Root of Memories || Pele

4.4K 457 32
                                    


-Root of memories: Kenangan yang mengakar.

El Rastro selalu menjadi surga bagi pemburu barang, baik itu bekas maupun baru. Keduanya dapat didapatkan di pasar loak paling terkenal di Madrid ibu kota Spanyol yang buka pada tiap Minggu.

Dan disinilah Pele berada, di tengah-tengah kerumunan orang, Pele ikut berjalan menyusuri deretan kios sembari melihat kesana kemari, merasa terkesan dengan barang-barang yang dijajakan.

Pele yang hanya memakai, kaos tanpa lengan dan celana pendek jeans selutut.

Memakai kembali kacamata hitamnya dengan benar, setelah sedari tadi hanya menggantung di leher baju.

Pele mengeluhkan teriknya matahari, yang membuat arah pandangnya menjadi silau parah.

Lalu juga,Pele yang tak bisa menahan lagi rasa gerah yang mulai mengusik dirinya, pria yang kini telah sepenuhnya dewasa itu pun berhenti berjalan memutuskan singgah di sebuah kedai es krim yang menyediakan tempat duduk di sekitar sana.

Setelah memesan dua mangkok es krim, dan duduk di tempat. Pele merogoh saku celananya.

Ia mengirim pesan singkat ke seseorang, dan begitu selesai Pele kembali memasukkan ponselnya.

Sembari menunggu pesanannya, Pele termenung melihat ke jalanan yang masih di padati dengan orang-orang.

Entah kenapa, pikirannya membawa Pele pada satu ingatan masa SMA-nya yang sudah terlewat delapan tahun lalu.

Padahal jika dipikir-pikir, Pele benar-benar sudah banyak menghabiskan waktu untuk melupakan masa-masa itu.

Kenapa sangat sulit, padahal Pele telah berkorban banyak hal. Menjeda pendidikannya sampai pergi ke negara orang dan merencanakan untuk menetap . Tapi tak ada satupun yang membuahkan hasil, lapang yang sering ia gaungakan ternyata tak pernah sejalan dengan isi hatinya.

Pele berduka, dan selama ini ia selalu menutupi dengan pelariannya.

Dengan beralasan kan hasrat berpetualang. Pele pergi ke berbagai pelosok daerah, mengunjungi satu tempat ke tempat lainnya Pele benar-benar menjadi Petualang sejati saat Lulus SMA waktu itu.

Dan saat ini, ketika Pele menghentikan pelariannya, lantas beralih dengan benar-benar meninggalkan tempat kelahirannya.

Baru Pele sadari, dia tidak bisa melupakan kenangan yang memang tidak ingin ia lupakan.

"Pele!, Bocah Lanang. Pa kabar Lo?"

Pele yang tengah melamun tersentak, begitu tepukan di meja dan pekikan nyaring dari seseorang menyadarkannya.

Pele melepaskan kacamatanya, ia pun tersenyum hangat.

"Baik banget, buset dah. Lang..santai apa, kebiasaan ngegas Lo sampai dibawa ke Madrid Segala!"

Pele berdiri, ia menyambut pelukan bersahabat dari Erlang teman seperjanjiannya.

"Gila-gila!, Terakhir gue ketemu Lo pas kelulusan. Itu pun sebentar karena Lo yang tiba-tiba pergi. Terus ngelenyap dan sumpah kebetulan entah dari mana pas Lo tiba-tiba nongol lagi di sosmed terus upload foto lagi di El Rastro, gue juga lagi plaza mayor. Keknya bener-bener jodoh ya?!"

"Gue juga kaget, anjir. Pas banget timing-nya"

Keduanya menghentikan sebentar percakapannya. Begitu pesanan Pele telah diantar.

Dua mangkok es krim Rasa hazelnut dan tiramisu sudah berada di tengah-tengah antara Pele dan Erlang.

Erlang segera saja mengambil semangkok es krim rasa tiramisu ke dekatnya,dan memekik senang begitu rasa manis familiar menyapa lidahnya.

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now