8 : KENAPA?! (1)

1.9K 317 86
                                    

Yang mereka lihat pertama kali adalah Yuuji duduk di sudut ruang tengah tanpa mengenakan celana. Pemuda itu duduk sambil memeluk kedua kakinya.

Ada dua helai celana panjang dan celana dalam berserak di lantai. Tentu Megumi dan Nobara tahu milik siapa benda-benda yang seharusnya terpakai itu. Tidak perlu ditanya lagi mereka tahu apa yang terjadi di sini.

"Yuuji!" Nobara duluan menghampiri sang sahabat yang nampak ketakutan.

"BEDEBAH SIALAN!"

Lagi, yang mereka lihat adalah Satoru menghajar Sukuna habis-habisan, yang mana Sukuna juga tidak mengenakan celana.

Sukuna tidak ada niat untuk membalas. Dirinya nampak pasrah membiarkan bogeman mentah dari Satoru membuat wajahnya babak belur. Karena Sukuna tahu, itu adalah salahnya. Dan dia pantas mendapatkan hukumannya.

"Gojou-sensei hentikan!" Terpaksa Megumi memisahkan Satoru dari Sukuna.

Megumi berdiri didepan Sukuna dengan kedua tangan yang terentang. "Hentikan! Kau menakuti Yuuji."

Dan benar, Yuuji memang ketakutan. Dia tidak pernah melihat Satoru semarah ini. Begitu juga dengan Megumi. Nobara berusaha menenangkan Yuuji dengan cara memeluknya dan mengusap-usap surai pemuda tersebut.

Satoru tersenyum miring. "Kenapa kau berdiri disitu Megumi?! Apa kau melindungi bajingan itu?!" Amarah Satoru belum juga surut. Yang ada malah bertambah karena Megumi bertindak seolah sedang melindungi Sukuna.

"Gojou-sensei tenanglah." Ucap Megumi selembut mungkin. "Mari bicarakan ini baik-baik." Lanjutnya. Kedua tangan diturunkan.

"TIDAK ADA YANG PERLU DIBICARAKAN LAGI!"

Ketiga pelajar itu tersentak ketika Satoru membentak. Sedangkan Sukuna tidak. Pria itu dari tadi hanya memandang punggung Megumi. Sukuna menutup mulutnya rapat-rapat.

"Kau harus mendengarkan penjelasan mereka dulu."

"AKU TIDAK MAU MENDENGAR PENJELASAN APAPUN! APA YANG AKU LIHAT DENGAN MATA KEPALAKU SUDAH MENJELASKAN SEMUANYA."

"Tapi, setidaknya biarkan Yuuji menjelaskannya jika kau tidak ingin mendengar penjelasan dari Sukuna."

"TIDAK PERLU! AKU LEBIH PERCAYA DENGAN APA YANG AKU LIHAT DARIPADA APA YANG DIKATAKANNYA NANTI. KARENA MULUT BISA SAJA BERBOHONG UNTUK MEMBELA DIRI! KAU SENDIRI TAHU ITU KAN, MEGUMI?!"

Megumi tidak menyangkal perkataan Satoru. Sudut matanya melirik Sukuna dengan tatapan yang tajam. Dengan itu pula Sukuna tersentak. Seketika tersadar sesuatu.

Satoru yang semula menghadap Megumi membalikkan tubuhnya untuk menghadap kearah Yuuji dan Nobara. "Yuuji, aku sudah berulang kali memperingatimu untuk tidak terlalu dekat dengan bajingan itu." Satoru menunjuk Sukuna yang ada dibelakang Megumi. Nada bicaranya tidak lagi membentak seperti beberapa detik lalu.

"Karena inilah yang akan kau dapatkan jika bergaul dengan seorang penjahat."

Mata Sukuna melebar. Dia sangat sensitif dengan kata 'penjahat' yang orang-orang sematkan padanya. Meski memang begitulah pandangan orang awam terhadap tindakan Sukuna.

Tapi, jika saja mereka tahu penyebab Sukuna melakukan kejahatan. Jika saja mereka semua merasakan apa yang Sukuna rasakan selama ini. Sukuna yakin, pasti mereka juga akan melakukannya.

Megumi mengalihkan pandangan. Dilihatnya Satoru menepuk-nepuk dada sendiri. "Aku tidak bermaksud untuk mengekangmu. Sebagai guru aku tentunya ingin kau bergaul dengan orang yang benar." Kemudian Satoru meremas bajunya.

"Tetapi kenapa kau sangat keras kepala? Kenapa kau tidak mau mendengarkanku Yuuji?! KENAPA?!"

Yuuji mulai menangis. "A-aku-" Dia tidak sanggup berkata.

"Kau tahu ini apa kan, Yuuji?" Satoru mengambil kaleng bir yang ada diatas meja. Menggoyang pelan kaleng itu. "Apa aku pernah mengajarkanmu untuk meminumnya saat usiamu belum cukup?" Yuuji tidak menjawab.

"Gojou-sensei, dengarkan-"

"Nobara, aku tidak menyuruhmu bersuara." Satoru menyambar kata-kata Nobara sehingga gadis itu terdiam. Nada bicaranya sangat dingin. Nobara tidak lagi berani untuk membuka mulut.

"Jawab aku Yuuji!! Apa aku pernah mengajarimu seperti itu?!" Yuuji menggeleng sebagai jawaban.

"LALU KENAPA KAU MEMINUMNYA?!" Satoru melepar kaleng bir itu ke tembok. Cipratan bir yang tersisa didalam kaleng membasahi wajah Yuuji. Nobara mengelap bir di wajah Yuuji menggunakan telapak tangannya.

"KENAPA KAU TEGA MELAKUKAN INI PADAKU YUUJI?! KENAPA KAU TEGA MENGKHIANATIKU?! AKU TANYA PADAMU. SUDAH BERAPA KALI KAU MELAKUKANNYA DENGAN BAJINGAN ITU?! LEBIH DARI SATU KALI?!" Satoru kembali membentak. Dan Yuuji tidak kunjung memberi jawaban.

"KENAPA KAU DIAM SAJA?! JAWAB AKU YUUJI!! JAWAB!!"

Cukup! Megumi sudah tidak tahan.

"GOJOU-SENSEI BERHENTI!!"

========

Akhir dari mimpi Yuuji adalah teriakan Megumi. Setelah itu Yuuji terduduk. Kepalanya terasa pusing.

Kenapa Yuuji tidak bisa melupakan masa lalunya bersama Satoru? Kenapa masa lalu itu selalu datang menghampirinya? Apa ini yang dinamakan dengan karma?

Padahal Yuuji sudah siap menerima apapun konsekuensinya. Tapi Yuuji tidak tahu akan seberat ini untuk menjalaninya.

"Yuuji." Yang dipanggil menolehkan kepala.

"Apa kau memimpikan aku lagi?"

Pada akhirnya Yuuji membiarkan bayang-bayang Satoru datang. Menemaninya di malam sunyi yang penuh akan tekanan.

***

Puncak masalah di masa lalu mereka nih.

Ini chapter yang selama pengetikannya membuat emosi Nana terombang-ambing. Jujur Nana paling suka dengan bagian ini dan bagian untuk chapter depan.

MirayukiNana

Sabtu, 13 Februari 2021.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now