1 || Sepeda dan Salam Lingga

15.8K 1.4K 35
                                    

Seorang remaja tanggung bertubuh kurus dengan rambut pirang efek kepanasan. Berjalan sambil membawa sepedanya yang kempes, remaja itu berjalan dalam diam tapi tak menyurutkan suara seseorang disampingnya yang masih berceloteh ria, yang semenjak dari area sekolah sampai sudah dekat dengan jalan rumah. Ia masih bersih keras menceritakan banyak hal padahal remaja kurus itu hanya menimpali seadanya.

Tiba-tiba saja di tengah jalan teman remaja kurus itu berhenti bicara juga berhenti melangkah.

Remaja kurus itu, menengok ke samping.

"Kenapa?"

"Kamu teh gak bilang ke aku, kalo kamu kedatangan saudara!"

Remaja kurus itu menatap heran temannya, lalu menggeleng pelan.

"Enggak ada yang perlu dibilang. Karena emang gak ada Juna,," Jawabnya dengan sabar, tapi teman disampingnya yang dipanggil Juna menggeleng kepala, tak terima.

"Habis itu di halaman rumah kamu teh ada siapa? Banyak mobil gitu Lingga?"

Lingga nama remaja kurus itu yang ditanya demikian, langsung saja melihat ke arah halaman rumahnya yang memang sudah terlihat dari tempatnya. Memicingkan mata mencoba melihat mobil yang katanya dari kota itu. Lalu tak lama ia mengangkat bahu acuh.

"Mungkin penagih hutang." Jawabnya melantur, sambil kembali berjalan meninggalkan temannya yang menganga dibelakang. Dia pikir apa, ternyata hanya sesepele masalah mobil di perkarangan.

"Heh,,mana ada Lingga!! Setau aku nenek Lastri itu gak punya utang!!"

Lingga yang mendengar pernyataan Juna tentang neneknya, langsung terkekeh kecil di depan. "Juna kamu tuh siapa sih sampai bisa menyimpulkan seperti itu? Kan bisa ajah tanpa kamu ketahui nenekku ternyata punya hutang. Lagian aneh ajah yang mau ngutang harus bilang-bilang biar diketahui orang."

"Dih, kamu mah aneh Lingga! orang-orang baikkin nama nenek kamu, kamunya kayak gitu heran aku tuh!"

"Aku gak butuh Juna."

Mendengar itu, Juna pun hanya bisa mempautkan bibirnya kesal.

"Au ah kesel mau pulang gak jadi main ke rumah Lingga!!"

"Ya udah sana pulang." Jawab Lingga tenang, toh dia tidak merugi sama sekali bahkan dengan begitu dia bisa memanfaatkan waktunya untuk hal lain yang lebih berguna ketimbang harus mendengar celotehan Juna yang tidak ada capeknya.

"Ish, punya temen gak peka!!"

Kesal, karena tidak ditanggapi Lingga. Juna dengan emosi langsung menendang sepeda Lingga sampai terlepas dari pegangan dan terjatuh ke tanah.

Lingga yang diperlakukan seperti itu, hanya menatap diam Juna menunggu emosi apalagi yang akan Juna tunjukkan padanya.

Sementara Juna yang ditatap seperti itu, diam-diam merasa bersalah tapi karena sudah kepalang tanggung dan gengsi jika harus meminta maaf. Dia pun malah mendorong kencang tubuh Lingga sampai-sampai membuatnya ikut terjatuh menyusul sepeda yang sudah tergeletak di tanah.

"Lingga nyebelin!!!" Teriaknya, lalu berlari kencang pergi meninggalkan Lingga yang masih terduduk di tanah.

"Iya tau makanya jangan ditemenin."

Jawab Lingga pelan pada angin yang berhembus melewatinya, karena sudah lama Juna berlalu dan Lingga masih diam ditempat.

***

Lastri menatap putrinya dan keluarga barunya yang tengah duduk di depannya ia kemudian mengulas senyum sinis, sebelum akhirnya kembali mengisap ujung rokoknya dan membuang asapnya tepat di depan muka keluarga baru putrinya.

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now