Pulang

86.1K 5.9K 540
                                    

Akhirnya Salsa memperbolehkan Raina dan Dinda membuka pintu kamar mereka setelah semedi sekian lamanya. Dari pagi, Salsa terus saja mengajak mereka untuk nge-ghibah sebagai alibi bahwa dia tak mau keluar dulu. Baru satu jam sebelum ke bandara, akhirnya Salsa menyudahi aksinya dan mandi, sedangkan Raina dan Dinda sudah mati-matian menahan rindu yang mendalam pada kekasihnya.

"Salsa mana?" Juna berdiri di depan Raina dan Dinda untuk menanyakan dimana tunangannya berada saat ini. Dan benar saja, semalaman dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, berjam-jam dia memikirkan apa yang salah dengan dirinya, barulah setelah jam empat pagi dia bisa tidur, dan harus bangun jam enam pagi.

"Di dalam tuh, lagi mandi mungkin. Dari tadi ngajakin kita nge-ghibah mulu, sampai berbusa nih mulut gue." Omel Dinda.

"Tapi lo suka kan?" Tanya Juna meremehkan.

"Iya lah, ghibah kan memperpanjang umur. Kalau gak percaya lihat aja fakta-fakta psikologi. Udah ah, gue mau ketemu Dandi dulu, kangen." Dinda melangkah bersama dengan Raina menuju kamar sebelah.

Sedangkan Juna, dia harus melangkah masuk untuk berbicara dengan salsa. Juna menunggu tidak terlalu lama, hingga akhirnya Salsa keluar hanya menggunakan handuk sebatas dada dengan panjang sebatas paha. Yang Juna lihat pertama kali adalah ketika Salsa terkejut dan hampir berteriak kaget, namun Juna mendahului untuk bicara. "Sori sori, aku keluar. Jangan teriak, nanti aku dikira ngapa-ngapain kamu."

Salsa sedikit lega mendengar hal itu. Dia segera mengganti pakaiannya selagi Juna masih di luar, karena percaya atau tidak, Juna pasti ke dalam lagi, tapi sebelum Juna benar-benar masuk dan meraka hanya berdua di kamar, lebih baik Salsa saja yang keluar.

"Sal, aku mau bicara sama kamu." Juna menarik pergelangan tangan Salsa yang baru saja melewatinya tanpa meliriknya sedikitpun. Sakit rasanya.

"Give me time, nanti juga aku bakal ngomong sendiri. For now, don't say anything, i'm so lazy." Salsa melepas tangannya yang sempat Juna genggam.

"Oke." Jawab Juna singkat dengan sedikit kekecewaan. Juna masih diam di tempat kala Salsa meninggalkannya entah mau kemana.

[]

Sesampainya di bandara, mereka segera check-in. Sebelumnya, setelah pergi meninggalkan Juna, dia pergi bertemu dengan Saras, ingin mengucapkan selamat tinggal dan sampai bertemu kembali. Dia sempat sedikit cerita pada Saras, dan Saras bilang, "tanya dulu baik-baik, siapa tau kamu cuma salah paham. Terkadang bersikap lebih dewasa itu tidak terlalu buruk."

Saat para pramugari sedang melakukan aksinya dalam pesawat, Salsa membuka pembicaraan. Dia menatap Juna yang ternyata sudah lebih dulu menatapnya. "Kamu sudah mau ngomong?" Tanya Juna terlebih dahulu.

"Kamu nunggu?" Salsa malah bertanya balik.

"Iya. Dari semalam aku gak bisa tidur karena terus kepikiran apa yang sebenarnya yang udah aku lakuin sampai membuat kamu marah? Tapi nihil, aku masih belum tau jawabannya. Sampai akhirnya aku ketiduran jam empat pagi dan harus bangun lagi jam enam pagi. Saat aku lihat pintu kamar kamu, ternyata masih tertutup, aku masuk lagi, aku mikir lagi. Tapi ya udah lah, aku nyerah. Aku ngerasa gak nemu jawabannya. Dan aku beranikan diri untuk tanya sama kamu, dan ternyata kamu gak mau ngomong. Ya udah, itu konsekuensi aku untuk nunggu kalau mau tau jawabannya."

Juna berbicara panjang lebar tentang semuanya. Salsa jadi merasa bersalah, harusnya dia tak bersifat kekanak-kanakan dalam hal seperti ini. Harusnya dia bertanya dulu baik-baik, baru tau jawabannya dan bisa menyimpulkannya.

"I'm so sorry." Salsa menatap lurus ke depan dengan perasaan bersalah.

"No problem, dear. Cerita sama aku, apa aku nyakitin kamu? Hal apa yang udah aku lakuin sama kamu? Kalau kelewat batas, kamu boleh pukul aku, kalau kamu mau." Juna mengelus rambut Salsa dengan lembut dan mengecup pucuk kepalanya cukup lama.

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Where stories live. Discover now