44 : Suka dan Tidak Suka

1.7K 268 120
                                    

Teman pertama Yuuji di sekolah barunya adalah Megumi dan Nobara. Dia bersekolah seperti biasa dengan Satoru sebagai wali kelas dan juga guru Matematika.

Tidak ada hal spesial yang membuat Yuuji dan Satoru dekat. Hubungan mereka hanya sebatas guru wali kelas dan murid baru.

Hingga saat dimana sepulang sekolah Yuuji menawarkan bantuan pada Satoru untuk membawa semua buku tugas mereka. Satoru pun sengaja membiarkan Yuuji membantunya walau dia masih bisa membawa buku-buku itu sendiri.

Menolak pertolongan dari orang lain itu tidak baik. Begitulah yang ada dipikiran Satoru.

Tidak ada percakapan yang berarti selain Satoru menanyakan apakah Yuuji mengerti dengan materi yang diajarkannya. Yuuji mengangguk saja walaupun ada yang kurang dimengerti Yuuji.

Anak sekolahan sekali ya.

"Terimakasih Yuuji. Sensei akan memberikan tip karena Yuuji sudah membantu sensei." Kata Satoru setelah semua buku diletak di atas mejanya.

Yuuji tersenyum lebar. Dia berharap diberi uang. Namun bukan itu yang Satoru berikan.

Cup.

Melainkan sebuah ciuman singkat.

Yuuji mematung dengan wajah yang memerah tipis. Sementara Satoru cengengesan. Satoru tidak sadar jika ciumannya berdampak tidak baik untuk jantung anak muridnya tersebut.

"Maaf ya, sensei lagi tidak punya uang." Satoru merunduk dan berbisik di telinga Yuuji. "Maklumlah tanggal tua." Kemudian kembali menegakkan tubuh sambil tertawa ringan.

"Jadi itu saja sebagai gantinya."

Yuuji segera pamit keluar dari ruang guru. Bersandar di tembok samping pintu. Mengatur nafasnya yang memburu.

Detak jantung Yuuji sangat cepat. Yuuji bahkan bisa mendengar alunan suara detakan yang menggebu-gebu. Rona merah di wajah Yuuji masih belum hilang.

Yuuji tidak menyangka akan mendapatkan ciuman di pipi dari Satoru, guru yang Yuuji kagumi.

==========

"Itadori Yuuji-kun."

Satoru memanggil Yuuji yang sedang tertidur di kelas saat dirinya mengajar. Namun Yuuji tidak bangun.

Megumi yang duduk di bangku depan Yuuji menekan pipi pemuda tersebut menggunakan ujung pena. Tetapi Yuuji tetap tidak bangun. Satoru berjalan menghampiri meja Yuuji ketika Megumi berusaha membangunkannya dengan menarik rambut gulali Yuuji sambil memanggil nama temannya itu.

Yuuji terbangun saat Satoru sudah sampai. Mata mereka bertemu. Untuk yang kesekian kali Yuuji mengagumi betapa cantiknya pancaran sinar bola mata biru langit milik Satoru. Indah dan menyejukkan.

Dan Yuuji menyukainya.

"Kelas ini bukan tempat untuk tidur, Yuuji-kun." Ujar Satoru.

"Eh?"

Yuuji memandangi teman sekelasnya. Semua pasang mata kini menatap Yuuji. Di sudut kelas yang lain, Nobara memberikan tatapan prihatin. Megumi menatap datar seperti biasa.

Berakhirlah Yuuji dihukum berdiri di depan lapangan saat matahari lagi terik-teriknya. Ya, meski suka seenaknya Satoru tidak suka ada murid yang tidur di kelas tempatnya mengajar.

Hukuman Yuuji selesai saat jam istirahat makan siang berbunyi. Pemuda itu langsung terduduk lemas. Perutnya keroncongan. Dari tadi dia menahan lapar.

Sensasi dingin menembus kulit wajah Yuuji. Dihadapannya berdiri Satoru yang menempelkan kaleng minuman ke wajahnya.

"Maaf ya Yuuji, sensei menghukummu." Satoru menuntun Yuuji untuk berdiri.

"Ya tidak apa, sensei. Itu salah saya juga."

"Sebagai gantinya, sensei yang akan membelikan makan siangmu." Ucap Satoru mengangkat singkat tubuh Yuuji yang lebih kecil darinya. Kemudian Satoru merangkul pundak Yuuji yang terdiam.

Yuuji tersenyum seiring langkah kaki mereka mengeluarkan irama yang sama. Yuuji mengagumi kebaikan Satoru. Dan rasa kagum itu tanpa disadari Yuuji menjadi persaaan suka yang tidak seharusnya dimiliki oleh anak murid kepada gurunya.

Terlebih mereka sesama lelaki.

==========

Nilai ulangan Matematika Yuuji yang paling terendah di kelas. Megumi dan Nobara terheran melihat warna merah menjadi tinta untuk menulis nilai Yuuji di kertas ulangannya. Yuuji memang tidak terlalu pandai di mata pelajaran ini, tapi setidaknya nilai Yuuji tidak pernah menyentuh angka 10.

"Bagian mana yang tidak kau mengerti, Yuuji-kun?"

Satoru memanggil Yuuji ke ruang guru. Ingin mengajari anak muridnya itu secara pribadi.

"Yuuji?"

Pandangan Yuuji sayu. Kantung mata menghitam. Yuuji terlihat tidak fokus dengan Satoru.

"Apa kau sakit?" Satoru menangkup wajah Yuuji. Menyatukan dahi mereka sampai membuat Yuuji tersadar dari lamunannya.

"Sepertinya tidak." Yuuji nampak kecewa saat Satoru kembali pada posisi semula.

Siang itu mereka membahas alasan dibalik rendahnya nilai Yuuji. Dan dengan jujur Yuuji mengatakan jika dia tidak dapat fokus ketika ulangan. Semua karena Yuuji yang selalu memikirkan Satoru.

"Mengapa Yuuji terus memikirkan sensei?" Tanya Satoru.

"Karena saya suka Gojou-sensei." Jawab Yuuji. Lima detik berlalu Yuuji menutup mulutnya. Satoru tertawa keras melihat reaksi Yuuji yang terkejut. Itu sangat lucu.

Setelah tawanya mereda, Satoru melontarkan balasan. "Sensei juga suka Yuuji. Yuuji murid yang baik dan rajin. Juga manis."

Satoru melipat kedua lengannya di atas meja. Tubuh sedikit maju untuk menatap lekat manik coklat Yuuji yang akhir-akhir ini membuat Satoru candu untuk menatapnya terus.

"Sensei paling suka dengan sesuatu yang manis. Termasuk Yuuji. Tapi sensei juga paling tidak suka berbagi apapun yang sensei sukai dengan orang lain." Ada jeda sebelum Satoru melanjutkan perkataannya.

"Yuuji mau tidak menjadi kekasih sensei?"

***

Mungkin beberapa chapter ke depan akan khusus masa lalu aja.

Momen Satoru sama Yuuji sengaja Nana buat dipenghujung :)

MirayukiNana

Jum'at, 4 Juni 2021.

SORRY [✓]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora