5 || Saga, Kebanyakan!

10.5K 1.2K 56
                                    

Ciee yang baru baca, tapi diem Mulu nanti didiemin balik nangiss :)





















*****

"Tugasnya ini ajah?"

Lingga mengangguk. Begitu orang di sampingnya bertanya.

Ternyata teman sebangkunya juga seorang siswa pindahan sama sepertinya.

Bedanya ia masuk seminggu lebih awal dari Lingga, dan saat Lingga masuk murid itu mengambil izin seminggu lebih. Jadi baru terlihat lagi sekarang.

Hal yang membuat Lingga merasa nyaman bersama murid baru itu, adalah fakta bahwa Saga nama siswa itu tidak seperti apa yang Lingga bayangkan sebelumnya.

*****

Sementara itu, dilain tempat.

Bara tengah mengambil nafas, berusaha sabar. Ketika salah satu anggotanya memaparkan alasan ketelatan pengerjaan laporan keuangan saat tenggat waktu.

Bara juga tidak mungkin menyerahkan ke yang lain ketika semuanya sedang sibuk-sibuknya, apalagi menyerahkan kembali kepadanya Bara sudah tidak yakin duluan.

Bara pun menengok jamnya, masih tersisa satu jam ke waktu istirahat.

"Yasudah kamu bantu seksi acara, biar laporan saya yang rampungkan. Lain kali jangan diulangi lagi. Kalo kamu gak becus buat tepat waktu gak usah jadi sekretaris bendahara, jadi humas saja sana. Nanti kalo sekali lagi saya liat kamu begitu saya pindahkan kamu tanpa pikir panjang. Tidak punya punya tanggung jawab sama sekali."

Siswi itu pun meneguk ludahnya, takut sekali ia. Apalagi nada tegas yang disertai kalimat mengancam terlontar bebas dari mulut Bara, siswi itu pun segera mengangguk patuh dan menyerahkan laporannya pada Bara tanpa melihat ke arah mata Bara yang menghunus tajam ke arahnya.

Setelah menerima, dan siswi tadi juga telah keluar dari ruangannya. Bara pun langsung dengan segera mengerjakannya.

Sambil mengerjakan, Bara terus-terusan menengok ke arah jam dengan amat gelisah.

Dan saat selesai Bara buru-buru saja membereskan alat-alatnya lalu menyerahkan laporan itu pada sekretarisnya yang tengah sibuk mengetik.

"Bos, kotak bekalnya!"

Bara langsung menepuk jidatnya, bagian terpentignya malah ia lupakan.

Bara pun berbalik kembali, dengan cepat ia mengambil kotak bekal yang ada di atas meja osisnya.

"Thank you, Re." Terimakasih Bara pada Renata,sekretaris yang tadi mengingatkan, yang tak lama kemudian dibalas unjuk jempol oleh sekretarisnya itu.

Lalu tanpa ba-bi-bu lagi Bara pun berjalan dengan cepat menuju ke lingkungan kelas 10 IPS dan begitu berada di tengah-tengah lorong, Bara berhenti.

"Bodoh!! mana tau gue kelasnya!" Umpat Bara yang baru sadar jika dirinya tidak tau menahu dimana letak kelasnya Lingga si adik baru, bahkan jurusannya saja Bara tidak tau IPS apa IPa-nya.

Ia lupa untuk menanyakan pada sang mamah, karena saking merasa bersalah sampai-sampai Bara melupakan untuk bertanya.

Di isi otaknya sedari pagi sampai sekarang hanya penuh dengan berbagai penyesalan dan ucapan-ucapan permintaan maaf yang belum tersampaikan.

Alhasil begitu tadi pagi Bara disuruh membawakan kotak bekal untuk diantar ke Lingga. Bara menerimanya tanpa pikir panjang.

Bara pun menghela nafas lelah,lantas tangannya bergerak mengusap wajahnya kasar, ia jadi bingung sendiri saat ini.

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now