24 || Lingga dan Lutut

5.4K 736 45
                                    

Dipersilahkan waktu dan tempatnya untuk menghujani author dengan banyak vote dan komentar, karena author bentar lagi membombardir kalian dengan notif Lingga. Makanya diminta kerjasamanya ya teman-teman sekalian.

🐨


*****

"ky?"

Iky yang depan badannya bersandar pada pinggir tembok sementara matanya sedang melihat-lihat ke bawah dengan jelalatan pada siswi-siswi yang sedang bermain voli. Langsung mendongakkan kepalanya melihat ke arah samping, lalu mengangkat dagu di hadapan Erlang memberi gesture, apa?. 

"Gue kira pas waktu itu Lo ngelakuin percobaan bunuh diri. Taunya malah pingsan" Ucap Erlang sambil mengingat kembali jika dia, Pele dan Tara saat itu menemukan Iky dalam kondisi tak sadarkan diri dengan pecahan kaca berceceran di lantai dan satu berada di kepalan tangannya.

Diingatkan lagi Iky langsung tersenyum "Lo gak salah Lang " Erlang yang mendengarnya melotot kaget, tapi Iky kembali membuka suaranya membuat Erlang menghela nafas lega.

"waktu itu, gue emang mau budir tapi gue ngedadak inget Lingga"

Erlang yang sedari tadi sedang menghadap ke arah kelas , kini ikut berbalik, berpegangan pada atas tembok batas. Erlang tersenyum.

"Lingga itu sesuatu banget ya"

Iky mengangguk setuju.

"Iya, dia itu sesuatu banget sampe buat gue pikir ulang. Kalo gue mati gue gak bisa lagi makan lauknya yang enak"

Erlang yang sedang serius mendengarkan langsung mengeplak kepala temannya. "Semprul lu, gak enak banget akhirannya!"

Dimarahi seperti itu, Iky malah menyengir kuda. Tapi sungguh di dalam hatinya Iky benar-benar bersyukur dia mengingat Lingga saat itu.

________

Sementara itu di sisi tempat lain, pemilik nama sedang berkutat dengan rumus matematika. Untung saja Lingga ini anaknya mudah mengerti jadi ketika yang lain sibuk mencari-cari jawaban pada teman ataupun internet. Lingga mengerjakannya sendiri ,Saga yang duduk disampingnya juga Ikut melirik dan menyalin dengan cepat begitu Lingga sudah berpindah ke soal yang baru.

Lingga tidak mempermasalahkannya.

Bahkan ketika semua murid sudah pergi mengumpulkan buku di meja guru dan pergi keluar kelas untuk istirahat. Lingga masih disana menunggui Saga selesai menyalin jawabannya dengan sabar.

"Udah?"

Tanya Lingga melihat Saga berhenti menulis.

Saga menggeleng "Tangan gue keram" Saga menunjukkan tangan kanannya.

Lingga mengangguk mengerti, lalu mengambil alih buku Saga. Saga yang tau maksudnya langsung merebut kembali bukunya dengan tangan kiri.

"Jangan, nanti ketawan guru!"

"Enggak. Nanti dimiripin"

Saga menggeleng keras, dan begitu dirasa tangannya kembali normal dengan cepat Saga langsung menulis kembali.

Lingga hanya bisa menungguinya dan mengulas senyum kecilnya.

Setelah selesai, Lingga meminta Saga untuk duluan pergi ke kantin kali ini mereka berdua tidak membawa bekal.

Lingga pergi ke kamar mandi, dan masuk ke dalam bilik yang kosong.

Saat keluar dari sana Lingga menemukan sudah ada Bara disana menunggu di luar kamar mandi.

Tanpa banyak bicara Bara langsung menarik tangan Lingga menyeretnya tanpa berkata-kata, dan melepaskan saat mereka sudah berada di samping sekolah yang sepi.

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now