13 || Bahu Lingga

7K 808 48
                                    

Terhitung sudah sebulan lebih Lingga tinggal, dan perkembangan hubungannya dengan Bara sudah banyak kemajuan.

Contohnya saja saat ini, Lingga menemani Bara yang sedang mengerjakan tugas di ruang tv.

Sebenarnya tidak sampai sedekat itu, hanya saja Lingga kebetulan tidak bisa tidur jadi ia keluar kamar,berniat minum. segelas air . Dan begitu dia keluar, Bara sudah berada di sana dan tiba-tiba memanggilnya. Bertanya apa Lingga baru bangun, tentu saja Lingga menjawabnya tidak.

Dan begitulah akhirnya Lingga berada disini, menemani Bara yang sedang sibuk menghitung.

"Lingga, bisa minta tolong?"

Tanya Bara tiba-tiba, begitu dia mendapati serangan mendadak pusing di kepala.

Bara yang memegang kepalanya dan meringis, membuat Lingga yang  bersandar pada sofa langsung saja menghampiri dengan khawatir.

"Kakak kenapa?"

Bara menggertakkan giginya menahan rasa sakit, lalu menggelengkan kepala mencoba menyamarkan rasa sakit dan dengan susah payah ia menjangkau Lingga di sampingnya, menaruh tangannya yang gemetar di pundak.

Lingga langsung memegang badan Bara, menahan.

"Tolong ambilin obat di laci pertama dekat kasur di kamar gue. Sekalian sama airnya"

"Kakak tunggu sebentar" Lingga menyandarkan Bara di pinggir sofa dan bergegas ke kamar Bara di lantai satu.

Dan begitu selesai membawa obat dan segelas air, Lingga kembali dan menemukan Bara yang meringkuk ke arah samping.

Lingga langsung mendekat dan membawa Bara pada rangkulannya.

"Kak ini obatnya"

Bara yang kesakitan itu langsung saja menelan obatnya dan minum minuman yang disodorkan Lingga.

Melihat Bara masih menahan sakit, Lingga langsung saja menyandarkan kepala Bara pada dadanya kemudian memijat-mijat kepala Bara. Bara yang sudah tidak berdaya hanya bisa menikmatinya.

Tak lama kemudian, sakit kepala Bara mereda. Membuat Bara akhirnya tidak lagi meringis kesakitan dan bisa bernafas lega.

Melihat Bara yang sudah tenang, barulah Lingga mengoleskan minyak kayu putih pada tengkuk, sekitar leher dan perut Bara.

Bara yang hampir tertidur langsung saja bangun lalu ia mengerutkan hidungnya mencium aroma kayu putih dan merasakan sensasi hangat di tubuhnya .

Lingga gue sakit kepala bukan masuk angin. Duh polos banget si Lingga.

*****

Tara menyeringai senang begitu melihat orang didepannya.

"Gak pernah gue sangka Lo juga ada disini, he~ pak Budi"

Oka yang lagi-lagi tertangkap basah hanya bisa mengutuk dalam hati, padahal dia sudah pergi jauh-jauh hanya untuk menghindari radar Tara. Tapi lagi-lagi secara ajaib ia malah tertangkap lagi dan sialnya bukan hanya Tara.

"Dah lah Tar, lagian gue ngajak Lo kesini buat nemenin gue. Bukan buat nakutin anak orang,lagian mau dia clubing juga bukan urusan Lo kan tar"

Ujar Pele sambil menatap jengah, Tara yang tak habis-habisnya mengganggu Oka sejak tertangkap olehnya.

"Gue gak ganggu Pel, ya kan siapa tau waketos kita yang baik hati mau neraktir minum. Ye gak Ka?"

Oka tidak membalas, malah dia memalingkan wajahnya. Tara yang melihat itu malah makin senang , tapi tak berlangsung lama karena setelahnya,

Rumah Untuk Lingga (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang