Menikah?

94.6K 5.9K 209
                                    

Besok siang adalah waktu dimana mereka semua harus kembali ke Jakarta. Dan malam ini, dinginnya angin malam di pantai Kuta menemani mereka yang sedang bersenandung. Candra yang dengan percaya dirinya bernyanyi sembari berjoget, membuat teman-temannya kadang tertawa dengan tingkahnya.

Di tengah keasikan yang mereka rasakan, Arjuna Megantara harus menerima panggilan telpon. Lama sekali, dan kenapa harus menjauh dari mereka? Salsa bangkit dan mendekatinya.

"Sayang dong."

Salsa merasa tercekik mendengar kalimat singkat itu keluar dari mulut Juna. Ingin pergi menjauh, namun hasratnya masih ingin mendengar lagi apa yang Juna bicarakan pada seseorang di telpon itu.

"Jangan kening, aku cium bibir aja".

Tidak, ini tidak bisa didengarkan lagi. Bisa-bisa telinga Salsa kebakaran mendengarnya. Salsa harus pergi, dan tentang apa yang terjadi setelah ini, biarkan sesuai mood Salsa saja.

Salsa kembali bergabung dengan mereka dengan raut muka yang tidak bisa mereka tebak. Satu-satunya orang yang sangat paham dengannya biasanya adalah Arjuna Megantara. Tapi kini, dia lah pelakunya, dia yang merubah mimik muka ini.

"Sal, lo kenapa sih? Tadi biasa aja deh perasaan. Kenapa sekarang kayak baju kusut gitu?" Tanya Raina yang pertama kali menyadari perubahan raut wajah Salsa.

"Gak kenapa-kenapa, gue balik ke hotel dulu ya?" Salsa pamit sebelum Juna datang. Namun niatnya harus terhenti karena Dimas.

"Lo ada masalah?" Tanya Dimas yang sepertinya mengerti dengan sikap Salsa.

"Enggak, di sini dingin. Mending gue balik beres-beres, besok kita harus pulang." Salsa benar-benar meninggalkan mereka. Tak lama setelah Salsa pergi, Juna datang dengan senyum-senyum sendiri.

"Gak jelas emang. Satunya bete, satunya senyum-senyum sendiri." Celetuk Bayu di samping Raina.

"Apaan?" Juna yang baru datang tentu tidak mengerti apa yang terjadi sebelumnya.

"Ya itu, tunangan lo mukanya bete banget, elu nya senyum-senyum sendiri. Nah kan gak jelas lu berdua."

"Lah Salsa mana?"

"Balik ke hotel."

"Kenapa?"

"Ya mana gue tau." Jawab Bayu.

Candra berhenti bergoyang, dia mendekati Juna dan menepuk pundaknya, "lo ada masalah sama dia?" Tanya Candra, dan Juna geleng-geleng. Rasanya dia tak ada masalah sebelumnya.

"Soalnya tadi saat lo terima telpon, lo menjauh kan lama banget, gue lihat dia nyusul, tapi bentar terus balik. Balik itu mukanya beda dari sebelumnya, ya gue pikir kalian berantem." Jelas Candra.

"Kok gak jelas banget?" Pikir Juna.

"Lah emang gak jelas. Mending sekarang lo susul dia deh. Lo telponan sama siapa sih? Lo salah ngomong kali, pas dia nguping." Ucap Dimas sambil mengambil alih gitar yang semula ada di Dandi.

"Gue ngomong apaan yaelah, orang gue telpon sama mamanya tuh. Katanya sepulang dari Bali, gue kawin."

"UUUUUU WHATTT? Mama Dewi kok gak pernah ngomong sama gue?" Dandi kaget dong.

"Ya soalnya lo gak penting." Jawab Juna enteng.

"Matamu! Gue ini keponakannya yang paling ganteng, masa gak diajak rundingan dulu sih? Harusnya tuh bicara dulu sama gue."

"Lo mau apa? Mama sama papanya udah pada kasih restu kok." Jawab Juna tak terima.

"Bukan gitu masalahnya, harusnya itu gue sama Dinda dulu yang kawin cuk." Dinda tersipu malu mendengar Dandi berbicara seperti itu. "Ngapa jadi lu berdua duluan? Wah gak terima nih gue. Mending gue minta mama untuk siapin pernikahan gue aja. Gue mau kawin juga, di hari yang sama. Double wedding."

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Where stories live. Discover now