Not Double Married

96.8K 6K 704
                                    

Salsa menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskan lagi, begitu seterusnya. Hari yang dinanti kini tiba, dia akan mempunyai dua pasang orang tua, dan akan pergi dari rumah ini. Membina rumah tangga baru, dan hidup bersama orang yang dicintainya.

Betapa gugupnya Salsa kali ini, dia membayangkan papanya akan menuntunnya ke altar nanti, mempercayakan dirinya pada seseorang yang telah menikahinya. Sekali lagi Salsa menghirup udara sedalam mungkin untuk menetralkan detak jantungnya yang semakin lama semakin cepat.

"Kamu kan sudah latihan sama papa, masa masih gugup saja?" Dewi menyisir rambut putrinya dengan lembut. Kesempatan satu kali seumur hidup ini tak akan Dewi lewatkan untuk memanjakan putrinya untuk terakhir kali. Karena setelah ini, tak bisa lagi dia memanjakannya, yang ada dia memanjakan cucunya.

"Salsa gugup, ma. Enggak tau kenapa? Dulu mama juga kayak gini saat nikah sama papa?" Salsa memegang dadanya yang semakin berdebar.

"Enggak sih, paling cuma pingsan waktu itu."

"Mama ih, aku serius, ma. Nanti kalau ada faktor keturunan gimana? Nanti kalau Salsa pingsan juga gimana, ma?" Salsa semakin ketakutan sendiri.

"Tetap tenang pokoknya, fokus, pikirkan saja bahwa masa depan kamu sedang menjemputmu nanti di altar pernikahan. Dia masa depan kamu, seseorang yang menemanimu hingga hari tua nanti. Ingat pesan mama, saling percaya, dan jangan egois. Itu kunci berumah tangga, Sayang."

Mendengar kata-kata mamanya, Salsa sedikit lebih lega, namun tak bisa dibilang banyak menghilangkan kegugupannya. Dia masih gugup, namun harus mantap. "Salsa siap, ma." Salsa meyakinkan dirinya sendiri.

"Siap ninggalin mama?" Dewi memasang mimik sedih yang dibuat-buat.

"Bukan, Salsa siap dijemput masa depan. Meski beda rumah sama mama, Salsa bakal sering main kok, ma."

"Sip deh, jangan lupa bikinin mama cucu sesegera mungkin."

[]

Salsa benar-benar gemetar saat tangan papanya menuntunnya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Salsa benar-benar gemetar saat tangan papanya menuntunnya. Ada seorang pangeran yang menunggunya di sana, tersenyum manis menyambutnya. Salsa tak berani menatapnya. Salsa lebih memilih menatap tangannya yang berada dalam genggaman papanya.

"Semoga berbahagia, Sayang." Brian berbisik pada putri tunggalnya yang akan meninggalkannya mulai saat ini. Dia harus merelakan putrinya bahagia bersama seseorang yang mencintainya.

Brian menatap Juna yang sedang tersenyum menatap putrinya, lalu dia menyerahkan Salsabila padanya. "Saya percayakan anak saya kepadamu. Bahagiakan dia, nak!"

Sesaat, tangan Salsa sudah berada di genggaman pangerannya. "Siap hidup mati denganku?" Bisiknya pada Salsa.

"Siap." Jawab Salsa mantap.

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum