Tonggak Awal

45.3K 2.8K 538
                                    

Sepulangnya mereka dari Yogyakarta, Salsa merasa dirinya malas untuk melakukan apapun. Setelah mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai, barulah dia merangkak naik ke atas ranjang dan menyusun bunga tidur.

Tapi belum lima menit terpejam, seseorang membuka pintu kamarnya dan langsung menjatuhkan tubuhnya di samping tubuh Salsa. Salsa membuka matanya dan melihat suaminya senyum-senyum padanya.

"Apa sih?" Kalimat pertama yang keluar dari mulut Salsa. "Gak jelas banget." Sambungnya.

"Aku bahagia." Dua kata yang begitu singkat, padat, tapi tak begitu penting bagi Salsa.

"Terus hubungannya sama aku apa, saudara Arjuna Megantara?"

Juna bergerak mendekat dan melingkarkan tangannya pada tubuh Salsa, merengkuhnya erat. "Akhirnya, kurang lebih sembilan bulan lagi aku akan gendong bayi."

Salsa menghela napas panjang, "belum tentu aku hamil, Arun." Diusapnya pipi Juna dengan lembut.

Satu kecupan manis mendarat di bibir Salsa, "aku terlalu yakin bahwa kamu akan hamil, Sayangku."

"Terserah kamu lah, yang penting kamu tanggung jawab. Awas aja ya, kalau misalnya aku nanti ngidam, tapi kamunya malah cuek-cuek aja. Aku gak akan mau tidur sama kamu sampai aku lahiran."

"Siap, Bu Bos. Ya udah, kamu lanjut istirahat aja, aku juga mau istirahat." Juna mulai mengusap-usap punggung istrinya sampai istrinya itu benar-benar terlelap dalam pelukannya.

Lain dengan yang di kamar berduaan, di lantai bawah sana, ketiga penghuni rumah sedang duduk di samping kolam dan mulai nge-ghibah.

"Mama bakalan hamil lagi kayaknya, Mbak." Ucap Satya yang sedang memberi makan ikan.

"Wih pasti tadi malam habis ritual ya? Jangan bilang kalian gangguin." Tuding Dona pada si kembar tengil.

"Sasa nih, Mbak, main gedor-gedor pintu aja. Papa sama Mama jadi terganggu mungkin."

"Enak aja, kalau Abang gak kejar-kejar aku, mana mungkin aku gedor-gedor pintu kamar Mami. Dia biang keroknya, Mbak." Sasa menunjuk Abangnya.

"Lagian kalian berdua ngapain kejar-kejaran?"

"Sasa curang, Mbak. Kita kan lomba main cacing, nah giliran aku, dia ganggu aku mulu sampai aku kalah. Kesel dong jadinya. Aku kejar keliling villa."

"Kira-kira kalian mau adik apa? Laki atau perempuan? Kalau menurut Mbak sih enak kembar. Setuju gak?"

"Setuju sih, tapi ya terserah Mami lah, eh terserah Tuhan maksudnya. Kalau Tuhan nitipin anak kembar lagi ke Mami ya kita bersyukur aja." Pungkas Sasa sebelum dia pamit menuju kamarnya.

"Mbak, aku mau istirahat dulu ya, capek."

"Oke, Cil. Kamu gak istirahat juga, Mas?"

"Iya deh. Nanti jam lima bangunin ya, Mbak." Pinta Satya.

[]

Dering telpon di nakas membuat Juna terbangun dari tidurnya. Dia melepaskan tubuh Salsa dari pelukannya dan menerima panggilan masuk itu.

Ternyata dari ayahnya. Juna harus ke rumah ayahnya sekarang juga karena ada yang perlu dibicarakan. Segera Juna beranjak ke kamar mandi sebelum pergi menemui ayahnya.

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang