14 : Rasa Bersalah

1.8K 305 40
                                    

Megumi mencoba untuk setenang mungkin. Jika dia terlihat terlalu terkejut, nanti Satoru bisa menaruh curiga padanya.

"Tidak. Mungkin itu hanya nama acak yang masuk kedalam mimpimu." Lagi-lagi Megumi harus berbohong.

"Benarkah?"

Anggukan kepala menggoyangkan helai rambut Megumi. "Ya. Kau tahu kan, mimpi adalah bunga tidur. Jadi jangan terlalu dipikirkan."

==========

Kejadian tadi malam membuat suasana canggung diantara Yuuji dan Sasaki. Mereka memakan makanan yang Yuuji masak kemarin. Makanan yang tidak termakan oleh Yuuji. Tentu setelah dipanaskan terlebih dulu.

Sepanjang malam keduanya mengurung diri di dalam kamar masing-masing. Yuuji berteman bayang-bayang Satoru yang bukan membuatnya tenang malah membuat Yuuji semakin tertekan. Dan Sasaki dengan beberapa rencana yang dia tulis dalam buku catatan kecilnya.

"Kenapa Papa tidak mau menjawab pertanyaan Sasaki?" Sasaki mengungkit hal semalam. "Apa sulitnya? Hanya jawaban sederhana yang Sasaki inginkan."

"Papa sedang tidak ingin membahasnya."

"Sasaki penasaran, sebenarnya ada apa sih dengan masa lalu Papa?"

Wajar saja Sasaki sampai berpikiran kesana. Ibu kandung Sasaki dan pria bernama Satoru pasti ada kaitannya dengan masa lalu Yuuji. Ya, mereka berdua adalah bagian dari masa lalu yang tidak dapat Yuuji hilangkan.

Yang awalnya rasa ingin tahu Sasaki hanya sebatas pada ibunya, sekarang merambat kepada rasa ingin tahu terhadap Satoru dan masa lalu Yuuji.

"Bisakah kau tidak membahas hal itu Sasaki?" Yuuji mengeringkan piring yang baru saja selesai dicuci.

"Habisnya, Papa selalu menolak untuk menjawab pertanyaan Sasaki. Jika Papa tidak ingin Sasaki membahasnya, Papa berikan jawaban Papa pada Sasaki."

Mulai lagi. Mereka berdebat lagi seperti tadi malam. Keduanya sama-sama keras. Yang satu terus mendesak dan yang satunya menolak.

"Sasaki pikir kalau Sasaki cuma anak angkat Papa." Manik Yuuji membola. "Apa Sasaki anak yang dititipkan kepada Papa? Maka dari itu Papa tidak mau memberitahu Sasaki tentang ibu?"

Yuuji terdiam. Harus berkata apa dirinya sekarang? Haruskah dia beritahu? Tidak. Yuuji masih merasa takut. Seperti apa yang bayangan Satoru katakan padanya kemarin malam.

Yuuji takut Sasaki akan pergi meninggalkannya setelah dia tahu semua.

"Pria bernama Satoru itu ayah kandung Sasaki, kan? Dia teman Papa, kan? Lalu ibu Sasaki dimana? Apa--"

Buuk.

Yuuji memukul meja makan yang memisahkannya dengan Sasaki. Pukulan itu membuat Sasaki diam dan tidak lagi bertanya.

"Bisakah kau tidak mendesak Papa? Papa bilang akan Papa katakan jika Papa sudah siap. Apa kau tidak mengerti? Mengapa kau sangat keras kepala?"

Melihat sikap Sasaki yang mencerminkan dirinya sendiri. Yuuji teringat dengan betapa keras kepalanya dia dulu saat Satoru melarang Yuuji berdekatan dengan Sukuna.

==========

Apel ke rumah kekasih saat malam Minggu itu memang jadi hal yang menyenangkan. Namun malam Minggu ini menjadi hal yang kurang menyenangkan bagi Yuuji.

"Yuuji jangan terlalu dekat dengan Sukuna. Dia itu tidak baik untuk dijadikan teman."

Beberapa hari ini Satoru selalu mengatakan itu kepada Yuuji. Semenjak Yuuji mulai dekat dengan Sukuna. Tujuannya apa? Yuuji hanya ingin berteman dengan pria bertato tersebut. Tidak ada niat untuk selingkuh dari Satoru. Secuil pun tidak ada.

