12 || Radio Mobil Bara

6.3K 872 46
                                    


Bisa-bisanya mantan tinggalin jejak, dan kamu enggak?







*****

Suara musik dari radio menjadi awal pagi buta Lingga yang tidak biasa, entah ada angin apa tiba-tiba saja tadi saat Lingga hendak pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, sudah ada Bara bersandar di mobilnya di luar gerbang rumah.

Lingga awalnya sedikit tidak yakin jika itu Bara karena biasanya kakaknya itu masih tidur pada jam segini dan juga keadaan Bara yang tidak memakai kacamata seperti biasanya menambah kesan asing.

Dan begitu Lingga melewatinya, baru Lingga yakin sepenuhnya, jika itu adalah Bara. Begitu kakaknya memanggilnya.

"Kelas berapa?" Tanya Bara,memecah keheningan antara dia dan Lingga, kini keduanya sudah berada di dalam mobil.

"10 IPS 3."

"Oke, Ini emang gak sopan tapi mending terlambat, daripada gak sama sekali. Nama Lo siapa?"

"Lingga."

Bara langsung menggeleng kecil.

"Bukan-bukan, itu juga gue tau. Maksud gue, Nama lengkap Lo siapa?"

Jelasnya lagi sambil membenarkan letak kacamatanya. Bara sempat melepaskannya tadi akan tetapi dipasang kembali begitu hendak menyetir, Bara itu rabun jauh jadi sulit untuk dia menyetir tanpa memakai kacamata.

"Kalingga Laksa Gumelar."

"Oh, oke."

Setelah percakapan itu mereka kembali diam dan membiarkan suara radio mobil yang bersuara tanpa benar-benar ada yang mendengarkan, karena mereka berdua sama-sama sibuk dengan pikirannya.

Begitu sampai di parkiran sekolah sudah terlihat banyak murid, karena juga tadi mereka harus memutar jalan yang jauh karena jalan yang biasa di lalui Bara itu sedang dalam perbaikan.

Lingga pun segera bersiap dan begitu tangannya bergerak hendak membuka pintu mobil, Bara memanggilnya lagi.

Lingga berbalik, menatap tanya Bara. Begitu mendapatkan uluran jabatan tangan dari Bara.

Bara yang melihat itu tersenyum maklum. Ia pun berkata  "Seperti yang gue bilang ini benar-benar terlambat, tapi Lingga Lo harus tau. Mulai sekarang gue Aldebaran Cakrawala Diwongso, kakak pertama lo. Jadi Lingga selamat datang di rumah."

Tidak ada lagi tatapan dingin dan intimidasi dari Bara, seperti awal-awal Lingga datang. Tapi saat ini didepannya hanya ada Bara yang menatapnya dengan ramah dan juga senyum hangatnya.

*****

"Yakin mau berangkat sekolah? Izin ajah dulu. Entar mbak buatin surat sakit, kasian mbak liat badan kamu ringsek gitu." Ucap seseorang wanita dewasa dengan raut wajah khawatir kepada orang didepannya.

"Gak usah Mbak, udah kelas tiga gini juga."

"Yakin?"

Tanya wanita itu, memastikan.

"Iyaaa, lagian juga udah biasa kali mbak. Kayak pertama kali liat Iky gini ajah aku kan jagoan. Dah gih mandi, bau bapak-bapak tau dari semalem "

Yang dipanggil Mbak itu lantas mengendus badannya sendiri dan benar saja bau bapak-bapak yang dibilang oleh Iky memenuhi Indra penciumannya.

Ah rupanya dia lagi-lagi lupa untuk membersihkan diri.

"Hehe iya-iya lupa, habisnya cape banget, udah layanin tiga orang, lupa mandi. Ya udah bobo ajah deh."

Iky yang sedang memakai deodorant langsung berbalik dan memasang wajah ngerinya dengan omongan walinya.

"Mbaaak, Vulgarr."

Rumah Untuk Lingga (Completed)Where stories live. Discover now