29 || Tara dan Sayapnya Yang Rusak

4.9K 676 110
                                    

Tara tersenyum begitu merasakan terpaan angin ke mukanya.

Terkadang disaat-saat sendiri seperti ini, Tara merasa lebih bebas.

Tidak lagi harus berpura-pura, apalagi sampai menahan luka.

Tapi begitu suara langkah kaki dari arah belakang terdengar, Tara langsung mengubah mimik wajahnya.

"Kak Tara mau ngomong apa?"

Itu Lingga, adiknya.

Tara memutar badannya menghadap Lingga yang menunggu.

"Bilang ke mamah kalo Lo mau berangkatnya sendiri naik bis besok, nanti jalan ke halte tunggu gue disana. Lo gak balik ke nenek, Lo tinggal di apartemen gue  mulai besok ,soal sekolah gue panggilin guru"

Lingga yang mendengarnya membulat, tak menyangka Tara tau jika dia akan pergi pulang kembali ke neneknya. 

Tara mendengus melihat wajah terkejut Lingga.

"Lo denger gue kan?"

Ditanya seperti itu, Lingga seketika tersadar dari keterkejutannya. Lantas anak itu menggeleng cepat.

"Gak usah kak, Lingga mau pulang ke nek Lastri ajah"

Mendengar ucapan berani Lingga yang menolaknya, tawa Tara langsung menguar, merasa lucu dengan Lingga.

"Heh- Lingga denger! Gue gak ngasih Lo pilihan. Tapi ini adalah titahan mutlak yang kudu Lo turutin dan gue nyuruh Lo ke apartemen gue itu buat bersih-bersih rawat apartemen gue. Ngerti!" Ujar Tara bersikeras.

Sementara Lingga yang mendengarnya tentu saja bingung. Bundanya menyuruhnya untuk pulang ke kampung besok.Lingga tidak tau alasannya apa,tapi yang pasti Lingga merasa jika kehadirannya di tengah-tengah keluarga Bara dan Tara adalah sebuah masalah.

Malam itu saat bundanya sembari terus menangis, Vania meminta maaf pada Lingga, jika dia tidak bisa pertahankan Lingga lebih lama.

Dan dari sanalah juga, Lingga sadar jika kehadirannya tidaklah tepat.

"Heh! Denger gue kan?"

Lingga mengerjap, ia kembali lagi pada kesadarannya dan fokus pada Tara

Lingga tersenyum apapun niat Tara dibalik itu, Lingga harus menolak.

"Enggak Kak, aku mau pulang"

Mendapatkan jawaban seperti itu Tara menatap Tajam Lingga, menarik kerah seragam adiknya. Menariknya kuat sampai Lingga dibuat menjijit.

"Kalo gue bilang Lo tinggal di apartemen gue. Ya berarti tinggal disitu! Denger Lingga Lo itu badai di hidup gue. Jadi sudah sepantasnya, Lo harus tau diri. Apa yang gue suruh, berarti harus Lo jalanin suka gak suka. Tetep harus!"

Dikatakan badai oleh Tara, Lingga mendadak merasakan ngilu di hatinya. Lingga belum pernah merasakan seperti ini, Lingga pernah mendapatkan perkataan yang bahkan lebih dari itu tapi tidak pernah merasakan perasaan ini.

Perasaan ngliu yang tiba-tiba itu terlalu asing baginya. Dan Lingga tidak tau cara mengatasinya karena semakin lama perasaan ngilu itu semakin menjadi dan meremas sakit hatinya.

Sampai,

Tubrukan wajahnya pada dada bidang Tara, membuat Lingga tersentak kaget.

Tara mendekapnya. Dan ngilu yang dia rasa mendadak lepas tak bersisa.

"Diem jangan bersuara"

Peringat Tara tiba-tiba , dan setelah mengatakan itu kedua telinga Lingga mendadak ditutup oleh tangan besar Tara. Tak diizinkan mendengarkan apapun.

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now