Boss 16

35.9K 4.4K 806
                                    

Hening.

Sekarang mobil bahkan mulai mengeluarkan asap dari bagian depan.

Detik berikutnya terlihat mobil juga mulai memancarkan percikan api.

Yeah. Memang sekeras itu hantaman yang terjadi.

Ten hanya bisa terisak dalam tangis melihat kejadian tragis yang terjadi begitu cepat didepan matanya.

Matanya sudah basah dan jangan lupakan juga berbagai pikiran buruk yang tengah menghantui pikirannya hingga membuat pria mungil itu hanya mampu terdiam ditempatnya.

Sementara didalam mobil terlihat Taeyong yang meringis pelan merasakan denyutan di kepalanya yang terluka.

Darah sudah mengalir cukup deras membasahi wajah dan menodai pakaian bagian atasnya.

Setelah tersadar, Taeyong terlihat membuka kasar pintu mobil dan keluar dengan tubuh sedikit tertatih.

Yeah. Akibat hantaman tadi mengakibatkan orang yang menyerang Taeyong ikut terdorong kedepan hingga kesempatan itu dimanfaatkan Taeyong untuk membebaskan diri.

Si penyerang juga terlihat tengah merintih sakit akibat luka terkena pecahan kaca.

Detik berikutnya Taeyong terlihat menarik kasar tubuh orang yang tadi berniat mencelakainya kemudian menyeret si penyerang menjauh dari mobil.

Pemandangan itu sontak membuat Ten tersadar dan dengan cepat berlari menghampiri Taeyong lalu memeluknya cukup erat.

"Bodoh. Kupikir kau mati hiks.." lirih Ten di sela isakannya wajahnya juga terlihat memerah sekarang.

"Ck. Kau yang bodoh. Aku tidak mungkin mati dengan mudah" balas Taeyong seraya melepaskan pelukan Ten dan melayangkan sebuah tendangan di kepala orang yang saat ini tengah merintih dibawah kakinya.

"S-sepertinya ada yang m-mau bermain dengan kita" ucap Ten sedikit terbata dan ikut menatap tajam orang itu lalu menarik kasar rambut si pelaku hingga mendongak.

"Telpon Jeno sekarang. Ahh tunggu--- tidak jadi. Hubungi saja Haechan dan Jaemin. Kurasa mereka lebih tau cara bermain dengan jalang kecil ini" ucap Taeyong yang sekarang berjongkok didepan orang itu kemudian menyeringai tipis.

"Sebenarnya dari penampilanmu kau cukup menarik dan juga berbakat. Sepertinya kau terbiasa membunuh dengan cara licik. Tapi--kau tidak cukup pintar menyerang dengan cara kuno begitu" ucap Taeyong dengan nada merendahkan kemudian kembali berdiri.

Taeyong terlihat mengelap darah di pelipisnya dan menyerngit pelan.

Sial.

Terluka itu merepotkan.

Alasan utama-- dia harus bisa menenangkan para dominan yang pastinya akan mengamuk dirumah.

Kemarahan Mark dan Jeno sudah cukup merepotkan apalagi ditambah dengan si kecil yang bisa saja menggerakkan semua orang entah bagaimana caranya. Kemarin adalah bukti untuk itu.

--dan Taeyong harus bersiap dengan segala ke posessifan Jaehyun yang akan semakin menjadi setelah ini.

Taeyong menggeleng pelan. Memikirkan kedua mertuanya juga menambah rasa pening di kepalanya.

Owh. Ini akan menjadi masalah besar.

Tentunya untuk keparat yang menjadi dalang kejadian ini pastinya.

"Merepotkan" decak Taeyong dan menoleh saat melihat kedatangan sebuah mobil hitam bergaris kuning yang dikendarai oleh Jaemin.

"Papa mertua tidak apa?" tanya Haechan yang turun lebih dulu dengan raut wajah khawatir.

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang