Ujian

68.5K 4.7K 905
                                    

Hari ini adalah hari pertama Dimas bertugas untuk menjaga sang buah hati, ngapain woi? Salsa maksudnya. Sebenarnya tugas Dimas itu tak sesulit yang dia bayangkan, karena dia hanya perlu mengawasi Salsa saat di rumah dan menjaganya saat di luar rumah. Dan untungnya, Salsa jarang ke luar jikalau tidak ada yang penting. Jadi Dimas diuntungkan di sini, dia bisa berleha-leha di rumah besar ini. Tentunya sembari mencuri pandang pada, hm pembantu muda Salsa itu.

"Gue tinggal ke kantor ya, jaga istri dan calon anak gue!" Juna berpamitan sembari mengecup kening Salsa.

"Siap laksanakan, Pak Bos." Ucap Dimas seolah dilebih-lebihkan.

"Jaga diri kamu baik-baik ya, Sayang. Jaga anak kita juga, capek itu buatnya." Juna mengelus lembut perut Salsa yang mulai membesar.

Setelah Juna pergi, Salsa mengambil tempat duduk di depan televisi. Seperti orang kurang kerjaan, Salsa hanya mengganti dari channel ke channel.

"Sal, lo gabut bener dah. Dari tadi pindahin channel, bingung gue mau lihat yang mana." Dimas yang berada di sampingnya terdengar menggerutu.

"Gue kangen Juna." Salsa menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Yaelah, Sal, belum ada lima menit itu si Juna pergi, udah kangen aja."

"GUE KANGEN JUNA!"

"WADOHHHH IYA IYA GUE GAK BUDEK. Muka pas-pasan aja dikangenin." Kata-kata terakhirnya terdengar begitu lirih, namun Salsa masih bisa mendengarnya. Heran, ibu hamil ternyata semenyebalkan ini.

"Coba bilang sekali lagi!"

"Hehehe enggak, Bu, maaf. Suami Ibu tampan sekali. Jauh dibanding sama Manu Rios. Jauh lebih jelek maksud gue." Lagi-lagi Dimas merendahkan oktaf kalimat terakhirnya. Untungnya untuk kali ini Salsa tidak mendengarnya.

"Pinjam remot." Dimas mengambil alih remot yang ada di genggaman Salsa, tanpa sengaja pula kulit tangannya bersentuhan dengan kulit tangan Salsa. Dan lihatlah apa yang terjadi dengan Salsa sekarang.

"DIMAS!" Salsa berteriak melengking, membuat Dimas tutup telinga.

"Apa sih anjerrrr? Bingung gue, dari tadi penggaweanmu teriak-teriak mulu." Ucapnya sedikit menjauh dari Salsa.

"Kata Juna gak boleh ganjen!" Tutur Salsa mampu membuat Dimas semakin gila.

"Siapa yang ganjen, Sis? Sori lah ya, Eike gak doyan sama ibu hamil." Salsa malah tertawa lepas melihat tingkah Dimas barusan. "Nah kesurupan apa lagi ini?"

"Dimas, gue mau jalan-jalan."

"Nah loh, lihat deh, adaaaaaa aja yang diminta."

"Gak mau? Gue bilangin Juna loh. Gue bilangin kalau lo genit-genit sama gue, lo ganjen ke gue, lo mau cabul sama gue. Biar lo diajak berantem."

"Lo ngancam gue, atau pengen lihat gue sama Juna baku hantam?"

"Dimas, kenapa banyak omong ya? Lo kan cowok?"

"Yaelah dari tadi yang banyak bacot itu elu, pinter!" Dimas angkat tangan kalau ditugaskan menjaga ibu hamil. Dia ralat pemikirannya tentang semudah itu menjaga Salsa, nyatanya sulit nauzubillah.

(Temen-temen Muslim, kalau kata-katanya salah, mohon koreksinya ya:)

Hampir saja Salsa mau membuka mulutnya kembali, namun Dimas cepat-cepat memotongnya. Dia tau, Salsa pasti meminta sesuatu yang beda lagi. Tadi kangen suaminya, terus minta jalan-jalan, sekarang apa lagi? Kuatkan Dimas.

"Mau apa lagi?"

"Mau cium." Salsa menunduk lemas, lebih terlihat seperti sedang memelas.

"Lo gila? Lo mau gue dikubur hidup-hidup sama Juna? Gak cium-ciuman, nanti aja minta suami lo sendiri!"

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Where stories live. Discover now