Boss 15

36.3K 4.2K 817
                                    

Pagi ini pemandangan di mansion baru Jung terlihat berbeda.

Nyonya besar terlihat sudah siap dengan pakaian rapi sementara si kepala keluarga sudah sibuk dengan iPad ditangannya.

Tidak berselang lama setelah Taeyong selesai meletakkan menu sarapan diatas meja terdengar suara candaan dari Jeno dan Mark yang tengah menggandeng tangan SungChan menuruni tangga.

"Siap untuk hari pertamamu di sekolah baru Jagoan?" tanya Jaehyun setelah SungChan sudah duduk manis di kursinya.

"Yess Yayah. Cungcan diantal uncle Kunkun" jawab SungChan terdengar bersemangat.

"Papa jadi berangkat melihat pembangunan mall yang baru?" tanya Mark yang dibalas Taeyong dengan anggukan.

"Papa tidak harus melakukan itu, kami masih sanggup menghandle semuanya" ucap Jeno.

"Papa sudah bilangkan? Kalau Papa rindu pergi bekerja"

"Tapi letak mall itu cukup jauh Pa. Yakin tidak mau diantar Jeno atau Mark hyung?"

"Tidak perlu. Ada Ten yang akan mengantar Papa" tolak Taeyong yang akhirnya membuat kedua putranya itu hanya menghela napas pasrah.

"Kau harus janji sayang. Jika ada apa-apa cepat hubungi kami" ucap Jaehyun ikut mengingatkan suami cantiknya itu.

"Iya Jaehyun. Kau sudah mengatakan itu duabelas kali pagi ini" sungut Taeyong disertai dengan decakan malas.

"Sudah waktunya berangkat. Sampai jumpa nanti sore" ucap Jaehyun setelah mereka semua menyelesaikan sarapan dan berpisah untuk aktivitas masing-masing.

Termasuk juga Taeyong yang sudah duduk manis dalam mobil dibelakang kemudi.

Yeah. Setelah tadi sempat berdebat dengan Ten, Taeyong akhirnya boleh membawa mobil sendiri dan mulai melaju menuju tempat dimana mall baru dibangun.

Sementara itu disebuah tempat entah dimana, terlihat seorang pria dengan setelan mewah yang sedang memangku seorang wanita berpakaian terbuka.

"Sudah mati?"

"Ya tuan. Dari data yang kami dapat-- David Jung adalah nama seorang anak laki-laki tanpa asal-usul jelas dan sudah meninggal dua tahun lalu"

"Mustahil. Bukankah kalian juga dengar sendiri kalau anak yang bersama Jeffrey hari itu bernama David?"

"Maaf tuan. Tapi tidak ada keterangan apapun lagi yang bisa kami peroleh"

"Sial!" umpat orang itu hingga mendorong kasar wanita dipangkuannya.

"Disaat kita mulai bisa mendapatkan kelemahan keluarga Park itu, kenapa secepat itu juga mereka melenyapkannya?"

"Tapi tuan. Apa anda tau kalau Jeffrey Park menikahi salah satu pebisnis besar?"

"Siapa maksudmu?"

"Lee Taeyong atau sekarang dikenal dunia dengan nama Jung Taeyong"

"Jung?"

"Ya tuan. Dari informasi yang kami kumpulkan selama ini Jeffrey Park hidup sebagai Jung Jaehyun" ucap anak buahnya itu seraya meletakkan beberapa lembar kertas berisi informasi.

"Pintar juga kau Jeffrey. Kau memanipulasi data seolah kau memang orang yang berbeda" kekeh orang itu dengan seringai miring.

"Punya dua anak yang sekarang memegang kedudukan di keluarga Lee?" gumam pria itu lagi seraya mengamati wajah Mark dan Jeno.

"Selidiki tentang dua putra Jeffrey, karena aku yakin-- salah satu dari mereka adalah Leon. Jika kita bisa membunuh Leon, maka kekuasaan Park akan hancur" ucap pria itu dengan senyum licik.

"Baik tuan"

"Ahh satu lagi-- kirim peringatan lain pada Jeffrey supaya dia lebih takut"

"Aku akan mengirim paket khusus tuan"

"Tidak. Bukan paket, tapi aku ingin kau-- mengirim seseorang untuk bermain sebentar bersama si cantik ini" perintah pria itu seraya melempar foto dan data informasi milik Taeyong keatas meja.

"Apa yang harus kulakukan tuan?"

"Cari dan bunuh nyonya Jung itu dengan cara menyakitkan"

"Baik tuan. Saya permisi" pamit bawahannya itu dengan nada hormat lalu berjalan keluar dari ruangan sang tuan untuk menjalankan perintah.

"Selamat datang di permainan babak baru Jeffrey. Kita lihat-- sehancur apa dirimu setelah si cantik itu mati ditanganku"

***

Tidak terasa waktu sudah menunjukan hampir sore hari.

Matahari juga mulai berubah jingga membuat Taeyong yang baru saja selesai menghadiri rapat terlihat melangkah lesu menuju parkiran.

Dia cukup lelah hari ini.

--dan Taeyong tidak sabar untuk pulang.

Mandi dan berendam dengan air hangat terdengar seperti surga untuknya.

Saat sampai di parkiran tempat mobilnya berada, kening Taeyong terlihat menyerngit bingung saat tidak mendapati mobil para pengawalnya yang dia suruh untuk menunggu disana.

Entah kenapa Taeyong menjadi bersikap lebih waspada.

Semua terasa tidak benar.

Keganjilan itu. Terasa sangat kentara.

Setelah mengatur napas sejenak, Taeyong akhirnya masuk kedalam mobil dan mulai menyalakan mesin bersamaan dengan sebuah tali berbahan kawat yang ditarik seseorang dari belakang membuat leher Taeyong terasa tercekik, namun berusaha ditahannya dengan kedua tangan.

Taeyong terlihat melirik kebelakang dari spion dan melihat seorang pria dengan wajah asing.

Sial.

Saat seperti ini Taeyong terlihat berpikir cepat dan memasang sabuk pengaman ditubuhnya sementara kakinya menekan pedal gas hingga mobil melaju lurus menghantam tembok parkiran.

BRAK!

Suara mobil yang beradu dengan dinding tebal hingga mengakibatkan bagian depan mobil hancur.

"TAEYONG!" pekik Ten yang baru saja menyusul Taeyong setelah memastikan keperluan rapat selesai.

Apa yang baru saja terjadi?

.
.
.
.
.
Mrs.Oh






Spoilers

Spoilers

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now