21 || Rompi Bara

4.4K 662 54
                                    

"Heh ngapain Lo pada tawuran di depan sini. Sana balik Lo pada. Gue panggil polisi baru tau rasa!"

Dibilang seperti itu, Gara malah tertawa kencang. Malah itulah yang mereka inginkan, hadirnya sosok polisi.

Sama dengan yang dipikirkan Gara, teman-temannya yang lain malah semakin menjadi-jadi saling lempar batu dan dengan sengaja melempar ke arah orang itu.

Yang dimana hal itu membuat amarah orang tersebut makin tersulut. "BANGSAT!. MINTA DIHAJAR YA LO PADA!" Teriaknya penuh emosi seraya mendorong kasar salah satu teman Gara membuatnya terjatuh tak siap ke tanah, dan begitu kaki orang tadi hendak menginjak tubuh teman Gara. Gara segera menangkis nya dengan satu kakinya, menendangnya kasar.

"Lemah" Ucapnya dengan tengil, Orang itu makin marah dan langsung memukul pipi Gara.

Menerima serangan itu Gara makin senang, dengan cengir lebarnya di balik helem Gara membalas pukulan itu tepat ke arah perut orang itu membuatnya jatuh tak siap.

Dengan sombong, Gara mengangkat dagunya menatap remeh orang itu. "Badan doang gede pukulan kok, kek anak SD sih Om" ledeknya.

Emosi dikatakan seperti itu, orang itu langsung bangkit dan memukuli Gara membabi-buta tapi tidak ada satupun yang berhasil mengenainya, Gara terlalu lincah menghindar.

Melihat rekannya dari kejauhan kewalahan, orang-orang yang berjumlah delapan langsung saja menyusul membantu temannya.

Niat maksud ingin main keroyokan, tapi ternyata Gara tidak sendiri lagi temannya yang sedari tadi menonton dan yang lainnya sedang saling serang begitu melihat kedelapan orang itu mereka langsung kompak menghentikan dan maju bersama-sama ikut menantang.

kedelapan orang itu pun menelan ludahnya merasa kalah jumlah.

Dilain sisi,Bara yang tengah berada di atas motor membola terkejut, melihat Lingga berada di tengah-tengah kerumunan teman-temannya.

Menjadi satu-satunya yang berseragam dan tidak tertutup apapun wajahnya, tidak seperti yang lainnya menutupi dengan masker ataupun helm. Lingga menjadi paling mencolok apalagi raut wajahnya yang bingung.

Bara lantas saja meloncat turun dari motor, dan menghampiri. Begitu sampai Bara bergerak mencekal tangan Lingga menyeretnya ke sisi. Lingga sempat memberontak karena ia tidak mengenali, tapi kemudian berhenti begitu Bara membuka kaca helmnya "Ngapain?"

"Gak tau"

"Loh kok gak tau, tapi disini. Gimana ceritanya?"

Lingga menatap Bara serius. "Tadi ngikutin kak Tara dari gang sampe ke jalan besar, terus liat orang banyak naik pake motor,kak Tara juga. Terus ada yang nyamperin,dia bilang 'kamu satu sekolah sama Tara?' Lingga angguk ajah. Abis itu dia nyuruh Lingga naik cepetan dan akhirnya sampai disini"

Bara yang mendengar penjelasan panjang Lingga pertama kali. Melihatnya tanpa kedip, Bara tidak berpikir Lingga benar-benar akan menceritakannya. Ingin menangis haru ketika akhirnya untuk pertama kalinya Lingga bicara sepanjang itu,

Selama ini ia selalu berpikir jika Lingga itu adalah tembok berjalan karena selain lempeng Lingga itu hampir tidak menampakkan emosinya dan jarang mengungkapkan isi hatinya.

Jadi begitu Lingga bicara demikian Bara terkejut luar biasa.

Lantas Bara pun kemudian menggeleng kecil menyadarkan dari pikirannya sendiri, bukan saatnya dia kagum. Karena sekarang ada yang lebih penting. "Denger ya jangan-jangan jauh dari gue, disini bahaya!" Ucapnya seraya melepaskan helm dan membuka perlengkapannya sehingga memperlihatkan wajah Bara dan seragamnya dengan jelas.

Rumah Untuk Lingga (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang