15 || HokBen Putaran Kedua

5.5K 786 50
                                    

"Jadi yang dimaksud adik Lo waktu itu, Lingga?"

Tanya Iky begitu ingat waktu itu ,Bara mendatanginya dan mengomel karena adiknya diberi peran sebagai figuran, Iky yang pada saat itu sedang sibuk mengemasi barang untuk pulang hanya mengiyakan saja tanpa benar-benar memastikan lebih. Dia kira Bara sedang ngawur saja pada saat itu.

"Iya adik gue. Jadi Lo. Jangan macem-macem!"

Tekan Bara yang duduk tepat di depan Iky.

"Lagian Bar, mana tau kita-kita dia adik Lo"

"Lah sama, gue ajah yang tiap hari sama nih anak. Mana tau dia ternyata punya adik selain Tara"

Mendengar itu Bara langsung berhenti menyuap kemudian menaruh sendoknya.

Menatap ketiga temannya bergantian "Gue juga baru tau bulan kemarin".

"Bar?"

Bara, Zevan, Erlang dan Iky kompak saja menengok di sesi acara mengobrolnya .

"Lah ada bang Zevan. Sultan juga, eh maap gak kenal yang satunya"

Iky langsung mencibir, tau jika dialah yang dimaksud orang tak dikenal oleh adik kelas songongnya itu.

"Gue bukan sultan!"

"Iya-iya dah, tumben banget lah pada ngumpul? Sebuah konspirasi macam apa ini?"

Keempatnya langsung memasang wajah masam begitu diingatkan kembali. Mereka juga tidak menyangka akan bisa duduk dalam satu meja yang sama lagi, apalagi mereka juga sudah dikenal sebagai timur dan baratnya Sekolah. Walaupun Zevan dan Iky adalah teman sekelas tapi keduanya bahkan tidak pernah terlihat bertegur sapa, Zevan selalu berada dijajaran orang-orang penting di sekolah seperti Bara. Sedangkan Iky berada sebagai induknya anak-anak nakal di sekolah dan Erlang yang dekat dengan Iky ,yang tadinya seperti Zevan lambat laun pun di golongkan sebagai bagian dari Barat.

Dan juga tragedi satu tahun silam masih membekas di ingatan mereka. Membuat keempatnya sadar akan tempatnya masing-masing. Dan semaksimal mungkin tetap menjaga area Barat dan Timur yang disebutkan tadi.

"Jadi ada apa gerangan para veteran pahlawan perang, pada ngumpul disini?"

******

Saga mendengus sebal lagi-lagi dia gagal untuk kesekiannya.

"Dah lah Ga lagian Lo udah buang duit banyak buat ginian, cuman gara-gara gak dapetin karakter yang Lo mau. Kan beli bisa Ga"

Ucap Genta yang sejak dari tadi menemani Saga yang memainkan mesin bola .

Lingga yang sedari tadi juga memegangkan action figur yang didapatkan Saga mulai merasakan jika ini sudah terlalu banyak.

Bagaimana tidak jika sudah lebih dari 29 action figur di pelukannya.

"Gak!. Rasanya bakal beda kalo beli. Pokoknya sebelum dapetin dek Rem gue gak bakal berhenti!"

Genta dan Lingga yang melihatnya hanya bisa pasrah dan menunggu lagi, bahkan jika perlu sampai itu isi di dalam mesinnya habis sekalian,biar Saga puas.

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now