"Kenapa kau selalu melarangku berteman dengan Sukuna? Dia orang yang baik, kok." Menurut pandangan Yuuji tetapi tidak jika menurut pandangan orang lain. Termasuk pandangan Satoru.

"Dia tidak seperti yang kau lihat." Satoru mengikis jaraknya dengan Yuuji. Menarik diri untuk duduk lebih dekat dengan sang terkasih. "Semua orang tahu kalau dia pernah membunuh orang dan mencuri. Dia itu mantan kriminal!"

"Itu cuma masa lalunya, kan? Aku tidak peduli dengan semua itu. Setidaknya dia mau mengubah hidupnya kearah yang lebih baik."

Yuuji tidak tahu riwayat hidup Sukuna sebelum bebas dari penjara. Karena dia sebelumnya tinggal di Sendai. Setelah kakeknya meninggal, Yuuji menjual rumahnya dan pindah sekolah ke Tokyo.

Jadi berita tentang Sukuna yang sudah menyebar di Tokyo tidak terlalu Yuuji pikirkan. Dan wajar juga Yuuji tidak tahu menahu dengan berita tidak mengenakkan itu.

Bagi Yuuji, Sukuna itu baik. Dia bahkan mencari pekerjaan yang layak agar tidak hidup seperti dulu lagi. Sukuna mau mengubah hidupnya dan Yuuji mau membantu Sukuna.

Apanya yang salah? Apakah berteman dengan orang jahat yang ingin jadi orang baik itu sesuatu hal yang tidak diperbolehkan?

"Tapi kau tidak tahu apa yang akan dia perbuat kedepannya. Dia bisa saja mengulang hal jahat yang pernah dia lakukan."

Satoru benar. Tidak ada yang bisa menjamin seorang mantan kriminal tidak melakukan tindak kriminal lagi. Karena tidak jarang dari mereka yang akan mengulangnya setelah bebas.

"Ini demi kebaikanmu. Tolong jangan jadi anak yang keras kepala. Dengarkan aku Yuuji. Jauhi Sukuna!" Satoru memengang erat kedua pundak Yuuji.

"Satoru." Yuuji balas memegang pundak tegap Satoru. "Aku memanggilmu begitu ketika kita di luar area sekolah."

Manik Yuuji memancarkan kilauan. Pertanda betapa seriusnya dia mengatakan hal yang selanjutnya.

"Kau bukan orang tuaku ataupun suamiku. Kau hanya kekasihku sekaligus guru. Jadi jangan terlalu mengekangku dan melarangku berteman dengan siapa."

Sampai sekarang Yuuji sering terpikirkan. Andai dia tidak keras kepala dan menuruti apa yang Satoru katakan, untuk menjauhi Sukuna. Andai Yuuji tidak mengedepankan sifat keras kepalanya, mungkin kejadiannya tidak akan begini. Dan mereka pastinya hidup dengan bahagia sekarang.

Bukan berarti Yuuji tidak bahagia dengan adanya Sasaki. Dia akan lebih bahagia lagi jika Satoru ada disampingnya. Bersama-sama membesarkan anak mereka.

Kapan Yuuji bisa merasakan kebahagiaan yang seperti itu?

Setelah insiden 7 tahun lalu semua memang tampak baik-baik saja sejauh ini. Namun itu hanyalah diluarnya.

Baik Yuuji maupun Megumi, mereka memendam beban mereka sendiri. Terus berandai dan menyangkutpautkan dengan yang terjadi sekarang. Jika saja mereka tidak melakukan apa yang mereka lakukan. Dan terus seperti itu sampai saat ini.

Inilah yang dinamakan penyesalan.

Rasa bersalah yang terus menghantui. Rasa bersalah yang terus diingat. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang mereka pendam di dalam hati.

Tapi, siapa yang mengira akan seperti ini kelanjutan hidup mereka?

Yuuji yang hidup tanpa ketidaktahuan.
Dan Megumi yang hidup dengan menyimpan segudang rahasia.

***

Akhirnya ada yang bisa nebak kenapa Megumi lebih mendominasi.

Jadi gini, Nana kasih tau aja lah ya. Alasan Megumi dominan disini, karena Megumi pemegang coki terbanyak. Megumi yang tau banyak soal masalah mereka dan fakta dibaliknya. Ada hal yang orang disekitarnya tidak tau sementara cuma Megumi yang mengetahuinya.

Begitu.

MirayukiNana

Sabtu, 6 Maret 2021.

SORRY [✓]Where stories live. Discover now