Boss 35

21K 2.9K 362
                                    

Setelah menunggu berjam-jam. Akhirnya lampu ruang operasi berubah hijau dan terlihat Taehyung melangkah keluar seraya melepas masker yang dia kenakan.

Kemunculan sang dokter tentu saja membuat semua orang sontak mendekat dengan raut harap-harap cemas.

"Bagaimana keadaan putraku?" tanya Jaehyun yang dibalas Taehyung dengan senyum.

"Dia sudah melewati masa kritisnya, meskipun kami sedikit kesulitan karena peluru itu hampir bersarang di paru-paru" jelas Taehyung kemudian menepuk pundak teman baiknya itu.

"Tenanglah Jay. Putramu sangat kuat, aku sudah melakukan yang terbaik yang bisa kulakukan sekarang kita hanya bisa berserah pada Tuhan" lanjut Taehyung.

"Lalu-- apa aku bisa melihat putraku dokter?" tanya Taeyong penuh harap.

"Kalian bisa melihatnya nanti setelah dia dipindahkan keruang rawat, tapi maaf kalian hanya bisa melihat dari luar untuk malam ini. Besok kalian baru bisa bertemu langsung dengannya" jawab dan jelas  Taehyung lagi.

"Dia memang baik-baik saja 'kan uncle?" tanya Haechan memastikan yang dibalas Taehyung dengan senyum yakin.

"Tentu saja. Dia seorang Park. Sebuah peluru tidak akan membunuhnya" kekeh Taehyung kemudian memilih pamit meninggalkan semua orang yang terlihat bernapas lega.

Tidak butuh waktu lama, sekarang semua orang sudah berkumpul di depan ruangan tempat Mark di rawat.

Sesuai dengan ucapan Taehyung, mereka hanya bisa melihat Mark dari luar setidaknya sampai esok hari.

"Sudah lihatkan? Mark Hyung sedang tidur" ucap Jeno pada SungChan yang terlihat mengangguk pelan.

"Kapan Yung akan bangun? Becok? Luca?" tanya SungChan yang menatap Jeno dengan tatapan bertanya tidak lupa dengan menyerngitkan keningnya.

"Tidak tau. Tapi Hyung yakin, pasti Mark Hyung akan bangun dengan cepat" balas Jeno seraya membawa SungChan untuk duduk.

"Ini sudah sangat larut. Ayo tidur" ucap Jeno yang mengusap lembut kening sang adik yang terlihat melirik kearah Shotaro yang sudah tertidur dalam pangkuan Baekhyun.

"Mau tidul tapi dipeyuk Yayah" rengek SungChan yang membuat Jaehyun terlihat mendekat setelah mengecup puncak kepala Taeyong yang hanya mengangguk.

"Pangeran kecil Ayah, mau dipeluk?" tanya Jaehyun yang mengambil alih SungChan dari pangkuan Jeno.

"Kau urus markas Prince. Biarpun kita sedang bersedih, tidak baik membiarkan tahta begitu saja. Jangan pernah menunjukan kelemahan kita pada musuh" ucap Jaehyun pada Jeno yang terlihat diam sebelum akhirnya mengangguk paham.

"Aku akan pergi denganmu" sahut Jaemin yang membawa tangannya menggenggam tangan Jeno seolah mengatakan kalau kekasihnya itu tidak sendiri, sementara Jeno terlihat mengucapkan terimakasih tanpa suara.

Setelahnya Jeno memilih melangkah menghampiri keluarga Seo yang terlihat diam menunggu di depan ruang Hendery yang juga sedang dirawat berdampingan dengan ruangan Mark.

"Aku tidak tau apa tindakanku ini tepat atau tidak tapi-- kurasa kau harus tau" ucap Jeno pada Haechan yang hanya diam dengan tatapan kosong sebelum akhirnya menghela napas dan beralih menatap kearah Jeno.

"D-dia. Dia sudah tau semuanya? Iya 'kan?" tanya Haechan seraya meremat jari-jari tangannya.

"Dia pasti sangat kecewa padaku. Apa jangan-jangan dia berpikir kalau aku tidak percaya padanya?" lirih Haechan dengan kepala tertunduk dan menatap nanar lantai putih yang ia pijaki.

"Soal itu, mungkin kau bisa selesaikan dengannya nanti. Tapi kurasa kau harus pergi"

"Apa maksudmu?" tanya Haechan sedikit kaget.

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now