14 || HokBen (Spesial Chap)

5.9K 809 52
                                    

Heyy guys ketemu lagi, tapi sebelum baca. Jangan lupa untuk vote dan komen karena itu semua sangat berpengaruh untuk memberikan semangat author melanjutkan cerita ini ,yang sering mengalami buntu cerita.

Oh iya,, Author juga belum sempet bahas sampul.

Jadi sampul ini tuh udah yang keempat kalinya ganti dan finalnya tetep ini. Jadi ini bener-bener sampulnya cerita Lingga yang fiks.

Dan juga ada kejadian lucu dibalik ini sampul. Jadi kan ya author itu punya kakak, yang pinter ngebuat design bangunan ataupun ruangan yang kayak gitu. Nah terus author kan minta dibuatin sampul cerita , eh malah dibuatin selengkap-lengkapnya sampul depan, tengah , belakang . Kayak yang mau diterbitin gitu ಥ_ಥ terharu dong, segitunya didukung buat nulis, terus sama keluarga dijadiin story dan banyak yang nanya, "nerbitin buku?" Disitu ngerasa malu tapi sekaligus seneng.

Malunya karena yang baca waktu itu baru sedikit banget jadi ya,, gitu. Kalo senengnya tuh, merasa dihargain banget. Padahal belum ngehasilin apa-apa.

Dan atas semua itu juga, author mau ngasih ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya buat keluarga terus kalian yang terus-terusan ngasih dukungan padahal mungkin di luar sana masih banyak cerita lebih yang bagus, tapi kalian singgah disini dan ada beberapa mungkin yang menetap dan menyimpan Lingga di daftar perpustakaan apalagi sampai masukin ke daftar baca. Pokoknya terimakasih dan sayang kalian banyak-banyak🐨

Love you all❤️

Happy Reading.

*****

Bara menatap kotak kue yang Lingga keluarkan dari paper bag. "Emang mamah udah pulang?" Tanyanya.

Lingga menggeleng, tidak tau.

Bara tiba-tiba mengulas senyum penuh makna begitu sadar jika Tara yang memberinya, karena siapa lagi jika bukan dia. Di rumah ini selain pembantu yang datang di pagi hari hanya ada mereka bertiga karena Ferdi sedang dalam perjalanan bisnis dan vania ikut menemani.

Dan juga melihat cara Tara yang memberikannya dengan tidak ingin diketahui, membuat Bara tertawa mengejek dalam hati.

"Kakak, mau?"

Bara menggeleng,masih terlalu pagi untuk memakannya. "Masih pagi Lingga, mending sarapan dulu"

Lingga mengangguk patuh lalu ia memasukkan kue itu ke dalam kulkas.

Dan begitu makanan telah disiapkan
, Bara dan Lingga pun memulai makannya tanpa Tara, karena anak itu minta untuk tidak dibangunkan. Karena hari ini juga hari Minggu jadi mereka bisa santai.

Bara yang sedari tadi sedang menimbang sesuatu, menatap Lingga yang sedang makan dengan tenang tiba-tiba terbersit sesuatu "Lingga mau ikut gak?".

*****

"Tan, cape gue. Elu mau beli apa sih sebenarnya? Udah lima kali kita muter ini!" Keluh Iky yang kemudian berjongkok tak kuat lagi.

"Kan gue bilang, lu tunggu ajah di KFC malah kekeuh ngikut"

Iky yang sedang berjongkok itu langsung saja mencebikkan bibirnya, mendengar penuturan Erlang.

"Gue gak mau makan di KFC, gue lagi pengen makan HokBen"

"Yaudah sana,ntar gue nyusul"

Erlang masih sibuk melihat-lihat padahal tempat itu sudah dia lewati.

Dari arah belakang Iky langsung menahan Erlang, membuat anak itu berhenti berjalan dan menatap penuh tanya.

"Duitnya mas bro?"

Rumah Untuk Lingga (Completed)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant