Boss 36 (2)

18.3K 3K 510
                                    

Masih ditahun yang sama, namun tempat berbeda. Terlihat suasana disebuah panti asuhan atau rumah tinggal untuk anak-anak yang terletak didaerah cukup jauh dari hiruk-pikuk kota malaikat, Los Angeles.

Yeah. Tempat yang sebenarnya sangat jarang ada dinegara bagian America itu terlihat dalam keadaan yang cukup berantakan.

"Cari anak-anak itu. Kita harus membunuh mereka supaya tidak menjadi ancaman dimasa depan" titah seorang pria berkepala plontos pada gerombolan anak buahnya.

"Tapi Boss, anak-anak disini ada banyak. Bagaimana cara kita tau yang mana mereka?" tanya salah seorang anak buahnya.

"Si kembar memiliki tattoo yang sama dengan tuan muda Johnny" jawab sang Boss seraya menyalakan sebatang rokok.

"Sekarang usia mereka paling tidak 10 tahun, pastinya mereka sudah mendapatkan tanda itu diusia 8 tahun"

"Bagaimana anda yakin Boss? Bagaimana jika tuan muda sengaja tidak membuat tattoo itu pada kedua anaknya?"

"Hal itu mustahil, karena ini sudah menjadi tradisi sumpah turun temurun dalam keluarga Suh. Jadi aku tidak mau tau, kalian harus dapatkan kedua bocah itu jika tidak kubunuh kalian semua!" ucap pria itu seraya melangkah pergi meninggalkan semua anak buahnya yang terlihat langsung bergerak mencari.

Sementara ditempat berbeda terlihat Ten yang tengah membawa seorang anak laki-laki berlari menyusuri jalan menuju tempat ramai.

Setelah memastikan mereka tidak diikuti Ten terlihat menghela napas lega dan duduk bersimpuh didepan sang putra yang hanya terus mengikuti langkahnya.

"Dery. Hei lihat Mae, kau tunggu disini ya? Mae akan berusaha mencari dan menolong Daddy juga adikmu" ucap Ten yang dibalas Hendery dengan anggukan pelan.

Sepertinya bocah 10 tahun itu sangat paham dengan keadaan darurat yang tengah mereka hadapi saat ini.

"Mae~"

"Ya sayang?"

"Dery boleh minta peluk? Dery harus mengisi tenaga" ucapnya yang membuat Ten terlihat menangis seraya membawa tubuh kecil itu dalam pelukannya.

"Dengar. Jika seandainya orang-orang itu kesini, sebelum Mae kembali kau harus lari. Berjanjilah kau akan menjaga dirimu dengan baik. Hmm?" tanya Ten seraya mengaitkan jari kelingking mereka.

"Janji" balas Hendery seraya mengangguk kecil.

"Mae dan Daddy akan menemukanmu sayang. Tidak peduli dimanapun kau berada. Kami pasti akan menemukanmu kembali. Promise" janji Ten lagi kemudian mengecup puncak kepala sang putra sebelum melangkah pergi meninggalkan Hendery yang hanya menatap kepergian Ten dalam diam.

"Aku akan menunggu kalian" gumam Hendery seraya mengeratkan mantel yang ia pakai.

"Dad. Disini mulai dingin" lirihnya.

--flashback off--

***

Kita kembali pada masa sekarang.

Jaehyun terlihat membuka perlahan ruang rawat putra sulungnya yang saat ini masih betah tertidur. Sudah hampir seminggu berlalu, tapi Mark masih belum ada tanda-tanda akan bangun dari istirahat panjangnya.

Orang-orang baru saja pulang untuk sekedar membersihkan diri termasuk juga Jaehyun yang tadi memaksa Taeyong membawa SungChan pulang.

Setidaknya mereka berdua bisa membawa beberapa pakaian baru dan mungkin istirahat sejenak, karena sungguh mereka bahkan tidak tidur dengan benar selama menunggu Mark yang belum juga siuman.

"Hei jagoan" ucap Jaehyun seraya mendudukkan diri disamping tempat tidur Mark dan membawa tangan besarnya menggenggam erat tangan sang anak.

"Lihat, kau bahkan sudah tumbuh dewasa" kekeh Jaehyun dan menatap sebentar wajah Mark yang terlihat tenang.

"Kau mau dengar sebuah kisah cinta jagoan?" tanya Jaehyun seolah tengah berbicara dengan putranya itu.

"Ayah pertama kali melihat wajah Papa-mu saat masih berusia 15 tahun, yeah. Awalnya Ayah kira kalau Papa-mu itu seorang peri. Dia sangat cantik" ucap Jaehyun yang tertawa kecil seraya menerawang.

"Ayah sangat ingin menemui kalian saat itu tapi, Kakek tampanmu melarang. Dia bilang Ayah belum layak dan belum mampu melindungi kalian" Jaehyun terdiam sesaat dan menghela napas pelan.

"Kau tau, Ayah bahkan sangat marah waktu itu. Bahkan sampai menantang Pak tua menyebalkan itu dalam adu duel" Jaehyun kembali terkekeh geli mengingat pertengkaran yang terjadi antara dirinya dan sang Ayah.

"Tapi, setelah babak belur Ayah akhirnya paham maksud dari Kakek tampanmu. Dia ingin Ayah benar-benar bisa bertanggung jawab, apalagi saat dia bilang kalau aku sudah punya 2 putra. Lucu sekali bukan? Aku bahkan sudah memiliki anak, padahal bertemu kalian saja tidak"

"Karena merasa sudah punya tanggung jawab, Ayah akhirnya setuju untuk dikirim dalam pelatihan khusus sebagai pewaris. Bertahun-tahun aku menjalani semuanya, semangatku hanya dengan melihat foto-foto yang dikirim Kakek cantikmu selama setahun sekali" kenang Jaehyun sekarang menatap keluar jendela.

"Bertahun-tahun, aku hanya bisa mengawasi kalian dari jauh. Berusaha memenuhi apapun yang kalian butuhkan tanpa bisa menemui kalian secara langsung. Posisiku menempatkan kita pada situasi sulit" lanjut Jaehyun dan terlihat menunduk seolah mengingat apa saja yang dia lewatkan di masa lalu.

"3 tahun, Ayah hanya bisa mengikuti Papa-mu tanpa berani mendekat karena saat itulah waktu tersulit yang dihadapi oleh klan. Sampai saat itu tiba. Saat dimana Ayah menolongmu dan Jeno, awalnya Ayah tidak menyadari jika itu kalian. Tapi setelah tau, Ayah pikir sudah saatnya Ayah mengambil kembali apa yang harusnya menjadi milik Ayah"

"Kalian adalah harta dan juga hadiah terindah yang Ayah miliki, Ayah sudah bilang bukan? Kalau Ayah sangat menyayangi kalian" ucap Jaehyun seraya bangkit berdiri dan mengecup lembut dahi sang putra yang masih memejamkan mata.

"Cepat bangun jagoan. Kau sudah membuat pria tua ini menangis setelah bertahun-tahun" bisik Jaehyun lirih hingga tidak sadar dengan airmatanya yang jatuh membasahi pipi Mark.

"A-ayah" ucap Mark pelan dan hampir tak terdengar yang sontak membuat Jaehyun kaget.

"Mark? Kau sudah bangun jagoan?" tanya Jaehyun yang dengan cepat menekan tombol darurat di dekat tempat tidur untuk memanggil dokter.

"A-ayah" ucap Mark lagi yang dibalas Jaehyun dengan menggenggam erat tangannya.

"Ayah disini. Ayah disini jagoan. Terimakasih. Terimakasih sudah kembali"

.
.

(´ . .̫ . ')
.
.
Abangnya Enchan ganteng (っ˘̩╭╮˘̩) Penerusnya bapa Johnny ini.

Spoilers chapter depan bakal dijelasin ada apa sama Hendery, terus gimana kalau seandainya Ay bilang kalau Mark dan Dery saling kenal?
Clue, waktu Mark nerima peluru.
Anjir Aciel. Otakmu isinya apa sih? Imajinasimu itulohh ( ・ั﹏・ั)

 Otakmu isinya apa sih? Imajinasimu itulohh ( ・ั﹏・ั)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

---Ayden---

KELANJUTAN HANYA ADA DI VERSI CETAK ❗

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now