Game Was Started

7.7K 1.2K 729
                                    

Sasa's POV

Oke. Di sini gue sekarang, di balkon kamar sembari minum dalgona buatan gue sendiri. Sumpah pait, kayak hidup gue sekarang.

Gini ya, setelah gue ditendang dari sekolah, dunia gue serasa berputar 180°. Dua hari lalu, gue di DO gara-gara masalah—yah lo semua pasti udah tau lah ya.

Gue cerita sedikit. Waktu itu, setelah gue ambil tas lalu pulang, ternyata Juna sama Salsa baru turun dari mobil, gue ketemu mereka di lapangan. Iya, orang kaya gak mau parkir di parkiran, maunya di lapangan. Sombong amat.

Gue natap Juna, Juna natap gue, gue dan Juna tahap-tahapan. Gue males sebenernya, ya udah gue cabut, ya kan. Tapi gue dipanggil tuh. Gue sih bodoh amat ya, jadi gue melengos aja.

Saat gue lagi fokus jalan, eh tiba-tiba kuping gue panas banget, dijewer dari belakang. "Apa-apaan sih! Sopan kah gitu?" protes gue pada pelakunya. Tidak lain tidak bukan adalah papi chulo. Papi Juna maksudnya.

"Dipanggil malah melengos aja, sopan kah begitu?"

Gue diem aja lah.

"Ayo, ikut Papi ke Bu Endang. Papi bicarakan baik-baik."

Baru aja gue mau jawab, udah keduluan.

"Jangan protes, ini demi masa depan kamu," tangan gue ditarik mengikuti langkahnya.

"Mana sempat, keburu telat. Aku udah ditendang, kamu gak bisa ngapa-ngapain. Udah lah lepasin, aku mau pulang," gue lepas tangan papi, lalu pergi.

"Sa, mau pulang kemana?"
"Sa, Papi bisa ngomong sama Bu Endang loh."
"Sa, perlu Papi suap guru BK?"
"Sasa, balik!"
"Sa, kalo gak balik, gak akan Papi kasih uang jajan."

Dalam hati nih gue bilang, "serah lu dah," ya kali gue ngomong langsung depan orangnya, bisa-bisa jadi tempe penyet gue.

Akhirnya gue keluar gerbang sekolah. Gue cari ojek di pangkalan samping sekolah. Gue mau cepet-cepet pulang, makan, tidur, bangun, dan mulai merancang masa depan. Eh iya kalo gue masih punya masa depan. Menata hidup aja deh kalo gitu.

Oke gue ulang. Gue mau cepet-cepet pulang, makan, tidur, dan menata hidup. Nah iya, kira-kira seperti itu.

Sasa's POV end

[]

Author's POV

Dua hari lalu, Sasa resmi dikeluarkan dari sekolah. Juna sudah berusaha bernegosiasi dengan pihak sekolah, namun tetap saja tidak bisa. Masalahnya, foto telah menyebar ke seluruh warga sekolah.

Juna tidak puas dengan keputusan sekolah kali ini. Ada tiga orang dalam foto tersebut. Tapi kenapa hanya anaknya yang dikeluarkan? Juna juga sempat protes tentang hal itu, namun jawaban pihak sekolah sangat tidak memuaskan.

"Iya, itu teman anak bapak, tapi bukan dari sekolah ini, Pak," kata kepala sekolah.

"Bukan dari sini bagaimana? Jelas-jelas dia yang ada di foto itu," Juna menunjuk Deandra yang sedang duduk di antara kedua orang tuanya.

"Enak saja. He, Pak, malam itu, anak saya tidak kemana-mana. Dia saya hukum karena telat pulang sekolah selama beberapa hari. Malam itu dia saya hukum untuk tidak keluar kamar setelah makan malam. Jadi sudah pasti, itu bukan anak saya. Jaga mulut anda ya!" ibu dari Deandra tidak terima bahwa yang dimaksud Juna dalam foto itu adalah anaknya.

"Bapak boleh tidak terima, tapi jangan seret anak saya dalam masalah anak Bapak ini," kini giliran ayah Deandra.

"Sasa mengajak saya, Om. Tapi saya tidak mau. Dia sempat memaksa dan mengancam tidak mau menjadi teman saya lagi. Saya lebih baik kehilangan satu teman daripada harus kehilangan masa depan saya," bela Deandra yang semakin membuat Megantara geram.

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Where stories live. Discover now