Ranti or Dean?

14.9K 1.6K 279
                                    

Oh ya maaf banget ya buat semuanya
Aku mau nambah tokoh lagi. Sumpah ya otakku ga fungsi setelah sekian lama. Bingung aja gitu gimana cari chemistry nya. Alurnya aja aku lupa🤧 menyakitkan!

Enjoy!!

♥️♥️♥️

Di meja makan yang penuh dengan story telling Sasa, semuanya diam dengan sibuk mendengarkan. Terkadang Satya lah yang berkomentar atau bahkan menyanggah penuturan adik perempuannya. Juna juga kadang suka memacu pertikaian dan adu mulut. Hanya Salsa yang alim saat makan.

"Masa nih ya, pas Sasa tanya apa sih motif dia deket-deket sama Sasa, jawabannya enteng banget. Ya karena gue suka sama lo." Tuturnya sambil menirukan gaya bicara seseorang yang sedang dibicarakannya.

"Tapi kan Sasa gak mau pacar-pacaran dulu. Sasa mau fokus sekolah, fokus ghibah sama temen-temen, fokus semuanya yang penting bukan pacaran." Dia terus berbicara, masih belum ada yang memotongnya.

"Dan asal kalian semua tau ya, dia nembak Sasa, tapi Sasa tolak. Padahal udah Sasa bilang, Sasa gak mau pacaran." Dia tiba-tiba berhenti.

"Kok gak ada yang menanggapi? Pada gak dengerin aku ngomong ya?"

"Ntar kalo dipotong omongannya, marah-marah. Dengerin dulu, jangan main potong aja ihhhhhh." Satya menirukan gaya bicara adiknya.

"Ya udah sekarang waktunya menanggapi."

"Dia marah gak, lo tolak?" Tanya Satya.

"Enggak, dia masih baik. Masih bayarin aku makan banyak."

"Ya bagus deh. Jangan sampe ya lo nolak seseorang tapi dengan kata-kata kasar atau apa gitu, yang sekiranya bisa membuat orang lain sakit hati. Karena siapapun itu, dia pasti punya perasaan. Gak ada satupun orang yang mau disakiti, gak ada satupun orang yang mau sakit hati. Jadi kalo gak mau tersakiti, ya berusahalah untuk tidak menyakiti orang lain."

"Lihat, Yang. Itu barusan ilmu pengetahuan yang aku turunin itu." Sombong Juna pada Salsa yang seolah tak mau tau.

"Bohong, Ma. Orang Satya cari di YouTube kok." Mampus!!! Satya menepisnya sendiri. Baginda papa itu mantan pembohong besar.

"Gua potong uang jajan, baru tau rasa lo ya."

"Bang, aku lupa. Ayo berangkat, antar aku ke rumah Om Bayu dulu." Sasa terlihat buru-buru setelah baru saja mengingat sesuatu yang sempat dilupakannya.

"Mau ngapain?" Satya bertanya sembari berdiri menggendong tas di sebelah pundaknya.

"Papi, Mami, Sasa sama Abang berangkat dulu, see u." Sasa mencium pipi kedua orang tuanya secara bergantian. Setelah itu, dia seret abangnya untuk berjalan lebih cepat ke garasi. "Ayo, Abang, jangan males." Kini dia dorong tubuh Satya yang secara sengaja tak mau bergerak, di tengah pintu.

"Mamiiiiiii!!! Satya nih, Mi, gak punya kuping!"

Mendengar teriakan adiknya dari radius dekat itu, telinga Satya jadi ngilu sendiri. Membuatnya terpaksa berjalan ke garasi. "Gue tanya gak dijawab, mau ngapain ke rumah Om Bayu?" Ucapnya sembari memberikan sebuah helm pada Sasa.

"Mau berangkat sama Alana."

"Cuma itu?"

"Iya, kemarin udah janjian."

"Apa bedanya berangkat sama gue? Lo mau keluyuran ya?"

"Ngawur banget sih, Bambank!"

"Berangkat sama gue aja. Kalo gak mau, ya udah gak usah sekolah."

"Dih egois, kan aku mau sama Alana."

"Kakak lo siapa sih? Gue kan? Ya udah mau gak mau harus berangkat sama gue. Titik, no debat!!!"

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Where stories live. Discover now