18 || Rokok Pele

5K 701 47
                                    

"Lingga tunggu disini dulu, jangan kemana-mana gue mau beli rokok dulu" Lingga yang sedang menyuap mie ayam berhenti sejenak lalu mengangguk patuh. Pele tersenyum sekilas, tapi begitu hendak berjalan keluar Pele kembali lagi ke meja Lingga. "Sekalian titip kunci motor sama Hp deh... Tapi Lingga gue boleh minta tolong?"

Lingga langsung saja menghentikan kegiatan makannya "Boleh kak, minta tolong apa?"

Pele menyerahkan Hpnya yang sedang menampilkan fitur kamera story' ig, tersenyum penuh makna ke arah Lingga.

"Tolong rekamin Gue"

*****

Orang dengan tampilan lengkap dan bewarna serba hitam semuanya itu ,tersenyum miring dibalik maskernya saat mendapati orang didepannya sudah terkapar tidak berdaya.

Dia pun menyeret tubuh orang itu, dan membawanya keluar dari gudang. Kondisi lorong yang sepi membuat orang itu bisa bergerak leluasa tanpa takut tertangkap.

Langkahnya pun terhenti tepat di depan ruangan kelas yang kosong. Berdiam sebentar lalu masuk ke dalam ruang kelas itu, serta membawa masuk tubuh yang sedari tadi diseretnya ke dalam.

*****

Bara menyemburkan air yang dia minum. Zevan yang ada didepannya otomatis terkena semburan itu, langsung berdiri dan mengelap mukanya kasar "Asu Jorok Lo Bar. Muka ganteng gue ternoda. Mana Lo abis makan Ikan,amis gini. Hueeek bau" Ucap Zevan yang kini sedang menahan mual begitu mencium bau amis di seragamnya yang juga ikut kena cipratan.

Bara tidak mendengarkan, malah Bara sibuk melihat kembali Story' yang dibagikan 25 menit lalu "Anjir dah si Pele adik gue dibawa bolos"

Zevan yang mendengar itu pun ikut melirik. Dan melihat Photo Lingga sedang menyuap yang diambil candid, lalu story' berikutnya berisi  boomerang Pele yang sedang memelet dan menunjukkan jari tengahnya ke arah kamera "Hmm.. saingan terbesar Lo ternyata bukan si Tara ya" Bara mendelik tak senang akan respon Zevan yang ada di luar topik yang ingin Bara bahas,kemudian Bara yang tadinya santai saja di dekati oleh Zevan langsung beringsut menjauh begitu tercium bau amis dari arah Zevan. "Bau lu Van. Nyebur di laut mana Lo?"

Zevan yang sudah sabar setengah mati dengan kelakuan tidak tau diri temannya itu. Tanpa bisa menahan lagi, Zevan langsung mengeplak belakang kepala Bara. "Dari sungut Lo. Bangsul!"

"Mana mungkin. Mulut gue bau surga gini" Tolak Bara sambil mengelus-elus kepalanya  "Sakitt njir. Gak sopan lu Van!! Udah di fitrah ini kepala!"

Zevan pura-pura tidak mendengar,malahan anak itu pergi masuk ke kamar mandi.

Saat ini keduanya tengah berada di ruang osis padahal sudah resmi pensiun. Tapi keduanya malah tetap memanfaatkan dan menjadikan ruangan itu sebagai tempat kabur saat suntuk pelajaran. Sebenarnya hanya Bara karena Zevan sedang kosong.

"Bar. Soal Iky gimana?" Tanya Zevan yang sudah keluar dari kamar mandi dan kini tengah membuka seragamnya menggantinya dengan baju olahraga.

Bara yang tadinya sibuk menscrol layar beranda halaman Instagram langsung saja terdiam dan mematikan hpnya, menaruhnya di meja "Gue belum dapet kabar lagi dari Erlang" ujar Bara pelan, sambil membuka kacamata, kemudian Bara memijat pangkal hidungnya.

"Lo udah tanya Pele?". Bara menggeleng "Belum. Tapi gue yakin tuh anak udah tau dimana posisinya, tapi belum bilang-bilang ajah keknya" Jawab Bara yang kini tengah mendongak menatap langit-langit ruangan.

Zevan manggut-manggut setuju. "Bener juga, tuh anak kan tingkahnya ajaib banget. Kalo bukan karena tuh anak juga, kita gak bakal tau isi lemari itu"

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now