."

Barulah menatap bayangan Satoru. Bayangan itu tersenyum lembut. Andaikan dia nyata. Yuuji pasti akan memeluknya saat ini juga.

"Sasaki bertanya tentang hubunganku dan Satoru." Ucap Yuuji.

"Lalu?"

"Aku tidak menjawabnya. Dan Sasaki memaksaku."

"Kenapa tidak kau jawab saja?"

"Tidak semudah itu!" Yuuji kembali menunduk.

"Aku tahu." Satoru berhenti mengelus kepala Yuuji. "Karena dia masih seorang bocah kecil, kau takut dia akan berpikir begini saat kau menceritakannya. 'Ayah mati karena menyelamatkan Papa. Jadi Papa penyebab kematian ayah'. Dan dia malah pergi meninggalkanmu, seperti aku."

Sesudah makan Sasaki memasukkan makanan yang dimasak Yuuji tadi kedalam lemari pendingin. Sasaki menuju kamarnya. Saat melewati pintu kamar Yuuji yang terkunci, Sasaki hanya melirik tanpa ekspresi.

Memasuki kamar, buru-buru Sasaki mengambil buku catatan kecil didalam tas sekolahnya. Membalikkan kertas dan menemukan deretan angka tertulis rapi.

"Jika tidak ada satu pun dari teman Papa yang mau memberitahu. Aku akan bertanya pada Megumi-san."

Sasaki memandang lekat angka-angka tersebut. "Semoga dia masih menggunakan nomor ini."

==========

Megumi membuka pintu rumah itu dengan kasar. Masuk ke dalam tanpa mengucapkan izin pada sang pemilik rumah.

"Gojou-sensei, berhentilah bersikap kekanak-kanakan." Megumi langsung melabrak Satoru. Dia sangat geram dengan tingkah pria ini yang seolah membuat kehadiran Yuuji semu.

"Apa maksudmu?" Satoru bangkit dari rebahannya.

"Beberapa hari ini kau menjauhi Yuuji. Dan tidak mau menyapanya. Apa kau tidak kasihan padanya?"

Satoru mendengus. Sudut bibirnya tertarik untuk tersenyum miring. "Untuk apa aku kasihan? Dia sudah mengkhianatiku." Kemudian Satoru memakan kue yang tersedia didalam toples dengan santai.

Dahi Megumi berkerut tidak suka. "Yuuji sama sekali tidak mengkhianatimu!" Bentaknya. "Kau tidak bisa menjauhi Yuuji seperti ini sementara kau belum tau kejelasannya."

Suara toples kaca yang beradu dengan kaca meja terdengar. Satoru tidak lagi mau memikirkan masalah ini. Dia sudah muak.

"Lebih baik kau pergi dari rumahku jika kau masih membahas tentang masalah itu lagi, Megumi."

"Tapi--"

===========

"Megumi."

Pria berambut hitam legam itu terbangun saat dirasa Satoru menggenggam tangannya dengan erat. Refleks Megumi menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman Satoru. Dilihatnya Satoru berkeringat. Pria tersebut menahan denyutan di kepalanya.

"Tolong, ambilkan air minum." Pinta Satoru dan segera Megumi lakukan.

Megumi membantu Satoru duduk. Menyerahkan segelas air dan diminum oleh Satoru. Kepala Satoru tidak lagi terasa berdenyut-denyut.

"Kau tidak apa-apa, kan? Apa kau mimpi buruk?" Megumi bertanya setelah dirasa Satoru mulai rileks.

Satoru menatap iris mata Megumi. "Apakah mimpi Megumi yang sedang memarahiku itu termasuk mimpi buruk?"

"Kenapa aku sampai memarahimu?"

"Entahlah. Aku tidak tahu. Megumi menyebut-nyebut nama 'Yuuji' didalam mimpiku." Megumi meneguk ludah saat Satoru menyebutkan nama sahabatnya.

"Apa sebelumnya aku mengenal seseorang yang bernama 'Yuuji'?"

***

Nana kepikiran kalau Megumi menang banyak disini. Padahal kan ini fanfic Satoru dengan Yuuji, tapi Megumi yang mendominasi hampir disetiap chapter. Dan malahan Megumi terlihat kayak jadi selirnya Satoru :v

MirayukiNana

Rabu, 3 Maret 2021.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now