Boss 27

27K 4.1K 607
                                    

Setelah merasa cukup lama hanya diam dan duduk bersandar pada dinding, SungChan terlihat merengut kesal dan menatap kearah dua orang pria yang sejak tadi menjaga dirinya di dalam ruang sempit itu.

"Paman. Cudah belapa lama tadi Cungcan hanya diam dicini?" tanya SungChan yang membuat salah seorang dari mereka terlihat melirik jam tangan dengan raut malas.

"17 menit"

"WHAT?!" pekik SungChan tak percaya-- abaikan kedua tangan yang tengah membingkai wajah kecilnya.

"Kenapa lacanya lama cekali?" sungutnya kemudian menunduk tak bersemangat.

"Nono Yung benal, menunggu itu membocankan. Kalau begini telus, Cungcan bica mati bocan. Miky mou Yung~ Cungcan lindu" ucap SungChan dengan nada merengek yang dibuat melengking hingga membuat dua pria yang menjaganya itu menyerngit tak suka.

"Hey. Anak kecil jangan ribut. Suara cemprengmu itu mengganggu" bentak pria besar yang menunjuk kesal kearah SungChan yang malah melayangkan tatapan garang.

"Hiss. Aku bukan anak kecil paman. Cungcan juga ndak libut. Ck. Pudu bilang cuala Cungcan itu baguss-- cepelti Jutin bibil" ucap SungChan yang justru mengomeli pria berkumis di depannya itu.

"Bagus dari Hongkong. Sudah jangan ribut atau kurobek mulutmu" ancam pria tadi yang membuat SungChan bangkit berdiri dengan kedua tangan dipinggang.

"Ck. Seperti bisa saja merobek mulutku, ayo sini kalau bisa" tantang SungChan dengan nada mengejek yang membuat pria itu geram dan langsung berjalan menghampiri SungChan yang menyeringai tipis.

"Kau anak kecil tidak tau sopan santun. Harusnya kau belajar tata krama untuk berbicara pada orang tua" ucap pria itu seraya mencengkram rahang SungChan yang menatapnya tajam namun kemudian tersenyum.

"Angkat kedua tanganmu keatas paman-- atau peluru ini akan menembus tepat dijantungmu" ucap SungChan penuh penekanan yang membuat pria itu kaget.

Entah bagaimana caranya pistol yang tadi ada di pinggangnya itu bisa berpindah ketangan SungChan yang masih mempertahankan senyumnya.

Sementara teman pria itu terlihat bingung saat melihat tangan temannya yang terangkat keatas sampai SungChan bergeser satu langkah kesamping menatap kearahnya.

"Kau memengang kunci ruangannya kan paman? Sekarang buka pintunya" titah SungChan yang terlihat menyerngitkan kening tak suka saat melihat orang yang disuruhnya justru menodongkan senjata kearahnya.

SungChan yang sudah kesal langsung saja bergerak cepat menyayat leher pria yang disanderanya dengan pisau kecil yang memang dia sembunyikan sejak awal hingga pria itu tewas bersimbah darah di kakinya.

Seringai itu.

Seringai yang sama dengan yang selalu ditampilkan Jaehyun sebelum menghabisi target terlihat terukir manis di wajah seorang anak berusia hampir 8 tahun yang saat ini tengah memengang sebuah pistol.

Tidak ada rasa takut atau keraguan disana.

Hanya ada tatapan datar yang membuatmu berpikir ulang.

Apa benar dia masih anak-anak?

Yeah. Tidak heran. Anaknya mafia memang berbeda.

Dia sejak lahir sudah diajarkan untuk berteman dengan bahaya jadi jangan bingung.

Bukan dia yang membawamu keneraka tapi sebaliknya-- neraka itu yang akan menghampiri.

Kesalahan orang-orang bodoh ini adalah mencoba main-main dengan keluarga Park. Apalagi sampai menculik permata berharga mereka.

Sekali lagi. Murka mereka adalah hal yang buruk. Jika ada kata yang lebih dari itu, mari kita gunakan.

"Ayo buka pintunya paman. Kenapa kau hanya melihat?"

DOR!

Sebuah peluru lebih dulu dilepaskan SungChan kearah pria itu sebelum dia sempat menekan pelatuk yang membuatnya ambruk seketika dengan lubang dikepala.

Seperti biasa.

Tembakan terbaik-- headshot.

Suara tembakan itu tentu saja membuat semua orang yang mendengarnya sontak berubah siaga dan berlarian masuk kedalam ruangan untuk melihat apa yang terjadi.

Namun mereka justru mendapati keadaan tiga orang yang dalam keadaan tergeletak di lantai dengan tubuh bersimbah darah.

Entah apa yang sudah terjadi di dalam ruangan itu.

Karena panik melihat keadaan tahanan sang tuan yang dalam keadaan berdarah-darah mereka langsung berinisiatif untuk membawa ketiga orang itu keluar supaya mendapat perawatan.

Sementara tanpa mereka sadari, tubuh kecil dalam gendongan salah seorang dari anak buah si penculik itu justru tengah menyeringai sangat sangat tipis.

'Hyung. Maaf, jika aku memilih bermain duluan. Duduk berdiam diri bukanlah aku' batin SungChan.

Sementara ditempat lain--

BRAK!

Itu adalah suara meja kaca yang hancur karena ditendang oleh sang pemilik.

"Berani sekali mereka bermain-main dengan menculik putraku" geram Jaehyun yang kemudian langsung melangkah kesudut ruangan dimana berjejer beberapa koleksi yang biasa dia pakai.

"Sudah lama aku tidak bermain dengan kalian" ucap Jaehyun kemudian mengambil sebuah katana hitam dengan ukiran naga dan menyeringai saat menatap kilatan dari pedang panjang itu.

"Ayo bermain sebagai assassin. Aku mau jadi Naruto!"





.
.
.
.
.
Mrs.Oh

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum