11 || Rumah Saga

6.4K 890 61
                                    

"Gila! ternyata ada yang lebih kaya dari Lo Tan!" Seru Iky, takjub. Begitu melihat ruang kamar tidur milik Saga yang luasnya bukan main bahkan lebih dari ruang kelasnya.

Erlang yang dibilang seperti itu malah tidak mendengarkan, pemuda itu tengah asik melihat-lihat ke sekeliling kamar Saga membandingkan apa saja barang yang dipunya Saga yang dia tidak punya di kamarnya.

Berbeda dengan kedua orang yang takjub akan kemewahan barang-barang di sekeliling kamar, Genta malah berbinar begitu melihat isi kulkas dua pintu yang penuh dengan berbagai macam cemilan didalamnya, apalagi begitu matanya menangkap ada kacang Rosta berukuran besar di dalamnya.

"Ambil ajah, apa yang Lo mau."

Kata Saga saat melihat Genta hanya melihat tidak kunjung mengambil, mungkin Genta tidak enak hati.

Membiarkan ketiga temannya yang sibuk dengan menelisir isi kamarnya, Saga beralih pada Lingga yang sedang duduk anteng di karpet sambil mengelus kucing Bengal miliknya.

Saga ikut duduk dekat Lingga.

"Acacia ,come here."

Acacia nama kucing Bengal peliharaan Saga, yang tadinya berada dipangkuan Lingga begitu dipanggil pemiliknya langsung saja bangkit dan berpindah ke arah Saga yang sedang merentangkan kedua tangannya itu.

Lingga tersenyum kecil melihatnya, interaksi Acacia dan Saga terlihat sangat manis. Bahkan kucing itu mengeram lalu mendusal-dusalkan  kepalanya pada Saga, minta dicium.

Iky yang tadinya sedang melihat koleksi beragam Saga ikut tertarik menghampiri, begitu mendengar Saga berbicara berbahasa Inggris ke kucingnya.

"Widih, kucing Lo ngerti bahasa Inggris?"

Dari arah belakang Erlang yang sudah selesai melihat-lihat langsung mengeplak belakang kepala Iky membuat temannya mengaduh sakit.

"Bego."

Maki Erlang, Iky mendelik sebal tak menggubris Erlang, Iky malah ikut mengajak main Acacia yang kini sedang mengigit-gigit jari Saga. Tapi sayang kucing itu tidak meresponnya.

"Lingga sendiri tinggal dimana?"

Baik Saga dan Iky detik itu juga ikut menatap Lingga, penasaran. Karena hanya rumah Lingga saja yang belum diketahui bahkan daerah mana-mananya saja dia tidak disebutkan.

Lingga yang ditanya seperti itu langsung saja menatap Erlang bingung, ingin menjawab seperti apa. Karena belum ada yang tau jika dia adik dari Bara dan Tara dua orang terkenal di sekolah.

"Ada yang bisa bantu?"

Semuanya yang tadinya menunggu jawaban Lingga kompak menengok, dan mendapatkan tubuh bongsor Genta sedang kesusahan membawa makanan ringan yang berada di pelukan kedua tangannya. Sampai-sampai ada yang berjatuhan.

Erlang yang melihatnya melongo tak percaya, sedangkan Iky hanya tertawa-tawa merasa bangga.

Setelah semua kegiatan yang mereka lakukan, akhirnya mereka berlima tiduran melingkar di karpet berbulu hitam, juga tampak bungkus-bungkus dan sisa makanan yang berserakan disekitarnya masih belum dibersihkan.

"Saga mulai hari ini kamar Lo jadi markas kita ya."

Celetuk Iky sekenanya, membuat Erlang melotot.

"Boleh"

"Jangan didengerin Ga, entar lama-lama dia jadi parasit di hidup Lo, mending kasih garem biar ilang"

"Lu kira gue hewan dikasih garem."

"Iyalah emang Lo emang hewan kan?"

"Gue manusia, yang hewan itu orang yang suka minjem duit tapi gak dibalikin."

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now