Mafia 16

67.6K 7.8K 1.9K
                                    

Jeno sedikit menggeram rendah saat dirasakannya Jaemin yang dengan sengaja bergerak random dalam pangkuannya.

"Apa kau tidak bisa diam? Hmm" ucap Jeno dengan suara serak dan memilih menyandarkan kepalanya dibahu Jaemin yang terlihat mengerjap bingung.

"Dari tadi aku sudah diam Jeno. Apa maksudmu?" tanya Jaemin yang menyerngit pelan saat merasakan sedikit basah dikulit bahunya.

"Aku juga punya batas kesabaran kelinci kecil. Sekarang bukan waktu yang tepat jika kau ingin main denganku" bisik Jeno yang menggigit dan menghisap kulit lembut dengan harum memabukkan itu.

Sial. Ini benar-benar menyiksa.

"Aku tidak mengerti maksudmu Lee Jeno" balas Jaemin yang memaksa Jeno menatap wajahnya.

"Owh. Apa dia bangun" tanya Jaemin yang kali ini bergerak kasar dengan sengaja yang kembali membuat Jeno mengumpat tertahan.

"Tiga bulan"

"Huh?"

"Hanya tiga bulan kau harus menunggu"

"Maksudmu?"

"Aku akan menidurimu sampai kau tidak akan bisa lari dari kuasa-ku bahkan jika kau memohon" ucap Jeno dengan nada berbahaya yang membuat Jaemin terdiam dengan jantung berdetak kencang.

Siapa pria yang sekarang memangkunya ini?

Dia Lee Jeno kan? Kenapa sifatnya terasa berbeda?

Jaemin hampir saja membawa tangannya untuk menampar diri sendiri karena merasa tidak berdaya sekarang.

Dimana rasa percaya diri dan juga beraninya selama ini?

Kenapa semua kata yang akan dilontarkannya seolah terbang entah kemana? Mata itu-- mata tajam ini telah menenggelamkan Jaemin hingga jatuh kedasar.

Jangan bilang kalau dia terjebak dalam permainannya sendiri?

Tidak. Ini tidak boleh terjadi. Jeno yang harusnya takhluk bukan justru sebaliknya.

"Memangnya ada apa dengan tiga bulan?" bisik Jaemin terdengar menggoda yang membuat Jeno kembali membawa bibirnya menjelajahi leher jenjang tak ternoda itu.

"Ulangtahunku" ucap Jeno balas berbisik dan meninggalkan satu tanda kemerahan yang kedua.

"Kau ingin kita melakukannya sebagai hadiah ulangtahun?" tanya Jaemin dengan nada bingung namun bibirnya justru sibuk membalas semua perlakuan Jeno. Bahkan tangan kecil itu dengan kurang ajarnya melepas satu persatu kancing kemeja yang dikenakan Jeno dan mengusap lembut pahatan coklat yang telah terbuka sempurna.

Owh. Lee Jeno memang panas.

Jaemin memang tidak pernah bermain sejauh ini dengan siapapun tapi dengan Jeno semua terasa berbeda-- hanya dengan melihat Jeno saja keinginannya untuk membawa bibir dan lidahnya menjilati pahatan sempurna didepannya ini sangat sangat besar.

Haruskah dia melakukannya?

"Cukup" ucap Jeno yang menahan tangan Jaemin dan terlihat berusaha mengatur napasnya sendiri.

"Kakek-ku bilang. Aku harus mengubah semua mimpi buruk dihari ulangtahunku dengan segala hal yang indah. Kurasa melakukan first sex tidak terdengar buruk" lanjut Jeno.

"Ada banyak hal yang harus kubereskan dalam kurun waktu tiga bulan Jaemin. Jika kau mau membuat kesepakatan denganku-- maka aku akan dengan senang hati menjadi kekasihmu. Tidak hanya gara-gara pertaruhan konyol itu. Tapi sebagai gantinya kau harus mendengarkan semua yang kukatakan. Kau harus tau-- kalau aku adalah tipe kekasih yang possesif. Aku tidak suka milikku di sentuh orang lain" ucap Jeno panjang lebar yang membuat Jaemin terdiam namun kali ini melingkarkan lengannya dileher sang dominan.

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now