17 : Pelampiasan dan Melampiaskan

1.8K 294 73
                                    

"Kenapa kami dipanggil ke sini?"

Nobara mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Nobara dan Megumi ada di ruang kerja Shoko. Setelah menangani Yuuji dan Satoru, Shoko memanggil mereka.

"Bukan hanya kalian saja yang kupanggil. Yang lain juga. Mereka lagi menunggu diluar."

Kedua muda-mudi itu mengintip dari jendela. Menyibak gorden dan terlihat Suguru, Utahime, dan Nanami berdiri di luar ruangan. Kekesalan nampak pada raut wajah Suguru.

"Ada apa Ieiri-san?" Tanya Megumi. Mereka disuruh kemari pasti ada sesuatu.

"Aku sudah memutuskan ini." Shoko menduduki kursi kerjanya. "Aku akan merawat Satoru di luar negri. Fushiguro, kau ikut denganku. Aku juga akan merawat kakakmu bersama Satoru nanti."

Keduanya terkejut. "Tunggu! Kenapa harus di luar negri? Bukannya kau masih bisa merawat Gojou-sensei di Tokyo? Apa fasilitas rumah sakit Tokyo masih belum cukup memadai?" Sanggah Megumi.

"Ini keputusanku. Meski kau menolak pun, aku akan tetap membawa Satoru pergi. Urusan kakakmu terserah padamu. Kau bisa mencari dokter lain."

Kedua tangan Megumi mengepal. Ini terlalu tiba-tiba. Kenapa kejadiannya malah jadi seperti ini? Nobara saja tidak bisa berkata dibuatnya.

"Apa ini karena kau membenci Yuuji? Tindakanmu sudah jelas sekali kalau kau ingin memisahkan Gojou-sensei dari Yuuji." Shoko tidak menjawab. Itu membuat rahang Megumi mengeras tidak suka.

"Apa segitu bencinya kau pada Yuuji?! Yuuji tidak salah apa-apa! Gojou-sensei berakhir koma karena dia sendiri yang datang untuk menyelamatkan Yuuji. Tanpa ada paksaan! Semarah apapun Gojou-sensei pada Yuuji, pada akhirnya dia tetap tidak bisa membiarkannya mati. Itu karena rasa cinta Gojou-sensei lebih besar daripada rasa marahnya!"

Nafas Megumi tersengal-sengal. Luapan amarah Megumi sudah mencapai puncak. Pemuda tersebut menumpahkannya dihadapan Shoko dan Nobara.

"Aku tidak akan mengubah keputusanku." Final Shoko.

Megumi menenangkan diri untuk meredam amarahnya. Tidak ada guna dia marah-marah. Keputusan Shoko sudah bulat.

Sementara dari tadi Nobara hanya mampu terdiam. Megumi yang terkenal kalem itu baru saja marah didepannya.

Memejamkan mata, Megumi berpikir matang-matang. "Baiklah. Aku akan ikut denganmu Ieiri-san."

"Kau sungguhan Megumi?" Barulah Nobara berbicara. "Kalau soal pengobatan kakakmu aku bisa membantumu."

"Bukan itu Nobara." Ujar Megumi. "Aku adalah tanggung jawab Gojou-sensei, begitu pula sebaliknya. Kemana Gojou-sensei dibawa, aku akan ikut."

Nobara masih tidak percaya Megumi menyetujuinya. Itu artinya mereka akan berpisah. Apa yang akan terpikirkan oleh Yuuji setelah ini? Dia pasti akan mengira Megumi membencinya juga.

Gadis berambut cokelat sebahu itu menghambur memeluk Megumi. Membuat Megumi sedikit terhuyung kebelakang.

"Maafkan aku Nobara." Terdengar suara tangis Nobara. "Katakan pada Yuuji kalau Gojou-sensei sudah meninggal. Jasadnya menjadi abu dan kita tidak memakamkannya."

Nobara megangguk pelan. "Kau harus kembali Megumi." Bisik Nobara disela tangisannya. Hanya Megumi yang mendengar bisikan itu.

Megumi pun balas berbisik. "Saat Gojou-sensei sudah sembuh. Aku akan membawanya kembali ke sini. Dan menjelaskan semua pada Yuuji."

SORRY [✓]Where stories live. Discover now