Bonus Chapter 1 : Lebih Buruk

1.9K 219 44
                                    

Malam itu pernikahan Satoru dan Yuuji selesai di gelar. Anehnya, dua pengantin baru tersebut tidak membawa Sasaki ke apartemen mereka. Si bocah justru dititipkan di apartemen Yuuta.

Sasaki tidak banyak protes. Dia menurut saja saat orang tuanya menyuruh untuk menginap di apartemen salah satu teman kerja Yuuji tersebut. Dua hari lagi Sasaki akan dijemput oleh Satoru.

"Kapan Yuuta-san akan menikah?" Pertanyaan Sasaki itu hampir membuat Yuuta memotong jari telunjuknya.

"Aku tidak tau." Jawab Yuuta menoleh sekali ke meja makan tempat dimana Sasaki duduk menunggu Yuuta selesai memasak. Suasana ini mengingatkan Sasaki pada Yuuji yang dulu selalu membuatkan makanan untuknya.

"Apa Yuuta-san sudah punya pasangan untuk diajak menikah?"

"Masih belum."

Yuuta tersenyum canggung. Dia ingat belum mengatakan apapun kepada Maki. Ya, Maki adalah orang yang Yuuta suka. Sudah lama, hanya saja pria itu tidak berani mengatakannya. Perbedaan derajat mereka terlalu jauh.

Maki seorang direktur di perusahaan milik keluarganya. Sementara Yuuta hanya pelayan biasa di sebuah restoran. Yuuta merasa minder duluan jadinya.

"Kalau begitu biar Sasaki saja yang menjadi pasangan Yuuta-san."

Duk.

Toge kebetulan baru masuk ke apartemen untuk meminta makanan ringan Yuuta. Jari kelingking kakinya tersandung ujung meja kecil di dekat belokan menuju dapur.

"Ittai." Ringis Toge menyamarkan ekspresi terkejutnya.

"Toge-san tidak apa-apa?" Sasaki sudah siap berdiri namun Toge memberi tanda agar jangan membantu.

"Aku tidak apa-apa. Aku cuma mau mengambil ini." Sekotak coklat ditarik keluar dari dalam lemari pendingin milik Yuuta. "Terimakasih Okkotsu."

Yuuta mengangguk kecil tanpa menghadap ke arah Toge. Dirinya merasa malu dengan apa yang Sasaki katakan beberapa menit lalu.

"Silahkan lanjutkan pembicaraan kalian." Setelahnya Toge keluar. Dia terduduk sambil memegang jari kaki dengan raut wajah menahan sakit saat pintu sudah ditutupnya.

"Sudah aku duga memang ada yang aneh dari bocah itu saat dia memandang Okkotsu." Toge mengerti dengan keanehan tersebut.

Kembali pada Yuuta yang kini bahkan tidak berani menatap Sasaki. Itu hanya sebuah pernyataan dari bocah yang masih polos. Seharusnya Yuuta tidak perlu malu.

"Aku bisa dimasukkan ke dalam penjara jika melakukan itu." Gumam Yuuta.

"Apa Yuuta-san mengatakan sesuatu?"

Sebelum menjawab Yuuta terkekeh pelan. "Tidak kok."

Sasaki memberengut singkat. Dia menempelkan wajahnya keatas permukaan meja makan. "Apa yang sekarang sedang dilakukan Papa dengan Tou-san, ya?" Tanyanya sambi melirik langit-langit dapur.

"Mungkin sedang membuatkan adik untuk Sasaki-kun." Perkataan itu keluar secara spontan dari bibir Yuuta.

"Adik ya? Apa Yuuta-san juga bisa melakukannya?"

Yuuta sepenuhnya menghadap Sasaki. Masih dengan wajah yang menempel di permukaan meja. "Melakukan apa?" Nada heran tidak tersembunyi dari pertanyaan Yuuta.

"Membuat anak. Apa Yuuta-san bisa tunjukkan pada Sasaki bagaimana caranya?"

==========

"HAAAAH?!" Sasaki terbangun dari mimpinya. Dia mengerang frustasi. Mengacak-acak rambut seputih salju yang memang sudah berantakan.

Mimpi tersebut merupakan bagian dari yang pernah terjadi dalam perjalanan hidup Sasaki. Jika diingat lagi kata-kata Sasaki saat itu sungguh memalukan.

"Lagipula kenapa waktu itu aku mengatakannya?! Bikin malu saja." Ucap Sasaki sambil mengacak rambut.

"Urusai." Seseorang baru saja bersuara.

Pandangan Sasaki teralih menatap satu manusia yang malam ini tidur di kamarnya. Biasanya orang itu tidur di kamar Yuuji dan Satoru.

Jemari Sasaki terangkat untuk mengelus surai gulali seseorang yang merupakan adik kandungnya. Sasaki tidak ingin membangunkan. Namun dia terbangun karena suara aneh dari kamar sebelah yang tidak Sasaki sadari sangat menganggu pendengaran sang adik.

"Sasa-nii, apa yang Papa dan Tou-san lakukan? Kenapa berisik sekali?"

Baru Sasaki sadari suara di kamar sebelah memang agak berisik. Dia pun berinisiatif untuk melihat. Dan apa yang dilihat Sasaki membuatnya sesak nafas.

Sasaki menutup pintu dan berlari ke kamarnya. Sang adik memandang heran. Wajah Sasaki kentara sekali kalau dirinya sedang terkejut. "Ada apa Sasa-nii? Apa Papa dan Tou-san sudah tidur?"

Sasaki mengangguk berbohong sambil merangkak naik ke ranjang. Menarik pelan selimut untuk menutupi tubuh sang adik dan juga tubuhnya.

"Jadi itu suara apa?" Raut wajah sang adik langsung berubah. "Apa itu suara hantu?" Jemari tangannya mencengkram kuat ujung selimut.

"Itu lebih buruk dari hantu." Sasaki memberi jawaban dengan raut wajah terkejutnya yang masih belum hilang. Sang adik tentu saja jadi kelihatan ketakutan.

"Jangan-jangan itu suara monster. Ayo bangunkan Papa dan Tou-san." Katanya pula.

"Tidak perlu." Sasaki memeluk adiknya. "Lebih baik kita tidur saja." Anggukan kepala diberikan oleh sang adik. Dirinya ikut memeluk Sasaki dengan kuat. Untung Sasaki punya adik yang penurut.

Dalam batin Sasaki menjerit, 'SIALAN! MATAKU SUDAH TERNODA! PENDENGARAN YUKKI JUGA!'

Suara yang lebih mengerikan dari suara hantu, bagi Sasaki adalah suara desahan dua orang dewasa saat sedang melakukan seks. Yang dilihat Sasaki di kamar sebelah adalah cara pembuatan anak. Hal yang pernah Sasaki tanyakan pada Yuuta saat dia masih kecil.

==========

"Kenapa?"

Pandangan Yuuji melirik pintu. "Aku rasa ada yang membuka pintunya. Mungkin Sasaki atau Yukki."

"Tidak mungkin, mereka sudah tidur dari tadi."

Dagu Yuuji ditarik lembut. Satoru mengecup singkat bibir merahnya yang sedikit membengkak. "Jangan coba mengalihkan permainan, sayang."

Dan mereka melanjutkan permainan panas mereka. Yang tidak mereka sadari, Sasaki sama sekali tidak bisa tidur karena mendengar suara mereka. Sementara Yukki sang adik sudah kembali tertidur pulas.

'SUNGGUH AKU TIDAK INGIN MENDEGARNYA!' Teriakan batin Sasaki menutup telinganya menggunakan bantal.

***

Hello. Apa kabar?

Duh dah hampir sebulan Nana gak ngetik cerita. Akhir-akhir ini mood Nana untuk mengetik tuh gak ada. Entahlah, mungkin karena Nana terlalu sibuk di real.

Semoga kalian suka dengan bonus chapternya ya. Masih ada satu lagi bonus chapter.

MirayukiNana

Jum'at, 9 Juli 2021.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now