Tua Vs Muda

51.1K 3.6K 790
                                    

Sasa terlelap sejak beberapa menit lalu, Marteen masih ada di sana menggantikan posisi Dona yang baru saja pamit pulang terlebih dahulu. Dona mengatakan bahwasanya Salsa dan Satya juga dalam perjalanan menuju ke sini.

Marteen terus memandangi wajah pulas Sasa. Sesekali dia tersenyum, ada segelintir memori terputar kembali di otaknya ketika dia berada di samping gadis itu.

Flashback on

Marteen memeluk erat tubuh gadis yang teramat dicintainya ini dari belakang, sama-sama memandang cantiknya rembulan yang ditemani bintang-bintang.

"Kak, terima kasih atas semuanya. Kakak datang di saat aku terpuruk dan membangkitkan aku kembali. Terima kasih sekali lagi, Kak. Aku mencintaimu." Ucap gadis itu dalam pelukan.

"Aku juga mencintaimu." Ucap Marteen begitu bahagia.

"Kak Marteen."

"Ya sayang?" Marteen bertumpu pada leher jenjang gadisnya.

"Jika aku pergi suatu hari nanti, Kakak harus janji padaku, Kakak harus bahagia." Air mata gadisnya mulai keluar dari pelupuk matanya.

"Gak, sayang, kamu kuat. Kamu baik, dan tuhan sayang dengan orang baik. Kamu akan tetap di sini, bersamaku." Marteen mencium lembut pipi kanan gadis dalam dekapannya.

"Tapi dokter bilang, umurku hanya tinggal beberapa bulan lagi, Kak. Gak apa-apa, aku sudah sangat berterima kasih pada Tuhan. Setidaknya sebelum aku kembali pada-Nya, aku masih dipertemukan dengan orang semanis dirimu. Menjadi milikmu merupakan semangat terakhirku. Kini jika aku dipanggil detik ini pun, aku akan pergi dengan kebahagiaan."

"No, baby. Jangan katakan hal itu. Kamu kuat, kamu harus bertahan. Kami semua masih mencari pendonor hati untukmu. Bertahan sebentar lagi, dan kamu akan sembuh seutuhnya, menjadi milikku seutuhnya." Marteen membalikkan badan gadis itu dan mulai meraih bibir pucatnya.

Flashback off

Memutar kembali kenangan itu membuat Marteen sedikit gelisah. Di satu sisi, kenangan itu mampu membuat dirinya rindu masa lalu dan tersenyum dengan sendirinya. Namun di sisi lain, kenangan yang sama mampu menggores hatinya untuk kesekian kalinya, lagi dan lagi.

Flashback on

Marteen menangis di bawah guyuran hujan malam. Di depan rumah besar ini Marteen berdiri menengadah ke atas melihat salah satu ruangan gadis yang baru saja menggores hatinya.

"Kiara, aku mohon turun dan jelaskan semuanya padaku, Ki." Teriaknya dari luar. Dinginnya hujan malam mampu membuat suaranya bergetar. "Kenapa tiba-tiba kamu mengakhiri semuanya, Kiara?" Sambungnya dengan isak tangis yang bercampur guyuran air hujan.

Marteen menyesal, dia harus pulang tepat saat gadisnya operasi. Setelah ditemukan pendonor hati untuk Kiara, Marteen pamit pulang. Lalu saat dia kembali, Kiara belum sadar hingga dua hari.

Hari ketiga Kiara koma, Marteen memutuskan untuk ke rumah sakit lagi. Marteen bahagia saat melihat Kiara sadar dan terlihat lebih baik dari sebelumnya. Namun betapa terkejutnya ia saat tiba-tiba Kiara mengutarakan kata berpisah dengannya. Bahkan dia tak tau letak kesalahannya dimana.

Setelah malam itu, Marteen mencoba kembali lagi keesokan harinya ke rumah Kiara. Namun lagi-lagi sial, satpam rumahnya berkata bahwa keluarga gadis itu pergi ke luar negeri kemarin malam, tepat setelah Marteen pergi.

Flashback off

Marteen mengusap wajahnya. Memori itu dengan lancang kembali dan mempermainkan emosinya. Gadis itu telah menjadi masa lalunya, dan dia harus melupakannya. Tiga tahun lamanya, kenangan itu terjadi saat Marteen masih berusia enam belas tahun, dan kini usianya sudah menginjak sembilan belas tahun. Harusnya tiga tahun, dia sudah bisa melupakan gadis itu.

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Where stories live. Discover now